sudah dua hari semenjak Naya putus hubungan dengan Rafael , Rafaelnya benar benar pergi. Naya sekarang berada dirumah Ael , hanya ada Ael sekarang Disana. "gue gajadi jalan sama Anya , dia ada kesibukan" ucap Ael mmberitahu. "lo kenapa? ada masalah ?"
"El.. Rafael hilang" Ael mengerti sekarang , cowok dengan hoodie lilac yang melekat ditubuhnya itu membaringkan diri dilantai , menatap Naya yang menangis tak berhenti sejak tadi. "Nay , ngepet yu ?" Naya tak bias menahan tawa nya , ia melempar tisu yang penuh dengan airmata dan ingus nya itu ke wajah Ael.
"buset , somplak lo." umpat Ael. Naya tertawa kecil disela tangisannya , ia menghapus air mata itu. "coba sabar dulu kali aja Rafael butuh healing buat legain perasaan kecewanya sama lo"
"El , gue bias gamon kalo gini" ucap Naya mengeluh. "makanya cari cowo lagi , gapapa , kok. lo jadiin cowok itu benda buat lo lupain Rafael"
Naya menggeleng cepat. "ga. jahat banget gue , gue udah jahatin Rafael sama perasaannya , gamau lagi , El." Ael bangkit dari rebahannya kemudian meminum segelas air putih. "gini ya , Nay. gue udah berpengalaman soal pacarana. dan soal gamon - gamonan , gue juga pernah ngerasain hal itu. dan itu normal karna lo putus disaat perasaan kalian berdua masih ada untuk satu sama lain"
"emang perasaan Rafael ke gue masih ada ? gamungkin la , El"
"Rafael lagi terbawa emosi. makanya gitu"
***
"Rafa pulang." ucap Rafael memasuki rumahnya. "Rafael ! papa udah tau semuanya , kenapa bisa , Rafaeell ??" Tanya Kalan heboh , kala ia mengetahui putra nya itu sedang kacau karna putus hubungan. "Naya cewek murah , Pa"
"Rafael mau ke kamar , dulu ya" namun Kalan menahan bahu putanya kemudian membalikkan badan Rafael. "kita Bakal pindah ke bandung besok "
"hah ? kenapa tiba tiba banget ?" tanya Rafael dengan kening yang bertaut."papa gamau kamu larut dalam kesedihan , dan akhirnya malah gagal move on , kamu harus belajar tanpa Naya , ya"
"ya" jawab Rafael singkat , kemudian cowok itu melangkah pergi dari sana.
***
"Yashhh !" seru Geva saat ia berhasil membongkar semuanya , ralat. bukan ia yang melakukan , ia hanya menyuruh.
"puas lo ?" tanya cewek yang wajahnya dipenuhi rasa bersalah , karna telah membuat hancur adik sepupunya sndiri. orang itu , Keysha Caca Gelvaona. "puas lah , Vaona ! gila , akhirnya gue bias nyusul Rafael ke bandung , dan bakal selalu ada buat dia , dan ngambil hati dia !"
Caca enautkan keningnya. "Rafael kebandung ? ngapain ?"
"gue udah suruh om Kalan buat pindah ke bandung , dengan alasan supaya Rafael bias cepat mupon dan ga gamon sama tu cewek"
"sekarang hapus foto itu" suruh Caca. Geva menghentikan tawa nya , kemudian mengambil ponsel genggamnya. Geva mengancam Caca dengan foto Caca yang sedang mabuk didalam salah satu bar di Jakarta , hal itu membuat Caca panik dan menuruti segala hal yang diminta oleh Geva.
"done"
***
Naya memasuki kamarnya , ia tidak melihat Dewi ataupun Caca Disana. "Naya" panggil Auli. kemudian cewek bertubuh pendek itu menoleh. "iya , tante ?"
"ada mamah kamu" Naya menghelah nafas , rasanya ia ingin menangis sekencang mungkin sekarang , dunia Naya hancur , benar benar hancur. "iya , Tan. habis ini aku ke mamah" Naya melepas kunciran rambutnya , kemudian menaruh tas dan jaketnya.
ia keluar , kemudian ikut duduk dihadapan Liana , wanita itu datang sendiri tanpa Topan ataupun Dimas. "mamah ngapain kesini ? mau jemput Naya ?" Liana terdiam , saat mendengar suara lembut Naya. sekarang anaknya itu tersenyum
"iya , Nak. mama mau jemput kamu , kamu mau ya ?" Naya mengangguk kemudian kembali tersenyum. "bentar , ya ma. aku mau beresin baju aku dulu" Naya bangkit kemudian menuju kamarnya , untuk bersalin pakaian dan menyiapkan segalanya.
"Liana ! anak lo anjir !" pekik Auli tertahan kemudian menatap Liana tak percaya. "mungkin Naya udah sadar"
tak berselang lama , Naya keluar dengan tas lumayan besar di tangannya. "ayo ma , aku mau istirahat soalnya." Liana mengangguk. Naya menyalimi tangan Auli dan Farid yang baru saja datang. "Naya , muka kamu kenapa merah ?"
"gapapa , ma"
***
"KAK ?!" pekik Dimas kuat saat melihat kehadiran ibunya dengan Naya. "Kak ? ini lo?.." tanya Dimas yang sudah berapa dihadapan Naya sekarang. "ini jin qorinnya Naya , Dim. gila lo" balas Naya cuek. "hehe ! maaf , soalnya , Dimas ga percaya , kak. ayo , ke kamar , kamar lo masih bersih , diberesin terus sama bibi"
Dimas mengenggam tangan Naya , Naya ikut saja , ia merasa genggaman tangan itu sangat lembut dan hangat , ia nyaman. namun Naya tidak dapat menyangkal kesalahan Dimas dimasa lalu , Dimas yang bukan adik kandungnya.
"nih , masih sama , kan ?" Dimas membukakan pintu kamar Naya , Naya mengangguk kemudian tersenyum kecil. ia menghidupkan ac kamarnya , kemudian merebahkan dirinya , ia ingin menangis lagi. "Dim , keluar yaa ? gue mau istirahat , capek banget"
"iya , kak. nanti malem keluar ya , kita makan malam bareng" Naya mengancungkan jari jempolnya. "siapp !"
setelah Dimas keluar , Naya memeluk gulingnya , kemudian kembali meluapkan tangisnya Disana. ia masih membutuhkan Rafael sekarang. handphone cowok itu tidak aktif , semakin membuat perasaan Naya campur aduk. "Rafael.. aku masih butuh kamu.." ucap Naya disela sela isakannya.
ting
Naya mengambil hp nya , berharap Rafael yang membalas pesannya. namun nukan , itu Aska , bukan Rafael.
aska :
Naya , lo dimana ?
anda :
dirumah gue , ka. kenapa ?
aska :
Rafael pindah ke bandung
Naya kehilangan akalnya , ia melempar asal ponsel itu , hingga membuat benda bermerk apel itu hancur akibat terkena kaca. Dimas masuk , karna terdengar suara pecahan kaca sampai keluar. "Kak what are u doing ?" tanya Dimas panik kemudian memeluk kakak nya.
Dimas merasakan getaran hebat dari tubuh kakaknya , perasaan bersalah itu kembali menghinggapi dirinya. "kak , tenang kak , tenang"
Naya hanya diam membiarkan Dimas mengelus elus rambutnya , "Naya ? kamu kenapa ?" tanya Liana ikut masuk kedalam kamar. "ma... dia ninggalin aku.."
***
UDAH KALI YE , PENDEK DULU LAGI MAGERR.
KAMU SEDANG MEMBACA
NAYA & RAFAEL (COMPLETE)
Teen Fiction"Kita putus, itu kan yang lo mau ?" - Rafael Pratama ------------- Ini tentang Anaya Alfauziah dan Rafael Pratama, dua remaja yang dipertemukan pada kelas 10, dan berlanjut hingga kelas 12 meskipun dengan penuh lika liku yang keduanya harus jalani. ...