SAKIT - 35

67 12 0
                                    

di part ini aku mau bikin Naya bahagia deh wkwkwkk.

jgn baca doank ya vote nya juga !

***

Naya menyuruh Dimas mengirimkan surat itu ke Bandung , tepatnya ke alamat rumah Rafael. sekarang diruangan Naya sangat ramai. ruangan VVIP itu dipenuhi oleh orang orang yang mampu membuat Naya tersenyum.

di sofa paling pojok , ada Ael dan Andhika yang sedang asyik bermain game online , di meja samping toilet , ada Aaron yang mengupaskan buah apel dan semangka untuk semuanya makan. tak lupa juga Anya , Marcell , Teri , Xixie , dan Beyya yang sibuk mengobrol dengan Naya. sebenarnya , Naya masih menginginkan satu orang ada disini , Eja , tapi ia harus mengerti karena Eja ada kegiatan osis.

Dimas izin pulang tadi , niatnya akan mengambilkan baju baju Naya , karena Naya akan dirawat beberapa hari karena ada beberapa luka bakar dan pernafasannya yang belum stabil. "alay banget liat lo kayak gini Nay" ledek Teri yang berada tepat di sebelahnya.

"lo mau nyoba make oksigennya nggak ? dingin dingin gitu Ter" ucap Naya hendak melepas oksigennya. "HEH , GILA LO YA ?!" Naya tertawa kecil melihat ekspresi Anya. "nih , makan buah nya sampe habis" Aaron dating dan langsung menaruh apel yang sudah dipotong dan dikupas itu ke pangkuan Naya.

posisi Naya duduk sekarang , ia mencari cari sesuatu. "nyari apa ?" tanya Aaron peka. "ikat rambut"

Aaron merogoh sakunya , dan menemukan ikat rambut yang dimaksud Naya. "minggir dulu Ter" suruh Aaron , Teri menggeser badannya , kemudian Aaron mendudukan dirinya di pinggiran brankar , kemudian meraih rambut Naya yang sudah terurai. "ikatinn"

"iya. ini mau diikat" ucap Aaron mulai mengambil rambut rambut halus itu. selesai mengikat , Aaron tersenyum kecil.

"GEBET TERUS RON , PEPET TEROS !" seru Andhika membuat Aaron melempar plastik bekas keripik ke wajah songong milik cowok itu , "elo sih Ron , di rs masih aja nge pepet punya orang" ucap Anya kemudian menyengir lebar.

"emang Naya ada yang punya ?"

Naya membulatkan matanya mendengar pertanyaan Aaron , apa apaan cowok ini ? seolah pertanyaan itu membuat Naya terbang kemana mana.

"NAYA PUNYA TUHAN , BLOOKKK"

***

Geisha membuka kan pintu rumah sederhana itu , ia menerima selembar surat yang dilipat dan dibungkus menggunakan plastik berwarna hitam.

setelah menerima paket itu , Geisha melihat nama yang tertera Disana , nama pengirim tidak dicantumkan , hanya ada nama abang nya Disana. dari situ Geisha sudah bias mengerti , bahwa surat itu ditujukan untuk abangnya.

Geisha menaiki lantai dua kemudian mengetuk pintu kamar Rafael , merasa muak karena tak kunjung dibuka kan pintu , Geisha lebih memilih masuk tanpa permisi dan salam. "gila , kaget gue" Geisha menganga melihat Rafael yang tengah belajar di atas kasurnya , pemandangan yang sangat langka.

"belajar lu bang ?" tanya Geisha kemudian menaruh 'paket' tadi ke atas meja kecil disamping Kasur Rafael. Rafael tak menjawab , ia meneruskan kegiatannya dengan earphone yang melekat di satu telinganya.

"bangg"

"bang Raf , itu tadi ada paket. gue taroh di atas meja" Geisha melongo menunggu jawaban , namun Rafael tetap Rafael , batu dan tidak jelas , itulah Rafael jika digambarkan dari sudut pandang Geisha. "ah , males sama lo. gabisa diajak ngomong"

Geisha berjalan dengan kaki yang dihentak hentakan ke lantai , kemudian membanting pintu kamar Rafael. setelah kepergian adiknya itu , Rafael langsung mengambil paket tadi , jujur ia penasaran.

Rafael membuka plastik hitam itu , kemudian ia melihat benda yang tidak asing dimatanya. Disana ada amplop berwarna coklat , dengan perekat stiker berbentuk love warna hitam. stiker ini , persis seperti stiker-stikeran yang ia berikan untuk Naya. part 21. isi kotak Naya yang dikasih sama Rafael

Rafael merobek stiker itu untuk membuka isinya , ia mendapati kertas putih dengan tulisan Panjang didalamnya. perlahan Rafael Membacaa surat itu dari awal sampai akhir. hati Rafael serasa diremas , Rafael melempar surat itu ke lantai.

bingung dengan situasi hatinya sekarang. apakah itu artinya Naya ingin memutus komunikasi dengan Rafael ? seharusnya ia tenang , karena mungkin dengan cara itu rasanya untuk Naya akan segera hilang.

"Naya.. jangan buat gue gila" gumamnya pelan sambal menjambak rambut tebalnya kebelakang. rahang Rafael mengeras , matanya menajam. ia ingin melampiaskan emosi nya sekarang juga.

Rafael menyambar kunci mobil dan juga jaket nya , kemudian pergi meninggalkan kamarnya itu.

***

Rafael memukuli dua pria yang ada dihadapannya sekarang , Rafael mebayar kedua pria ini cukup mahal , membuat mereka berdua mau mau saja dijadikan samsak oleh Rafael.

bukan ini yang seharusnya gue lakuin.

Rafael menghentikan aktifitasnya itu , sudah Lelah membuang buang tenaga , ia menyuruh kedua pria itu pergi , tak lupa memberikan uang yang sudah ia janjikan dari awal. Rafael berada di gedung tua yang nampaknya sudah tak terawatt.

Rafael membuka ponselnya , ada beberapa pesan dari Geva Disana.

Geva :

kak , kakak dimana ? kok ngga dirumah ?

kakak ?

kakak aku mau ditemenin ke tempat les

kaka baik baik aja ? kakak dimana ?

anda :

tunggu di taman Anggrek. gue jemput

Rafael mengusap kasar wajahnya , ia tetap harus bersikap baik terhadap Geva , mau bagaimana pun , Geva adalah pacarnya sekarang.Rafael bangkit dari kursi using yang ia duduki itu , dan langsung keluar gedung dengan rambut yang dibiarkan berantakan.

***

Anya dan sahabat sahabatnya sudah pulang , Andhika dan Ael pun turut izin pulang karena waktu sudah menunjukan pukul 22.00 malam. sekarang hanya ada Aaron yang masih setia disampingnya , ada Dimas , Dan juga Liana Disana.

"Ron , pulang aja. udah malam" suruh Naya yang kini tengah memakan keripik. ayolah , Naya memang dirawat dan sedikit sulot bernafas , tapi makan tetap harus banyak dan lancar.

"nanti" Naya berdecak kesal , selalu itu jawaban yang keluar dari mulut Aaron setiap ia menyuruh cowok ini pulang. Naya belum bias mmejamkan matanya , Entah kenapa fikirannya selalu Rafael , Rafael , dan Rafael.

Naya tahu , sekarang pasti suratnya itu sudah dibaca oleh Rafael , dan Naya.. tidak bisa membayangkan bagaimana reaksi Rafael saat ia MEMBACA surat itu. Naya berkali kali berniat menghubungi Rafael , tapi ia selalu menggerutuki dirinya bodoh setiap hendak melakukan hal itu.

Rafael sudah membuka blokirnya , tapi status Rafael tidak ada di WhatsApp Naya , membuat Naya yakin bahwa Rafael me privatnya.

Naya harus bias tanpa Rafael bukan ? itu hal terbaik yang harus ia lakukan. mencoba terbiasa tanpa Rafael , dan mencoba biasa dengan kehadiran orang baru. Naya kembali menjernihkan fikirannya , banyak yang saying terhadapnya , Naya yakin itu.

***

INI MASIH JAUH BANGET DARI END YA , KARENA INI BISA NEMBUS 60 PART LEBIH.

VOTE !

NAYA & RAFAEL  (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang