Dimas kembali membawa kabar buruk, usahanya kembali gagal untuk mengetahui keberadaan Argaz.
"Sabar ya, Nayanjing. Do'a aja semoga Allah cepet cepet ngasih cahaya buat elo nyariin bokap lo," Ucap Ael sambil mengelus ngelus pundak Naya.
"Capek juga lama lama, makan aja yok?" Ucap Naya seperti mengalihkan pembicaraan. Rafael menghembuskan nafas lelah, ia lelah melihat kesedihan terus menyelimuti gadisnya. Gara gara Topan sialan itu, Naya bahkan tidak bisa merasakan kebahagiaan yang berkepanjangan. Bahagia sesaat saja, sangat sulit untuk Naya raih.
"Cari Bakso aja," usul Rafael membuat Naya mengulas senyum lebar kemudian kembali mengambil posisi ternyaman dibahu Rafael.
***
Setelah puas mengelilingi kota Bogor dan makan makan, segerombolan anak manusia itu kembali ke Villa dan melaksanakan rutinitas seperti biasa.Naya menaruh guling ditengah tengah kasur, sebagai penghalat, karna Naya yakin setan dan nafsu datang kapan saja.
"Naya... Gausah pake penghalat gini..." Ucap Rafael sambil meraih tangan kecil Naya. Naya mengambil ponselnya, kemudian membuka DM ig Rafael.
'rafaaa ga boleh gituuuuu!'
Naya mengirimkan pesan pada Rafael, kemudian menatap cowok itu dengan tatapan meng kode.
Rafael membuka ponselnya, dan membaca pesan yang di kirimkan oleh Naya.
'ini guling sialan banget, ngapain taroh ditengah tengah sih? Gamau aku peluk hah?!'
'siniin aja hpnya'
Rafael membuang asal guling yang menghalangi mereka, kemudian mengambil hp Naya. Beruntung Naya masih bisa merebutnya kembali, kemudian bangkit berdiri dari kasur dan kembali mengirimkan pesan.
'GAMAAAUUUU!'
"Naya sini," ucap Rafael dengan nada sedikit menekan, disertai tatapan datar namun terkesan ngeri.
Rafael bangun dari tidurannya, cowok itu hanya mengenakan kaos hitam lengan pendek polos, dan tentu kolor berwarna krem polos.
Naya terpojokan di samping pintu saat Rafael mulai mendekat ke arahnya. Rafael mengunci pergerakan Naya, membuat Naya meringis pelan.
Naya semakin takut dibuatnya, karna Rafael mengunci pintu dengan tangan sebelahnya, namun mata itu tetap menatapnya datar.
Cukup lama keduanya bertatapan, namun itu terhenti saat Rafael melingkarkan tangannya dipinggang Naya, kemudian menaruh wajahnya diceruk leher Naya.
Naya menghembuskan nafas lega, kemudian melingkarkan tangannya dileher Rafael. "Mau gendong kaya koala..." Rengek Naya di telinga Rafael.
Naya melingkarkan juga kakinya dipinggang cowok itu. Rafael mengangkat Naya sambil menggigit pipi Naya gemas.
"Habis ini tidur, aku peluk," Naya mengangguk saja tanpa bersuara, aroma tubuh Rafael benar benar membuatnya tenang.
Rafael menidurkan Naya disampingnya, kemudian membiarkan lengannya menjadi bantal untuk Naya, juga membiarkan dada bidangnya itu sebagai sandaran ternyaman untuk gadisnya.
Naya mencium dagu Rafael sebelum akhirnya kembali menyembunyikan wajahnya. Karna ia tahu, Rafael akan membalas perlakuannya barusan.
Rafael mengelus ngelus rambut Naya, kemudian membisikan sesuatu yang.., dapat membuat Naya terdiam olehnya.
"Apapun yang terjadi, kamu gaboleh sama siapapun selain aku. Kamu tau? Perasaan aku gaakan pernah berubah sepeserpun buat kamu. Jangan pernah rusak kepercayaan aku lagi, ya?"
***
Naya mendongakan kepalanya. Kemudian mengulas senyum saat mendapati Rafael yang masih setia memeluknya erat semalaman.Naya melepas pelukan Rafael, namun sayang cowok itu kembali menariknya. "Mau ke mana?" Tanya Rafael masih dengan mata tertutup.
"Mau ke kamar mandi... Bersih bersih terus aku mau masak buat yang lain juga," Rafael mengangguk, kemudian mengelus rambut Naya pelan.
Naya menyelesaikan rutinitasnya didalam kamar mandi, kemudian keluar kamar membiarkan Rafael yang masih tertidur pulas
Naya melihat tidak ada tanda tanda para lelaki itu bangun, Naya berdecak sebal karna ia harus bekerja sendirian sekarang.
Naya menatapi bahan bahan masakan yang kemarin ia beli dengan teman temannya. Jujur, ia malah bingung ingin memasak apa sekarang.
"Tu cowo cowo sukanya makan apa sih?" Gumam Naya sendiri
Naya ingat, didalam kulkas ada beberapa ekor ikan Nila. Ide Naya langsung muncul.
Ia membuka kulkas, kemudian mengeluarkan Nila itu. Ia memasukan Ikan Nilanya kedalam baskom kecil untuk mencuci ikan.
Dibayangannya sekarang, Ia akan memasak ikan Nila goreng tepung, Kemudian Tempe goreng tepung, sedikit sambal, dan oseng oseng kangkung. Agar otak teman temannya itu bisa sedikit lebih waras.
Kurang lebih satu jam Naya memasak makanan itu, ia mendengar pintu terbuka, dan melihat Rafael berdiri berjalan ke arahnya. Nampaknya cowok itu sudah mandi.
"Wangi banget sayang... Ya ampun," ucap Rafael langsung duduk di kursi meja makan. "Raf, minta tolong bangunin yang lain ya? Aku mau bersih muka dulu, panas hehe"
Rafael jelas tidak keberatan, dengan cepat ia bangkit dan menuju ke kamar kamar yang lain. Sedangkan Naya, gadis itu berjalan memasuki kamar.
Rafael membuka kamar Andhika dan Lian tanpa aba aba, membuat tubuh Lian bergetar gara gara terkejut. " Ya Allah... RAFAEL SIALAN!" Bentak Lian tidak suka. Sedangkan Andhika, cowok itu sudah keluar kamar mandi sejak Rafael masuk kamar.
"rifiil siiilin, bangun, cewek gue udah masak banyak tuh," setelah mengatakan itu, Rafael segera keluar dan menuju kamar Dimas.
"Gausah dibangunin, gue udah bangun" Rafael terkekeh ringan, kemudian kembali menuju meja makan.
***
HAI HAI KAWAANN, MAAF LAMA GA UPDATE YA HIHIII.SOALNYA ADA BEBERAPA HAL YANG HARUS AKU JALANIN DULU DI REAL.
SUKA GA KALO NAYA SAMA RAFAEL TERUS TERUSAN BEGINI? ATAU AKU BIKIN PUTUS LAGI? WFWGSG
VOTE THHXX💗
KAMU SEDANG MEMBACA
NAYA & RAFAEL (COMPLETE)
Teen Fiction"Kita putus, itu kan yang lo mau ?" - Rafael Pratama ------------- Ini tentang Anaya Alfauziah dan Rafael Pratama, dua remaja yang dipertemukan pada kelas 10, dan berlanjut hingga kelas 12 meskipun dengan penuh lika liku yang keduanya harus jalani. ...