RAFAEL DAN ANEH - 03

212 47 3
                                    

My heart is small, but I'm too selfish to fill it

- Anaya Alfauziah

..

Naya merebahkan dirinya di Kasur nya , ia mengusap kasar wajahnya , ia merasa matanya sangat mengantuk sekarang. Ting, bunyi notifikasi chat dari handphone nya berbunyi.

Rafael :

Nay , casing hp gua ada di lo ?

Anda :

Cas hp yg gambarnya jennie itu ? serius itu pnya

Nya lo ?

Rafael :

Iya anjg , besok gua kesana

Ngambil cas situ , jangan sampai lct ya.

Anda :

Iyaudah , ntr kalo gue udah pulang sekolah aja.

Rafael :

Ga. Gua jemput lo besok pagi.

Gabisa tidur nyenyak gua

Anda :

Sekolah kita beda ya .

Rafael :

Ya bodo , sekolah kita sampingan

Anda :

Lo di sma kenanga ya ?

Rafael :

Ya

"AAGGHHH !" teriaknya prustasi. "buset , kenapa lo ?" tanya Caca yang tadinya sibuk bertelfonan dengan Genta. "RAFAEL SEKOLAH DI SMA KENANGA , ANJI- YA ALLAH !"

.

Naya berkali kali mengumpat di dalam hatinya karena ojek online yang ia pesan tak kunjung datang. Keheningan di komplek perumahan itu pecah seketika saat bunyi derungan motor seseorang mulai menjelajahi kompleknya.

Rafael menghentikan motornya di depan rumah Naya, "ngapain lo" tanya Naya sinis. "casing" jawabnya singkat. Naya bangkit dari duduknya kemudian ia mengeluarkan casing hp milik Rafael dari dalam tas berwarna peach miliknya.

Rafael mengambil casing itu kemudian memasukkannya kedalam tas , "naik" suruhnya , merasa Naya saat ini memang membutuhkan tumpangan , ia lebih memilih menurut dan menaiki motor Rafael

Sesampainya di sekolah Naya , Rafael menghentikan motornya di depan gerbang SMA Jaya Bakti. "maka-" belum selesai ia menyelesaikan ucapannya , Rafael sudah lebih dulu melajukan motornya dan memasuki gerbang SMA Kenanga.

"songong banget anj" geramnya. Naya melangkah memasuki pagar dengan perasaan kesal. "NAYANJINGG!" teriak Aaron tepat di telinga Naya. Cowo yang sudah bersahabat dengan Naya semenjak mereka awal memasuki kelas 10 itu tersenyum dan tertawa terbahak bahak saat melihat ekspresi Naya.

"aaronjing , kenapa ?" Aaron tersenyum hingga matanya menyipit. Ia memegangi tangan Naya , kemudian berjalan beriringan dengannya.

"Ron beliin gue es doger dong , haus" ucap Naya kemudian tersenyum. "oke , ayo nayanjing !"

..

"gimana tuh si Nathan , lo udah Confess belum ?" tanya Aaron , Naya menggeleng kemudian menunduk lesu. Untuk confess ke seorang Nathan yang disukai seisi SMA Jaya Bakti sangatlah sulit baginya.

Aaron menepuk nepuk Pundak Naya , seolah olah menyemangati sahabatnya ini. "mau gue bantu nggak ?" tawar Aaron. "enggak , Nathan itu kakak kelas kita , jelas gue malu kalo misalnya jadian sama dia"

"kok gitu sih ? pacaran sama kakel itu sangat sangat normal Nay" Naya mendongak untuk menatap manik milik Aaron. "nanti gue coba deh Ron" Aaron tersenyum. "Nay Zaza-pacar Aaron- tadi ngechat gue , dia minta temenin ke perpus , gue duluan ya?" Naya mengangguk.

Naya menoleh saat melihat sosok Nathan berdiri tepat disampingnya , ia cepat cepat bergeser karna sepertinya Nathan ingin memesan es doger. Setelah memesan , Nathan pun ikut duduk di samping nya.

"Nay , nanti pulang bareng gue ya ?" Naya membulatkan matanya , "e-em , k-kak , kakak serius ?" ucapnya gugup. "iya , seriusan , sekalian gue mau ajak lo makan siang" jantung Naya berdegup kencang, ia tidak menyangka hal ini akan terjadi. "i-ya kak"

Naya tengah duduk di halte sma Jaya Bakti sembari menunggu kedatangan Nathan yang tadinya izin mengambil jaket dan juga motornya. Rafael menghentikan motornya di depan halte emudian melepas helm nya. "ngapain lo belum pulang ?" tanya Rafael.

"nunggu orang" jawabnya singkat. "oh , siapa?" tanya nya lagi. "kepo lo" Rafael menatap Naya dengan tatapan heran , tak berselang lama , Nathan pun datang dengan motor benelli nya. Rafael menatap tajam Nathan , sedangkan Nathan menatapnya dengan tatapan sinis. "Naya nungguin orang ini?" batinnya.

"naik , Nay" titah Nathan , Naya yang melihat tatapan keduanya sedikit ngeri. Namun ia lebih memilih mengangguk dan menaiki motor Nathan. Meskipun sedikit merasa tidak nyaman melihat Naya dan Nathan tadi, namun ia lebih memilih Kembali melajukan motornya.

Di sisi lain , kini Naya dan juga Nathan telah sampai di resto yang sudah di pilih oleh Nathan. "kakak beneran mau makan disini ? eh , maaf kak , soalnya ini restonya besar sama mewah banget kak" ucapnya sedikit ragu.

Nathan mengangguk. "iya disini , gua yang bayar Nay , ayo" ucapnya kemudian menarik tangan mungil milik Naya. Lagi lagi jantung Naya berdegup kencang , untuk yang pertama kalinya Naya merasakan hal yang berbeda dengan seseorang.

Kini kedua remaja itu tengah duduk di salah satu kursi di resto seraya menikmati spaghetti dan juga minuman yang telah mereka pesan. "kak , kakak udah sering makan disini , ya?" tanya nya , jujur ia sangat bingung mencari topik.

"iya, btw gausah panggil kakak , panggil nama aja" Naya mengangguk kemudian tersenyum hingga matanya menyipit

.

Setelah diantarkan Nathan ke rumahnya , ia memilih langsung merebahkan dirinya di Kasur. Ia masih seorang diri didalam kamar , karna Caca yang belum pulang kuliah , dan juga Dewi yang masih ada kerja kelompok dengan teman temannya.

Rafael :

Naya , td lo ngpain sm Nathan ?

Naya mengerutkan keningnya melihat pesan dari Rafael. "bentar , Rafael kenal Nathan?"

Anda :

Lo kenal Nathan ?

Rafael :

Ya , jawab gue

Anda :

Makan doang terus pulng

Rafael :

Oh

"gajelas bat anying" gumamnya.

NAYA & RAFAEL  (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang