MEET AGAIN WITH HIM. - 40

76 16 3
                                    

Rafael melaju dengan mobil Pajero hitam nya , setelah malam tadi bertemu untuk yang kedua kalinya dengan Naya , ia mengantarkan Naya pulang. kabarnya , Naya juga demam karna terkena air hujan.

Rafael mengacak acak rambutnya frustasi , ia menginginkan Naya kembali menjadi gadisnya. sudah jelas sekarang Rafael dan Geva sudah putus. fikiran Rafael campur aduk , seolah kesalahan Naya dimasa lalu tiba tiba hilang karena ia kembali menatap mata gadis itu , sialan.

Rafael berhenti di hotel bintang 5 Jakarta , ia berniat mendatangi Angga. setelah sampai di lantai 4 dengan lift , Rafael langsung membuka pintu kamar Angga tanpa permisi. ia tak melihat ada Angga Disana , hanya suara orang sedang bernyanyi sangat kencang dari dalam kamar mandi.

"BERISIK !" ucap Rafael sambal menggedor pintu kamar mandi. "GILAK , LO SIAPA ?!" ucap Angga sambal berteriak dari dalam sana. "Rafael" sahut Rafael singkat , kemudian menuju sofa dan meminum segelas wine yang ada diatas meja makan itu.

Angga keluar , "JANGAN MI-" telat , Angga sudah telat untuk melarang Rafael , gemasnya lagi , Rafael menuangkan lagi wine itu , kemudian kembali meminumnya. "jangan mabok disini , gue males ngurus lo" Angga menaruh sembarangan handuk kecilnya , kemudian segera memakai baju putih lengan pendek polos.

Angga merebahkan dirinya di Kasur kemudian dengan cepat melanjutkan game onlinenya. sedangkan Rafael , ia terus terusan meminum wine itu. sorot matanya menajam , tangannya mengepal kuat , seperti tengah menahan emosi yang sebentar lagi akan meledak.

kembali Rafael menjambak rambutnya , kepalanya serasa berdenyut sekarang. pandangannya mulai buram. Angga yang merasa Rafael mulai tidak sadarkan diri , ikut menggeram rendah karena gemas dengan adik sepupuny ini.

"berantem sini ! lampiasin emosi lo ! masih muda masalah lo udah seberat ini aja , ah" Angga menarik kerah Rafael dan langsung meninju cowok itu. Rafael langsung membalas , Angga menangkis , sudah biasa jika ia menyerah kan diri jika Rafael membutuhkan tempat untuk melampiaskan amarah.

tiba tiba saja Rafael menghentikan pergerakannya , kemudian ambruk kelantai.

Angga menggeram keras , ia hendak meninju wajah Rafael agar ketampanannya itu segera hilang rasanya.

***

hari minggu pagi ini , bergantian Aaron lah yang menjenguk Naya yang ia ketahui sedang demam. keadaan Aaron sudah mulai membaik , ia membawakan bakso kesukaan Naya untuk menghibur gadis ini.

Aaron disambut hangat oleh seisi rumah kemudian ia langsung melangkahkan kakinya memasuki kamar Naya. "sayang.." panggil Aaron disertai senyum hangatnya. Naya merentangkan tangannya kemudian mengerucutkan bibirnya kebawah. sungguh , Aaron tidak kuat melihat Naya makin hari makin gemas !

Aaron menaruh bakso tadi di atas nakas , kemudian langsung memeluk Naya penuh kasih sayang , ia ikut setengah merebahkan dirinya di Kasur abu abu itu , kemudian mengusap ngusap rambut Naya dengan lembut. "kamu udah enakan ?" tanya Naya yang masih sempat saja menanyakan keadaan Aaron meskipun ia merasa dirinya sekarang panas dinging , ia tidak ada selera makan sama sekali.

"iya. sekarang , gue sembuh kenapa lo lagi yang sakit ? gue bawain bakso , lo makan. terus minum obat" Aaron hendak bangkit dari Kasur itu berniat menyiapkan bakso nya , tapi tangannya ditarik oleh tangan putih Naya. "why sayangg ?"

Naya yang tadinya ingin menolak untuk makan , merasa tidak tega dengan Aaron yang sudah membawakannya bakso , apalagi itu juga bakso favorite Naya. "jangan lama lama , ya ?" Aaron mengangguk singkat.

selang beberapa menit , Aaron dating dengan bakso yang aromanya langsung memenuhi kamar Naya. "kalo lo Gaada selera makan , setidaknya sedikit. kalo lo minum obat tanpa makan dulu , bahaya buat diri lo sendiri"

"aku kamu" ucap Naya seperti protes.

Aaron meneguk lidahnya , kemudian mengusap kembali rambut Naya. "iya , maaf.. lupa lagi" ucap Aaron pelan. Aaron mulai menyuapkan bakso itu ke mulut Naya , sesekali tersenyum ketika melihat tingkah menggemaskan Naya.

selesai makan , Aaron langsung meminumkan Naya obat. ia berniat menunggu sebentar sambal mengelus ngelus kepala Naya agar gadis itu tertidur , setelah Naya tidur , ia mengecup singkat kepala Naya sebelum akhirnya pamit pulang.

***

keesokan hari nya , Naya sudah mulai membaik , sekarang sudah sore , dan ia berniat membuat kue dengan Liana , itu artinya , ia harus membeli bahan bahan kue ke toko. "ini uangnya. kalo ada beli gliter gliter gitu ya"

Naya mengangguk kemudian menyalimi tangan Liana dan segera beranjak dari rumah. toko bahan kue tak terlalu jauh , hanya beberapa meter dari komplek nya. tiba sudah Naya disebrang toko kue itu , ia segera menyiapkan diri untuk menyebrang.

"awas!"

"hati hati !! ada mobil !"

Naya kembali teringat saat pertama kali ia berani menyebrangi jalan , itu terakhir kalinya ia berani menyebrangi jalan tanpa seseorang yang menemaninya. "gue bantu" ucap Rafael yang tiba tiba dating dan langsung menggenggam erat tangan Naya , ia melirik kekanan dan kekiri , sambal menuntun Naya untuk menyebrangi jalan.

setelah sampai disebrang jalan , tepatnya didepan toko bahan kue itu. Rafael diam saja sambal terus menggeggam tangan Naya dan menatap Mata Naya. Naya pun tidak melakukan apapun , ia betah di pegang dan ditatap seperti itu oleh Rafael.

"mau kemana ?" tanya Rafael memecah keheningan diantara keduanya. "oh , itu gue mau ke toko bahan kue ini , mau bikin kue sama mama" Rafael melirik sebentar toko ini , Disana ia melihat ada segerombol preman yang menjaga di depan toko itu , membuat fikirannya mengatakan Naya tidak aman jika berbelanja Disana.

ia melirik lengan baju Naya yang pendek , kemudian rok pendek Naya sebatas lutut , ia menggeleng cepat. "ga aman disini , ga liat orang orang itu ? mau lo dijadiin san-" Naya menggeleng sebelum Rafael melanjutkan percakapannya.

masih dengan tangan yang digenggam erat , keduanya kembali menyebrangi jalan menuju mobil Rafael terparkir. "gue anterin lo ke toko yang lain. belanja Disana aja"

Naya masuk kedalam mobil , sesekali menatap Rafael. ia bingung harus bersikap apa sekarang , Rafael sangat memperdulikannya ,apakah memainkan hati dan kepercayaan Rafael itu salah ? jelas , jelas salah. Naya sadar memang seharusnya ia dan Rafael berada di posisi seperti sekarang.

keduanya hanya diam disepanjang perjalanan , Naya ataupun Rafael tidak ada yang membuka suara. sampailah keduanya di parkiran toko bahan kue yang dipilih Rafael , Rafael mengambil jaketnya di kursi belakang , kemudian memberikannya kepada Naya. "harinya panas"

Naya sempat terdiam beberapa detik , kemudian dengan cepat mengambil jaket itu , dan langsung memaikainya.

Rafael terus mendampingi Naya selama cewek itu memilih milih bahan makanan , ia terus menatapi Naya, gadis ini bahkan tak jauh berbeda dari sebelumnya. masih sama cantiknya , masih sama pendeknya.

Naya mengembungkan pipinya saat ia mendapatkan permen yupi dalam wadah kaca berbentuk beruang dengan warna bermacam macam. "you like this ?" tanya Rafael. Naya mengangguk cepat , kemudian dengan cepat mengambil yupi itu.

diperjalanan , untuk pertama kalinya Rafael membuka pembicaraan. "Naya , boleh gue tanya sedikit ?" Naya mengangguk.

"what you feel with me now ?"

***

HAII , VOMMENT NYA DONG !!

NAYA & RAFAEL  (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang