"KEMOSABE, JUMP ON IT, JUMP ON IT, JUMP ON IT!"
Kerumunan semakin padat membentuk lingkaran untuk menonton gadis itu menari dengan atraktif bersama beberapa orang lain yang sepertinya hanya ikut-ikutan.
"CUSTER, JUMP ON IT, JUMP ON IT, JUMP ON IT!"
Melihatnya berputar-putar, melompat; tubuhnya yang ringan seperti kapas, tanpa sadar Harish mengangguk-anggukan kepalanya mengikuti lirik lagu. Benar-benar mengembalikan masa-masa itu. Saat ia dan teman-temannya menirukan suara Indian-nya dan mengulang kata jump on it-nya keras-keras, di mana saat itu ia menari dengan ke dua tangannya di atas kepala, berputar dengan gerakan konyol lainnya. Gadis asing itu membawanya kembali ke masa-masa sebelum dirinya berubah menjadi seorang bajingan gila.
"APACHE, JUMP ON IT, JUMP ON IT, JUMP ON IT!"
Natlia terlihat menari-nari seperti zombie di sisi yang berseberangan dengan dandanan anehnya; make up mencolok dengan lipstik merah muda terang dan riasan mata berkilauan; wig kribo berwarna ungu terang, sweater pendek yang memperlihatkan perutnya, dan celana ketat berwarna pink. Sambil bergelantungan di bahu seorang lelaki yang tidak memakai kostum, seolah ditarik paksa datang ke pesta pacarnya sendiri tanpa persiapan apa-apa. Laki-laki yang malang, pikirnya sambil menggeleng-gelengkan kepala.
"A-HUNGA- HUNGA- HUNGA- HUNGA!"
Kembali pada lady rocker yang masih menari, seorang berjaket denim biru oversize merangkulnya dan mereka menari berpasangan sementara yang lain tampak sibuk dengan gaya masing-masing.
Siapa orang itu? Pacarnya?
Orang itu bahkan memamerkan keahlian break dance-nya dan mengumpulkan sorak tepuk tangan meriah saat dia berputar-putar dengan punggung di lantai dan kaki tangan di atas. Begitu si rambut merah kembali ke tengah-tengah lagi setelah mengambil minuman dari tangan temannya. Tarian mereka semakin serius setelah si jaket denim biru mengulurkan tangan dan si rambut merah meraihnya lalu tubuhnya 'menggelinding' pada lengan si jaket biru denim yang langsung menyambut tubuhnya yang sengaja ia jatuhkan pada dekapan lengan orang itu.
Mentalnya tidak benar-benar siap ketika si jaket biru denim memutar tubuh gadis iu tiga ratus enam puluh derajat dalam satu lompatan; semua orang langsung bersorak hingga bahkan bertepuk tangan saat Harish malah menahan nafas mengira akan ada yang terjatuh. Tapi, tidak. Putaran itu benar-benar mulus; kaki gadis itu berada di atas dengan lurus tegak dan kepalanya di bawah selama beberapa detik sebelum si jaket denim biru mengembalikannya ke daratan dan kemudian keduanya bersorak.
Itu terlalu bagus untuk pertunjukan dadakan di klub dan mereka telah mencuri panggung dengan sangat sempurna. Sang Lady rocker masih berada di tengah-tengah lantai dansa saat kerumunan mulai bubar dan dia sedang berbicara dengan si jaket biru denim; lalu mereka berpisah; bersamaan dengan berpindahnya penonton kembali ke tempat tongkrongan mereka sebelumnya; pertunjukan pun berakhir. Harish masih berdiri di tempatnya dengan segelas Bourbon Whiskey; dengan satu ide yang brilian: ia ingin mencuri si rambut merah dari pesta, apa pun resikonya.
"Harish, kamu ke mana saja? Aku mencari kamu sejak tadi," kata seorang perempuan yang tiba-tiba memeluknya dari belakang saat ia ingin menghampiri gadis berambut merah.
Harish mendengus lelah.
Tapi si rambut merah sudah tidak ada. Dia mengilang hanya dalam beberapa detik ia meladeni perempuan tidak tahu diri ini. Namun belum ada kata menyerah untuk mendapatkan sesuatu yang ia inginkan.
Harish menyingkirkan kedua tangannya yang memagut bahunya dengan posesif. Lalu meninggalkannya di sana. Tapi, dia dengan nekat bergelantungan pada tubuhnya dan mulai mengganggu sekitarnya sampai Harish terpaksa keluar dari keramaian.
Perempuan itu terus mengikutinya dan meneriakan namanya sepanjang jalan; dan ia jadi tidak benar-benar ingin menghabiskan malam ini dengannya walaupun tadi ia sempat benar-benar mengharapkannya segera datang. Memancing perhatian beberapa orang termasuk seseorang yang paling tak ingin Harish temui; si perempuan gila yang langsung saja menghampirinya, bertingkah ingin mempermalukannya lagi.
"Apa kabar, Harish?" sapanya dengan senyum sumringah.
Kutukan apa ini? gerutu Harish yang akhirnya lebih memilih untuk meninggalkan klub saja ketimbang berada di tempat yang sama dengan si perempuan gila yang bernama Jessica itu.
"Kamu mau ke mana?" protes Jessica saat Harish memutuskan untuk pergi tanpa perlu menanggapinya.
Perempuan itu selalu mengusik hidupnya; dia bahkan meneror ibunya untuk menuntut pertanggungjawaban atas kesalahan yang tidak Harish lakukan.
Tapi, perempuan itu menarik jaketnya dan terjadilah adegan tarik menarik di mana Harish yang bahkan tak ingin bicara dengannya apalagi disentuh olehnya benar-benar gusar.
"Jangan menyentuhku!" teriaknya pada perempuan gila itu berusaha melepaskan dirinya.
Tapi, Jessica tak menyerah; ia terus mengikuti Harish dengan tak puas.
"Kamu pikir kamu bisa hidup tenang setelah apa yang kamu lakukan?!" teriak Jessica.
"Berhentilah menyalahkan orang lain atas kebodohan yang kamu lakukan!" balas Harish. "Kamu masih beruntung aku tidak membalasnya karena hidup kamu sudah terlalu menyedihkan!"
"Brengsek!" teriaknya lagi hendak menerkam Harish lagi dengan jari-jari lentiknya yang dicat biru tua –itu terlihat sangat menakutkan.
"Kamu yang mengundangku ke tempat terkutuk itu!" tuntutnya lagi; tampaknya ia begitu putus asa.
"Dan seharusnya kamu tidak datang! Sekarang simpan saja harga diri kamu kalau kamu masih menganggap itu berharga."
"Aku benar-benar berharap kamu membusuk di neraka, Harish!"
Akhirnya Jessica menyerah; ia pergi dengan membawa amarahnya
Reminder:
Kalian bisa baca semua novelku di blog untuk pengalaman membaca tanpa iklan video wattpad yang terlalu lama saat peralihan chapter. (LINK BLOG ADA DI PROFIL -tinggal klik aja)
Update chapter di blog lebih cepat karena aku mempunyai lebih banyak pembaca di sana.
Jangan lupa VOTE dan COMMENT nya untuk bantu cerita ini naik ya. Dukungan kalian sangat berarti, sekecil apa pun itu. Thanks
KAMU SEDANG MEMBACA
MY EVIL BOSS : HE TAKES IT ALL (New Version)
Romance[21+] "Laki-laki pertama tidak selalu jadi yang terakhir. Siapa peduli? Jadi apa yang kamu takutkan? Kita hidup di dunia yang seperti itu. Malam ini dengan si A, besoknya dengan si B. Tahun ini pacaran dengan si C, tahun berikutnya dengan si D, si E...