entah knp sama cerita yang ini ngetik nya smgt banget wkwk.
happy reading
***
maybe meeting you is still something I don't like , but maybe later meeting you will become my addiction.
- Anaya Alfauziah
Kini , Naya sudah menginjak usia 16 tahun , tepatnya saat ini dia sedang menduduki kelas 10. Bahkan sampai sekarang , kedua orang tuanya tidak pernah perduli dengannya semenjak kepergiannya beberapa tahun lalu.
Oh iya , Naya juga belum pernah sama sekali pacaran , namun ia sudah bisa menyukai seseorang.
Caca yang sudah punya rencana bertunangan dengan Genta itu memasuki kamar dengan wajah marah. "buset , kenapa lo?" tanya Naya kemudian menandai buku novel yang ia baca sebelum menutupnya.
"GENTA STRESS ! ANYING !" teriak nya kemudian melompat ke Kasur dan menutupi wajah nya dengan bantal. "udah tau punya tunangan stress gada otak kaya dia, masih heran lo ?"
"dia makan bakso 6 mangkok , ya Allah !" ucapnya kemudian berteriak. "gapapa yang penting dia nggak gemuk, gue ngga mau punya abang ipar gemuk ya , by the way kak , warungnya tante Auli udah buka ?" tanya Naya , karna memang di depan rumah Auli dan Farid , mereka berdua berdagang makanan.
"udah , oh iya Nay , sore ini ikut gue ya?" Naya mengerutkan keningnya tak mengerti. "ikut kemana ka?" Caca berdehem pelan , jujur saja ia bingung bagaimana menjelaskan rencananya dengan Genta pagi tadi.
Lope :
Yang
Anda :
APA ?!
Lope :
JANGAN CAPLOK , SETAN
Anda :
Heran punya calon kaya kamu , kenapa ?
Lope :
Kita makan makan di café depan kampus yu
Ajak si Naya
Anda :
LO MAU GEBET NAYA ? AWAS LO , GUE GOROK.
Lope :
Gaada , astagfirullah . aku cuman mau
Ngenalin Rafael ke kamu , dan kamu kenalin
Naya ke aku , BEGITU MAIMUNAH,
JANGAN SUUDZON MULU IDUP LO NP SI?
Anda :
Oooo gtu
"mlem ini gue mau ngenalin lo sama Genta , lo kan jarang kan ngomong sama dia gtu" Naya terdiam sebentar sebelum akhirnya mengangguk.
.
Genta melangkah pelan kea rah kamar adik satu satunya , "Rafael Pratama , ini berat buat gue , bangunin lo dari tidur lo , susah nya minta ampun" batin nya .
Genta tersentak kaget saat melihat sosok Rafael sudah berdiri di ambang pintu dengan hoodie hitam dan celana pendeknya. "tenang aja , gue udah bangun kok , ayo berangkat" Genta membulatkan matanya tak percaya.
"lo.. buka hp gue lagi?" dengan santainya Rafael mengangguk , kemudian ia melangkah pelan menuju ruang tamu. "SETAN ! HARUS BERAPA KALI GUE GANTI PASSWORD !". teriaknya frustasi. "bacot lo bang , mending langsung cabut , ntar cewe lo nungguin"
Genta menatap jam tangan yang berada di tangan sebelah kiri nya. "bukan cewe gue yg nungguin , gue yg nungguin dia" gumamnya. "biasa cewe" sahut Rafael yang tengah sibuk memakan kentang goreng.
"jangan Tarik Tarik , astaga gue bisa jalan kok" geram Naya , "udah lama nunggu ?" tanya Caca kemudian duduk di sebelah Genta."nggak kok" jawab Genta lembut. "halah , nggak nggik ngguk" ledek Rafael. "kak kok lo disitu sih ? gue dimana ?" protes Naya dengan suara sedikit memelan.
"disamping Rafael aja noh" , Naya menoleh ke arah Rafael yang tengah memakan kentang goreng dengan tangan sebelah kiri yang dimasukan kedalam kantong celana. Rafael menatap Naya acuh , ia sama sekali tidak perduli.
Dengan terpaksa Naya mendudukan dirinya di sebelah Rafael. "gue keluar bentar" ucap Genta kemudian berjalan keluar. "yang ikuutt iya" , Caca membuntuti Genta dari belakang.
Kini hanya tersisa Rafael dan Naya yang sedang sibuk memakan makanan masing masing. "gausah deket deket" ucap Rafael , "dih , ogah gue deket deket sama lo , lo nya aja ya-" Rafael menutup mulut Naya dengan satu jarinya. "diem"
Naya diam , beberapa detik kemudian ia menepis tangan Rafael dari mulutnya. "sebutin nama lo , biar gue bisa manggil" Naya menatap Rafael dengan tatapan seolah olah ingin memakan cowok yang ada dihadapannya sekarang. "Naya"
"Rafael" sahut nya memperkenalkan diri. "bisa bisanya lo kesini pake kolor ?" tanya Naya kemudian menggelengkan kepala nya heran. "suka suka gue" jawabnya. "songong banet anjing" batinnya.
"lo ada hp kan?" tanya Rafael tanpa menoleh ke arah Naya. "heem" sahutnya singkat "minjem" Rafael mengulurkan tangannya meminta handphone gadis itu.
"mau ngapain lo" tanya Naya kemudian memundurkan badannya. "bacot banget sih lo ? gue ga akan nyuri hp lo juga" geram Rafael. Naya menaruh handphone nya di tangan Rafael yang masih terulur.
Rafael segera mencari aplikasi whatsapp di handphone oppo milik Naya kemudian menyimpan nomornya disana. Setelah selesai , ia langsung mengembalikan handphone itu kepada sang pemilik. "disana , udah ada nomor gue , cari aja Rafael"
Gentaanj :
Semua makanan udah gue bayar
Lo anterin si Naya pulang , motor nya Caca sama
Naya gue sama Caca bawa tadi. Gue sama Caca jalan dulu baybay
Rafaelganteng muah muah muah
Rafael menggeram kesal melihat pesan dari abangnya itu, genta sialan gumamnya. "kenapa ?" tanya Naya
Rafael menoleh , namun tak menjawab. Ia menarik tangan Naya kemudian berdiri. "ngapain lo pegang pegang ?" Rafael berdecak kesal, "lo mau balik bareng gue , atau gue telantarin lo disini?"
.
"sabar Rafael" ucap Naya kemudian berusaha memasang helm nya. Setelah berhasil , ia langsung menaiki motor ninja hitam milik, Rafael.
Di perjalanan terjadi keheningan , namun keheningan itu pecah saat gerimis mulai melanda Jakarta. "Raf , kayanya mau hujan deh" Rafael mendongak , kemudian ia menaikan kecepantan motornya. Dirasa hujan semakin deras , ia memilih menepi dibandingkan harus hujan hujanan
Naya menjongkokan dirinya tepat disebelah Rafael. Rafael melepas jaket nya kemudian memakaikannya ke Naya. Bukan apa apa , ia hanya takut mendapatkan bacotan dari Genta. Naya mendongak ke atas, "gausah baper" ucap Rafael , ia yang tadinya ingin mengucapkan makasih , kini kemballi dibuat kesal oleh nya.
Setelah melihat hujan mulai reda , Rafael segera mengajak Naya pulang. "ayo , keburu hujan lagi Naya"
***
SEE YOUUU
.
KAMU SEDANG MEMBACA
NAYA & RAFAEL (COMPLETE)
Teen Fiction"Kita putus, itu kan yang lo mau ?" - Rafael Pratama ------------- Ini tentang Anaya Alfauziah dan Rafael Pratama, dua remaja yang dipertemukan pada kelas 10, dan berlanjut hingga kelas 12 meskipun dengan penuh lika liku yang keduanya harus jalani. ...