waktu berjalan sangat cepat , sekarang sudah dua hari setelah Rafael mendapat nasehat dari Aska , ia bingung bagaimana selanjutnya jika ia bertemu lagi dengan Naya , apa harus ia melakukan apa yang sudah disarankan oleh sahabatnya itu ?
Rafael menghelah nafas berat , ia bangkit dari kursi balkon kemudian kembali masuk kedalam kamar , ia menaruh vape nya di atas nakas , mengambil hoodie hitam nya kemudian menuju meja kaca bulat yang ada ditengah tengah kamar.
Rafael mengambil kunci mobilnya , sebelum benar benar pergi dari apartemen itu , ia menatap sebentar 2 botol wine yang sangat menggodanya , Rafael menepuk pelan jidatnya , ia harus focus berfikir dan berkendara menuju rumah Naya.
Rafael memasuki mobilnya , kemudian langsung menancapkan gas dengan jantung yang terus berdetak tak karuan.
***
"ikut gue ke café , gue mau ngomong sesuatu" ucap Rafael kepada Naya yang berdiri tanpa menatapnya di ambang pintu. "ga , gue ada kerja kelompok dirumah temen" Rafael membuang wajahnya kesembarang arah , tanpa diperhatikan pun wajah Naya masih sangat cantik , tak jauh berubah , semakin cantik.
"jangan banyak alasan , gue ga nerima bantahan" sahut Rafael dingin.
"lo siapa ? lo bahkan ga berhak ngatur ngatur gue. dan lo juga ga berhak apapun atas gue" kini Naya mendongakkan kepalanya , ia menatap tajam mata coklat Rafael. "gue mau ngomong sama lo , just it."
"gue ga-"
"jangan batu bisa ga ?!" nada Rafael naik satu oktaf , Naya menutup pintu dengan sangat kencang , hingga memuat bunyi yang sangat nyaring. Rafael mengusap kasar wajahnya , ia menyesali perbuatannya yang telah membentak Naya tadi.
"Naya , sorry please.. keluar , gue butuh waktu buat ngomong sama lo , Naya."
"jangan ganggu gue lagi Rafael.. please.. gue udah nyakitin lo , pergi sekarang.."
"nyatanya gue gabisa apa apa tanpa lo" ucap Rafael dengan rahang yang mengeras , ia menahan emosinya sejak tadi.
"gue jadi orang batu kaya dulu lagi tanpa adanya lo disamping gue"
"gue balik pembangkang lagi"
"gue bener bener jadi anak yang ga menguntungkan buat semua orang"
"lo bisa ubah gue jadi pribadi yang Lebih baik"
"nyatanya cuman lo yang bisa rubah gue"
"lo percaya gue kan ? cuman lo... Naya cuman lo..."
klek..
Naya membuka pintu , Rafael tak dapat menhan tangan ini untuk tidak menarik Naya dan memeluk gadis mungil ini , Naya diam saja , tak memberontak ataupun membalas pelukan yang.., sudah lama ia rindukan.
"gue kangen lo"
***
lagi lagi Rafael memilih rooftop sebagai tempat ia dan Naya akan berbincang , Disana tentu saja tidak ada orang lain selain ia dan Naya , ia membutuhkan waktu untuk berbincang 4 mata dengan mantannya ini.
Rafael dan Naya duduk berhadapan , pelayan dating , keduanya menyebutkan apa yang ingin dipesan.
hening
1 detik
2 detik
3 detik
15 detik
hanya ada suara angina malam yang berhembus saja , keduanya tidak ada yang membuka suara , Entah Rafael Atau Naya.
Lelah dengan keheningan yang melanda keduanya , Naya dan Rafael tanpa sengaja membuka suara secara bersamaan.
KAMU SEDANG MEMBACA
NAYA & RAFAEL (COMPLETE)
Teen Fiction"Kita putus, itu kan yang lo mau ?" - Rafael Pratama ------------- Ini tentang Anaya Alfauziah dan Rafael Pratama, dua remaja yang dipertemukan pada kelas 10, dan berlanjut hingga kelas 12 meskipun dengan penuh lika liku yang keduanya harus jalani. ...