halloo apdet egen nieeh.
otak gue lagi mmet pas ngetik ini , jd maklum ae yy
..
sembuhkan dulu hatimu sebelum membuka lembaran baru.
- Anaya Alfauziah
Anya dan Naya sudah berada dihalaman rumah Ael , Naya sudah diantarkan Oleh Rafael tadi. "buruan ketuk pintunya , mau sampai kapan kita diri Disini ?" Naya tertawa kecil , kemudian mengetuk pintu rumah 1 lantai itu , rumah ini terlihat sepi.
Tak lama pintu itu terbuka , namun bukan Ael , melainkan cowok dengan perawakan yang lebih pendek sedikit dari Ael , yang keduanya Yakini adalah Yatra. "kalian berdua temen bang El ?" Yatra bertanya , dibalas anggukan oleh kedua gadis itu.
"oh , masuk aja dulu , tadi bang El lagi beli martabak , tunggu ae dulu di dalem" keduanya masuk , kemudian duduk di sofa ruang tamu kecil itu. Rumah ini terlihat sederhana , kecil namun rapi. "Yat gue balik!" Ael membuka pintu dan langsung menghampiri Naya juga Anya.
"udah dateng ? Yatra mana ?"
"tadi kedapur mungkin" jawab Naya
Ael menaruh dua bungkus martabak itu dimeja , kemudian sedikit berteriak memanggil Yatra. "apaan si bang , bentar ah , gue lagi bikin minum ini" Yatra berteriak dari dapur sana , Ael membentuk o bibirnya , kemudian mengangguk.
ia duduk di salah satu kursi hijau ruang tamunya , kemudian membuka martabak itu. eemm . "El lo berdua aja ? bokap nyokap lo dimana ?" Anya menanyakan hal ini , karena dilihatnya hanya ada Yatra juga Ael dirumah ini. ael tersenyum tipis , "bunda sama papa gue udah Gaada Nya"
Naya menginjak kaki Anya , membuat Anya sedikit meringis. "El sorry , gue nggak tau"
"iya , gapapa , oh iya nanti jam tujuh malem gue mau kerja parttime , kalo lo berdua masih mau Disini ampe jam tujuh bareng Yatra aja"
"oouuuh , iya iya" Naya mengangguk , kemudian mengambil satu martabak dan langsung melahapnya. Yatra datang dengan nampam berisi teh , ia menaruh nampan itu dimeja kemudian ikut duduk disebelah Ael.
"salah satunya cewe lo bang ?" Ael tersedak martabaknya , Naya langsung mengambil teh dan menyuruh Ael minum. "buset , gue nanya doang loh bang" Yatra merebahkan kepalanya di paha Ael , tidak merasa bersalah sama sekali.
Beginilah Yatra , Yatra memang seorang adik laki laki , namun ia sering memanjakan dirinya dengan Ael. Ael sudah biasa , ia mengerti , Yatra masih merasakan trauma dengan kecelakaan kedua orang tuanya.
"mana ada cewe gue Yat , ngaco lo"
🌙⚡🌙⚡
Vana baru bangun tidur siang , ia melihat Aaron yang tengah berkutik dengan handphonenya. "abang.." gadis kecil itu berjalan ke brankar abangnya , refleks Aaron menaruh ponselnya kemudian tersenyum hangat kepada Vana.
"tadi Ana denger ada suara cewek , tapi bukan kak Naya" Vana duduk di kursi samping brankar , "tadi pacarnya abang , Namanya Zaza, dia emang jarang main ke rumah , makanya kamu kurang kenal sama dia"
Aaron berbohong , Zaza memang tidak menyukai berkumpul dengan orangtua Aaron ataupun dengan Vana. Vana mengangguk – anggukan kepalanya , Vana menarik tangan besar Aaron , kemudian menatapnya. "tangan abang luka , kenapa abang nggak obatin ? kalo kata bu gurunya Vana ini bisa ifneksi bang , ga baik katanya"
Aaron tertawa , ia menangkup pipi Vana kemudian menggesekan hidung nya dengan Vana. Gadis kecil kesayangannya itu sangat menggemaskan. "infeksi , Vana , bukan ifneksi"
"Ana obatin ya ?" Vana memiringkan kepalanya , membuat rambut hitam Panjang itu terurai. "ga usah , ga sakit Vana"
Vana mengembungkan pipinya , kemudian berjalan mengambil remote tv , Kembali duduk dan menghidupkan tv. "nanti suruh Kak Naya kesini lagi ya , Ana belum sempet main tadi sama Ka Naya , dianya nangis mulu ,ngeselin"
Aaron terdiam , ia membayangkan Naya dengan kondisi yang dijelaskan adikmya tadi. "Kak Naya nangis gara gara apa ?"
"ih ! gara gara abang lah !"
"besok abang suruh Naya kesni ya , ini udah mau maghrib , Naya ga boleh keluar malem , okee ?" Vana mengangguk , kemudian Kembali menonton spongebob ditv nya.
🌙⚡🌙⚡
Jam sudah menunjukan pukul 17.28 , Naya sudah diantarkan Rafael pulang kerumahnya. Naya membuka pintu kamarnya , kemudian ia dikejutkan dengan Caca yang tiba tiba menghampirinya.
"Nay , kita ngobrol bentar , yuk ?" Naya masih diam , setelah sekian lama kakaknya ini tidak mau bicara dengannya , dan sekarang ingin mengobrol bersamanya. "em ? iya ca bisa"
Keduanya berada di halaman , Caca mengajaknya kesini. Keduanya duduk di teras. "eeeee , Nay , lo masih nganggep gue kakak kan ?"
"ya iyalah , lo tetep kakak gue gimanapun sikap lo" Naya terkekeh kecil. "itu artinya lo mau maafin gue atas keegoisan gue selama ini kan ?"
Naya diam , bingung dengan Caca sekarang. "iya gue.. maafin , sih , tapi kak , lo kenapa ?"
"gue mau perbaikin ini lagi Nay , kita sepupu" Caca memainkan jari jarinya.
"oke ! gue butuh bukti nih kalo lo emang mau maapan sama gue"
Caca memeluk Naya , ia tersenyum.
🌙⚡🌙⚡
Keesokan harinya , Naya sudah berada di kelas sepagi ini , kini hanya ada dirinya , dan beberapa teman teman sekelasnya , termasuk Andhika Margertisha. Salah satu cowok paling keras dikelasnya , wajahya datar , bahkan terkesan seperti ingin menerkam mangsanya.
"Nay" Andhika duduk dikursi sebelah Naya , sedangkan Naya langsung melepas headseat nya. "kenapa , Dik ?" Naya menatap iris hitam Andhika. "ikut gue bentar yok , ke perpus , baca buku bareng"
Naya membuntuti cowok berperawakan tinggi itu , namun Naya mulai tersadar , ia dibawa ke Gudang , bukan perpustakaan. "Dik , perpus bukan arah sini"
Andhika berbalik badan , tercetak senyum aneh diwajahnya. Andhika menarik lengan Naya agar ikut bersamanya , namun Naya berontak. "IKUT AJA KENAPA !" Andhika tiba tiba membentaknya , membuat Naya diam. Naya bergetar , fikirannya kemana mana sekarang.
"lo ikut gue , gaakan gue apa apain" Andhika mulai menurunkan nadanya , mencoba menetralkan emosinya. Andhika sedikit temperamental. Tangan besar Andhika berada di tangan mungil Naya , menuntun gadis itu ke Gudang.
Andhika mengunci pintu Gudang , didalam , kosong , sangat lembap. "Dik , lo mau ngapain , kenapa pi-" Andhika menutup mulut Naya dengan satu jarinya , ia duduk dikursi sebelah tempat Naya berdiri. "lo mau jadi cewek gue gak ?"
Naya sontak membulatkan matanya , ia menatap Andhika heran. "ga ! gue gamau !" Andhika emosi , ia bangkit dari duduknya kemudian menatap Naya tajam. "apa lo bilang ? bisa ulangi lagi ?" Naya menggeleng , menunduk. "ULANGI GUE BILANG NAYA" lagi dan lagi Andhika membentaknya , Naya menunduk , sembari terus menggeleng.
"gue udah punya pacar Dik" cicit nya pelan , Andhika tersenyum , "siapa nama cowo lo ?" Naya mendongak , bingung , jika ia mengatakan Rafael , gawat jika Nathan tahu.jika ia mengatakan Nathan , lebih gawat lagi. "Rafael"
🌙⚡🌙⚡
***
pendek dulu y kwan
KAMU SEDANG MEMBACA
NAYA & RAFAEL (COMPLETE)
Teen Fiction"Kita putus, itu kan yang lo mau ?" - Rafael Pratama ------------- Ini tentang Anaya Alfauziah dan Rafael Pratama, dua remaja yang dipertemukan pada kelas 10, dan berlanjut hingga kelas 12 meskipun dengan penuh lika liku yang keduanya harus jalani. ...