BOGOR. - 51

55 13 0
                                    

AKU LUPAA, DI CHAP TANTE NIRA, AKU GA LIATIN SIAPA TANTE NIRANYA ITU, MAAFF 😭😭

DI CHAPTER INI AKU LIATIN SIAPA 'NIRA' YAA!.
***
"Gimana, Dim? Diangkat?" Tanya Naya dengan sedikit memajukan kepalanya kehadapan wajah Dimas

Dimas hanya mengangguk, kemudian melanjutkan perbincangannya dengan Nira di telfon.

"Halo, tante. Tante masih diem di Bogor nggak?"

"Ehh, iya Dim iya masih. Kamu mau kesini kah?" Tanya Nira yang dapat didengar juga oleh Naya.

"Hehe, iya,Tan. Dimas mau ke bogor sekalian liburan sama temen temen, nanti. Jadi, ntar Dimas sempetin ke rumahnya Tante"

"Oalaahh, bagus dehh kamu main ke Bogor. Lama juga kamu ndak kesini. Naya ikut kamu Dim?"

Dimas menatap Naya, seperti memberi pertanyaan. Naya menggeleng.

"Ga, Tan. Naya ga ikut" Naya menaikan satu alisnya, kemudian menghembuskan nafas.

"Okee, kalo kamu mau kesini nanti chat aja tante, oke??"
***
Hari minggu yang ditunggu tunggu akhirnya tiba, Naya sudah berada di kamar Dimas setelah melaksanakan sholat subuh tadi.

"Kak, hubungin Rafael sama yang lain, suruh kumpul di depan gerbang komplek aja, biar ga ketauan,"

"Hm" Naya membuka aplikasi whatsapp nya kemudian membuka roomchat Rafael.

Telfon itu tersambung, Naya langsung dihadiahi suara khas Rafael setelah bangun tidur.

"Kenapa Naya?"

"Kamu mah masih bobo? Buruan ah bangun, terus jemput Andhika sama Lian. Terus kalian bertiga tunggu didepan komplek aku, nanti aku sama Dimas nyusul kesana."

"Iya, oke"

"Udah," Dimas duduk disebelah Naya setelah membereskan kopernya dan koper Kakaknya, lumayan banyak baju yang dibawa untuk sekitar 5 harian lebih mereka di Bogor.

"Dim, kita ngasih alasan ke Mamah gimana?" Tanya Naya sedikit khawatir.

"Tenang aja, mereka pasti belum bangun jam segini"

***
"Ini motor gue sama yang lain gimana? Ilang ntar, mehong loh ini" ucap Andhika yang merasa bingung, karna letak motor mereka yang dibiarkan tergeletak disamping pos satpam.

"Gue suruh temen gue ntar yang bawa ke rumah, tenang aja. Udah ah buruan masuk, udah jam set 7"

Dimas menyetir, kemudian dikursi sebelah Dimas diduduki oleh Andhika, di kursi belakang, Naya di samping pintu sebelah kanan, Rafael ditengah dan disisi kirinya Lian.

"Ini ntar kita tidur dimana ? Bawah jembatan Bogor aja kah?" Tanya Andhika yang langsung dihadiahi pukulan ringan dikepalanya

"Jangan geblek, kita tidur di toilet umum aja," sahut Ael yang tadinya memberi pukulan dikepala Andhika.

"Nahh! Bagus tuh! Ga buang buang duit nginep dihotell!" Rafael berdecak pelan. Bepergian dengan dua makhluk bumi yang berwujud manusia ini memang selalu melelahkan.

"Dik, sesekali jadi cowo cool, kaya Rafa" ucap Naya membuat Rafael gemas sendiri dengan tingkah laku Naya.

"Lo berdua kalo pacaran terus gue tinggalin di pinggir jalan,ya" ancam Andhika tak tahu malu.

"Lo yang diturunin Dimas dipinggir jalan, orang yang bawa mobil dia!"

Tawaan kembali berhambur didalam mobil itu, suatu kebahagiaan sederhana yang selalu dimimpikan Naya.

Naya terus berandai-andai di pelukan Rafael, ia terus berandai ingin tertawa dan bahagia bersama kedua orangtuanya.

"Raf, coba siniin tangan kamu," Rafael menaruh tangannya diatas tangan mungil nan mulus milik Naya, kemudian membiarkan Naya memainkan jari jarinya.

"Gede ya, Raf. Jari aku, kecil kaya sosis mini jadinya" ucap Naya kemudian disusul tawaan kecil serta senyuman manis dibibirnya.

"Jangan suka senyum gitu, banyak yang liat" ucap Rafael kemudian merangkul gadis itu, membawanya bersandar di bahu tegap Rafael.

"Kamu lucuuuuuuuuuuuuu!!!" Gemas Rafael di ceruk leher Naya, membuat Naya demakin mempererat pelukannya dileher cowok itu.

"Susah ya, Dik. Kalo cuman nyewa dibumi, pemiliknya kaya begini" omel Ael yang sedikit merasa insecure dengan dua sejoli disampingnya ini.

"Makanya cari cewe, lo muka ganteng tapi ga digunain, freak"
***
Setelah kurang lebih 1 jam diperjalanan, segerombolan orang itu sampai di parkiran villa yang disewa oleh Rafael lebih dulu sebelum hari minggu ini.

"Gue chek-in, lo semua tunggu aja" ucap Rafael hendak pergi ke receptionist, namun ditahan oleh Naya.

"Dimas aja yang kesana, kamu dsini aja"

"ah Naya! Lo tuh bucinnya keterlaluan tau ga! Prostasi gue," Naya menjulurkan lidahnya mengeje Ael, kemudian kembali memeluk lengan Rafael.

"Yaudah yaudah, gue aja yang ke recep,"
***
"Waaawww! Besar banget, Raf!" Pekik Naya kegirangan melihat Villa yang disewa Rafael, jelas ada harga ada kualitas.

"Ada 3 kamar, di masterbedroom gue sama Naya, ya. Kamar lainnya pilih aja sendiri,"

Rafael langsung membawakan koper Naya menuju kamar, gadis itu tak henti hentinya melihat seisi Villa, benar benar mewah.

Rafael membuka pintu kamar, Naya semakin kagum dengan kemewahan Villa itu. Luas, masterbedroom ini sangat sangat luas.

Di depan kasur yang besar itu, terdapat tv yang berukuran besar. Jarak dari kasur ke tv juga sangat panjang.

"Rafaell! Ini Villa nya berapa?! Bagus banget tauuu..." Ucap Naya duduk di pinggiran kasur.

"Gatau, Yang. Genta yang booking in soalnya" Rafael menaruh kopernya di samping koper Naya, kemudian mengambil handuk untuk ber bersih bersih.

"Habis aku mandi, kamu lagi, Ya" Naya mengacungkan kedua jempolnya, tak lupa kembali memeluk cowok itu sebelum Rafael ke kamar mandi yang sangat luas.

Naya berguling guling diatas kasur menunggu sang pangerannya keluar dari kamat mandi. Kemudian langsung teringat dengan niatnya sore ini.

Mendatangi Nira, dan mencoba menggali semuanya.

***
HAII HAII HAIII

KASIH VOTENYA DONGG, MAKASSII!💗

NAYA & RAFAEL  (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang