2007, Kellan, Laura dan Gretha lulus dari universitas. Sementara Kellan menetap di Frankfurt untuk terus sekolah dan menolak tawaran Andreas Salim karena ingin menjadi seorang dosen. Sedangkan Gretta pindah ke Swiss selama beberapa tahun. Laura memutuskan pulang ke Indonesia dan Kellan merekomendasikannya untuk bekerja di perusahaan Keluarga Salim; saat itu ia langsung bekerja pada tahun 2008. Dua tahun kemudian dia menikah dengan kekasihnya.
Laura sudah bekerja di sana sekitar tiga – empat tahun dan menikah setahun sebelum dia dan Harish bertemu lagi. Namun keadaan sudah jauh berbeda. Harish berusia dua puluh empat tahun; seseorang yang telah tumbuh dewasa dengan tidak begitu baik. Namun, meski reputasinya buruk, Harish yang berbadan tegap dan atletis dengan wajah tampan, adalah godaan memikat yang sulit dihindari. Buktinya banyak sekali perempuan bodoh yang terjerat oleh pesonanya.
Sedangkan Laura dua puluh tujuh tahun. Seorang wanita karir yang terlihat serius di berbagai kesempatan karena mempunyai bos seperti Andreas Salim. Karena sudah menikah, ia tak terlalu menanggapi Harish yang kembali mencoba untuk akrab dengannya. Namun justru karena itulah Harish menjadi tertantang dengan mengingat penolakan yang pernah ia terima dulu dan sekarang pun ia masih mendapatkan reaksi yang sama –kali ini karena Laura sudah menikah.
Laura adalah wanita yang bisa mengendalikan dirinya dengan baik; pada awalnya. Ia tetap menganggapnya anak kecil hanya karena selisih tiga tahun itu dan sikap Harish masih saja kekanakan. Dia mencari masalah dengan iparnya, seringkali datang ke kantor dalam keadaan teler dan bahkan pernah ketahuan menyuntik dirinya sendiri di jam kerja.
Suatu kali, Laura memergokinya sedang bermesraan dengan salah seorang pegawai ayahnya.
"Ya Tuhan, Harish, apa kamu tidak bisa berkelakuan wajar sedikit?" celetuknya, benar-benar mengacaukan pemandangan mesum di depannya.
Pegawai wanita yang terperanjat melihat Laura datang langsung berlari kocar kacir dengan pakaian yang belum terpasang sempurna di badannya.
"Aku belum keluar. Terima kasih sudah membuatku sakit kepala," kata lelaki itu padanya dengan kurang ajar.
Laura hanya memutar matanya. "Bukan urusanku," tandas dia. "Aku datang ke sini untuk memberitahu ayahmu punya pertemuan penting dengan investor. Dia ingin kamu menemaninya. Tiga jam lagi. Aku harap pada saat itu kamu sudah tidak kelihatan sakau."
"Aku tidak mau," balas Harish acuh.
"Terserah," balas Laura bersiap untuk pergi.
"Kecuali kamu mau melakukan sesuatu untukku," kata Harish, terdengar membujuk.
"Apa?"
"Aku ingin kamu menggunakan mulutmu yang ketus itu untuk menghisap milikku daripada berbicara yang tidak perlu," jawab pria itu melirik ke bagian bawahnya sendiri dengan senyum kurang ajar dan mendapati reaksi kesal Laura, ia malah tertawa terbahak-bahak.
"Cari saja mulut yang lain!" tandas Laura berteriak dan segera memutar badannya.
"Kamu baru saja membuatnya pergi," cetus Harish acuh. "Seharusnya kamu bertanggung jawab, Laura."
Laura tidak lagi mempedulikannya akan tetapi sebelum ia membuka pintu dan keluar, lelaki itu mengatakan sesuatu yang membuat ia kembali menoleh padanya.
"Aku menyukai kamu," Harish menatapnya seolah-olah serius. "Dulu. Tapi, kamu menolakku dengan kejam."
"Jangan bercanda. Kamu hanya anak kecil yang penasaran," kata Laura. "Dan aku melepaskan rasa penasaran kamu. Itu cukup adil."
Harish terkikih. "Tapi, sungguh aku tidak bisa melupakannya karena itu pertama kalinya seorang gadis menghisap milikku dengan begitu bersemangat," katanya lagi. "Kamu mengajariku semuanya dalam satu malam dan mengeksploitasi anak di bawah umur untuk melakukan hal-hal dewasa. Bisa dibilang kamu memperkosaku sebelum keesokan paginya kamu membuangku di pinggir jalan. Kamu kejam, Laura."
"Maaf, Harish. Aku harus mengatakannya lagi. Kamu bukan tipeku dan sekarang aku menikah," tandasnya.
"Menikah tidak akan menghalangi kamu. Percayalah," ujar lelaki itu, berdiri dari kursinya dan menghampiri Laura sampai ke depan pintu. "Saat itu kamu juga mempunyai seorang pacar yang tidak tahu kamu membawa masuk laki-laki lain dan aku percaya, selain aku kamu juga sering melakukan itu dengan pria-pria yang kamu temui dalam keadaan mabuk."
"Kamu sangat tidak sopan...," Laura bergumam; rasanya ia ingin menampar mulut yang selalu mengucapkan kata-kata kotor dan kasar itu.
Apalagi berkata seenaknya tentang masa lalu seseorang.
"Jangan munafik," kata lelaki itu. "Sebenarnya kita sama saja. Sebelum kamu menikah, kamu adalah orang yang sama denganku. Selalu... menginginkan suasana yang berbeda setiap saat karena mudah merasa bosan. Kita adalah... pecandu seks. Kita tidak butuh pernikahan. Kita tidak butuh hubungan yang serius. Kita juga tidak butuh cinta."
Laura tidak membantahnya. Namun, sebelum sempat ia menjauh, lelaki itu mendapatkannya lewat satu ciuman yang tak bisa ia tolak. Padahal tepat di depannya, bibir itu baru saja mencium gadis lain.
"Pikirkanlah sekali lagi," ujarnya setengah berbisik di depan wajahnya. "Jika kamu tertarik, aku ada di lantai empat setelah jam kerja selesai. Kamu akan merasakan versi terbaru diriku setelah tujuh tahun berlalu. Aku bukan pria kecil lagi, Laura. Tidak ada lagi bagian dari tubuhku yang bisa disebut 'kecil'."
Tidak butuh waktu lama bagi Laura untuk memikirkannya. Sejak mereka bertemu lagi, Laura memang waspada karena ia bukan lagi anak kecil tapi pria dewasa dengan visual yang menggiurkan. Pertahanannya akhirnya runtuh. Sebelum akhirnya ia memutuskan untuk menemui Harish di kamar lantai empat The Emperor Hotel, ia melepaskan cincin pernikahannya.
Reminder:
Kalian bisa baca semua novelku di blog untuk pengalaman membaca tanpa iklan video wattpad yang terlalu lama saat peralihan chapter. (LINK BLOG ADA DI PROFIL -tinggal klik aja)
Update chapter di blog lebih cepat karena aku mempunyai lebih banyak pembaca di sana. Jangan khawatir, tampilan blog aku hampir sama seperti interface webnovel pada umumnya.
Jangan lupa VOTE dan COMMENT nya untuk bantu cerita ini naik ya. Dukungan kalian sangat berarti, sekecil apa pun itu. Thanks
KAMU SEDANG MEMBACA
MY EVIL BOSS : HE TAKES IT ALL (New Version)
Storie d'amore[21+] "Laki-laki pertama tidak selalu jadi yang terakhir. Siapa peduli? Jadi apa yang kamu takutkan? Kita hidup di dunia yang seperti itu. Malam ini dengan si A, besoknya dengan si B. Tahun ini pacaran dengan si C, tahun berikutnya dengan si D, si E...