GEISHA - 55

47 16 0
                                    

pukul 01.20, Rafael masih membuka matanya sambil memandangi Naya yang tidur dengan sedikit gelisah karna oksigen yang terpasang dihidungnya. diruangan serba putih ini, hanya ada Rafael seorang diri yang menjaga Naya.

tadinya Ael, Andhika dan Dimas juga turut mengantar Naya ke rumah sakit, namun ketiganya langsung pulang setelah Naya masuk ke ruangan.

Naya menggerakan sedikit badannya, Rafael dengan sigap memegangi kepala gadis itu. "sayang, mau minum?"

Naya mengangguk pelan, Rafael bangkit sebentar dari duduknya berniat mengambilkan minuman.

"Raf, aku mau pulang" ucap Naya pelan setelah Rafael kembali duduk disampingnya. Rafael menatap lembut mata sayu itu, mendengar Naya berucap seperti itu membuat hati Rafael berkecamuk.

"Iya, sayang. Kamu sembuh dulu, kita bakal pulang setelah kamu sembuh"

"Aku kenapa sih, Raf?" Tanya Naya kemudian meraih lengan Rafael, dan menaruh kepalanya disela sela lengan itu.

"Asma kamu kambuh"
***
Keesokan harinya, Naya sudah merasa baikan dan tidak terlalu membutuhkan oksigen lagi. Ael duduk di lantai dengan Andhika, sedangk Rafael ikut berbaring di brankar Naya.

"Pulang, pulang, pulang!!!" Ucap Naya membuat Rafael gemas. Rafael mengusap usap pipi gembul milik Naya itu, kemudian terkekeh kecil. "Aku urus dulu, nanti abis kamu makan siang"

Tring tringg

Handphone Rafael yang tergeletak diatas nakas berdering, membuat Rafael langsung menoleh dan mengambil ponsel itu. Tertera jelas nama Genta disana.

Rafael mengangkat telfon itu.

"Raf, lo pulang sekarang! Geisha hilang gue gatau kemana! Geisha dijadiin ancaman atas lo!"

Rafael terkejut bukan main mendengar hal itu, tanpa ina inu lagi, telfonnya segera ia matikan.

"Sayang,kamu ga masalah kalo aku pulang duluan?" Sebelum Naya menjawab, Ael lebih dulu menjawab dengan nada tidak suka.

"Gausah macem macem lo, Raf. Tu bocah nurutnya sama lo, mau nya sama lo terus, lo tinggalin, gimana tertekannya gue urus Naya?"

"Geisha, Lan. Tolong ya? Masalah uang biaya rumah sakit bakalan gue transfer ke rekening Andhika. Bisa kan ngurus biaya rs? Sampe ga bisa gue bunuh lo berdua."

Pandangan Rafael turun ke arah Naya yang menatapnya dengan tatapan bingung. Rafael mengelus kepala gadisnya itu, kemudian membiaikan sesuatu ditelinganya.

"Geisha hilang, dan bang Genta bilang kalo itu pengancaman atas aku. Aku balik duluan ya? Cepat sembuh, queen of this heart. Cepat sembuh, perempuan terkuat yang pernah Rafael kenal. Love you" sekali lagi, Rafael mengecup singkat kening Naya

"Rafa hati hati.."
***
Beruntungnya, hanya dua hari setelah Rafael pulang lebih dulu ke Jakarta. Kini Ael sudah selesai mengurus biaya rumah sakit.

"Rafael ko ga aktif ya El?" Tanya Naya yang saat ini sibuk menelfon Rafael dikursi belakang. "mungkin habis kuota"

Naya tetap tidak yakin dengan jawaban yang diberikan Ael, kemana pacarnya ini? Ia takut jika Rafael terlihat perkelahian atau semacamnya, yang mengharuskan laki laki itu dirawat, tidak, Naya benci melihat kesayangannya terluka.

Fikirannya berkecamuk memikirkan keadaan Rafael sekarang, sudah sejak pagi tadi chat Naya tak kunjung dibalas, telfonnya juga tak kunjung diangkat.

"Dia kemana sih...." tanya Naya khawatir. Dimas yang posisinya berada di kursi pengemudi memasang wajah tidak suka, menurutnya Rafael telah membuat kakaknya khawatir berlebihan.
***
Rafael bangun dari tidurnya, jam menunjukan pukul 2 dini hari. Sialan, Rafael harus kembali terbangun ditengah malam seperti ini. Ia mengambil ponselnya kemudian menghubungi Naya, selesai mengirimpan teks singkat kepada gadis itu, Rafael memilih mandi.

Selesai mandi, muncul ide Rafael untuk mencari Geisha. Jujur, tidurnya jelas tak nyenyak beberapa malam terakhir ini. Rafael mengambil kunci motornya, kemudian membuka pintu kamar pelan pelan agar tidak menimbulkan bunyi bising.

Rafael sdikit terkejut saat melihat keberadaan Genta yang baru datang di ambang pintu, Genta menatap Rafael dengan tatapan datar. Rafael segera turun Tangga kemudian menghampirinya. "bini lo lo tinggalin sendiri? bodoh" ucap Rafael setelah sampai dihadapan Genta.

"Geisha umpan, dan itu gara gara lo" ucap Genta dinging dengan tatapan menajam. Rafael terdiam, apa maksud abangnya ini?

"umpan apanya? kalo gue ketua geng motor ya mungkin aja Geisha dijadiin umpan, ini apaan? gue diem aja lo bilang gara gara gue Geisha dijadiin umpan, umpan pancingan maksud lo? gila" Genta menukul rahang Rafael, membuat cowok itu sedikit meringis.

"gausah gajelas lo, minggir!" ucap Rafael sedikit marah, kemudian berlalu meninggalkan Genta berdiri Disana. Genta mengejar adik keras kepalanya itu, kemudian menarik topi hoodie yang dikenakan Rafael.

"dengerin gue, lo selalu kebawa emosi, makanya hidup lo gitu gitu aja" Rafael menatap datar kakaknya ini, kemudian menghembuskan nafas pelan.

"gue liat Geisha di rumah deket bar yang sering gue kunjungin, gue dobrak pintu rumah itu dan gue berhasil. gue denger suara teriakan Geisha manggil nama lo, bukan gue. fine Raf, gue ga mempermasalahkan itu."

"gue udah tau pasti ada banyak orang yang kemungkinan disuruh untuk jaga rumah itu, gue lawan satu satu, gue tumbangg. Emang kalo masalah bela diri gue kalah sama lo"

"ya," sahut Rafael kemudian mengisyaratkan Genta untuk melanjutkan kisahnya.

"gue ditendang keluar sama beberapa orang yang sempet gue lawan, dan gue denger suara cewek lagi, tapi bukan suara Geisha. dan gue berasa ga asing sama suara itu, gue pernah denger, bahkan sering"

Rafael tertegun mendengar itu, "siapa?"

***

Rafael kebut kebutan menuju lokasi yang sudah diberitahukan oleh Genta, tepatnya rumah dimana Geisha berada. Rafael memang tidak pintar, tapi dia tidak bodoh seperti kakaknya. ia memarkirkan motornya diparkiran bar, barulah kaki panjangnya itu melangkah santai menuju 'rumah'.

Rafael tidak sengaja bertebrakan dengan seorang gadis yang ia kenali, Anya. "loh Nya? lo kemana? tengah malem begini? ke bar?" Anya terlihat gelagapan dan sedikit panik menghadapi Rafael sekarang. Rafael menjentikkan jarinya dihadapan wajah Anya membuat Anya tersadar.

"anu, gue mau kunjungin nenek gue, tuh rumahnya" ucap Anya menunjuk rumah yang berada tak jauh dirumahnya. deg. Rafael terkejut, namun wajahnya tetap tenang dan seolah tak tahu apa". rumah yang gadis itu tunjuk, tepat rumah yang Rafael tuju sekarang.

"ouh, oke, hati hati" setelah mengucapka itu, Rafael melangkah pergi kembali ke parkiran bar, kemudian melaju kencang menjauhi rumah dan bar. Anya dengan cepat melangkah pergi menuju rumah itu dengan perasaan marah, juga terkejut.

ia menendang pintu rumah itu membuat beberapa orang yang ia suruh terbangun dari tidurnya. "gila apa lo semua, hah?! seharusnya sebelum lo suruh Genta pulang tadi lo semua ancam bego! gini kan beritanya udah sampe ke Rafael, anjing!!"

semua terdiam tak ada yang berani menjawab. "mana Geisha?!" sentaknya. "didalam, Nya"

***

hai, kangen Naya Rafael ga??

lama banget ya aku ga up, total udah 21 hari ga up huhuu:((

aku sibuk banget aslii, apalagi akhir" ini aku gaenak badan dan mama aku baru keluar rs, juga aku disibukkin sama tugas" sekolah, mohon pengertiannya ya hehe:)

vote nya jangan lupaa, saying kalian semuaa luv luvv!

NAYA & RAFAEL  (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang