"aku bantu cuci piringnya, ya?" Ucap Rafael sambil memeluk Naya dari belakang. Naya menghentikan aktifitasnya, kemudian berbalik menghadap Rafael.
"Eeeemm, kamu cuci piring, terus aku mau siap siap. mau jalan berduaan aja sama kamuu, boleh ya boleh yaaaa?????" Ucap Naya sambil mengayun ngayunkan tangan Rafael dengan memegangi jari telunjuk Rafael.
"Mau jalan kemana?" Tanya Rafael datar. "Kemana aja asal sama kamu," cicit Naya pelan.
Rafael tersenyum, kemudian mengangkat Naya duduk diatas meja makan. Sedangkan dirinya menatap gadis itu lekat.
"Kayanya kamu harus diseriusin, aku gamau juga zina lama lama,"
Naya menegang, kemudian membulatkan matanya lebar lebar. "Masih sekolah, Raf! Ngaco kamu"
"Yaudah lulus sekolah, kuliah bareng sambil jadi pasutri baru kawin," ucapnya diakhiri dengan tawaan berintonasi rendah.
"Rafael gaboleh main main loh soal beginian, menyangkut masa depan tau" Rafael mengangguk paham.
Dilihatnya ada keraguan disana, Rafael mengusap kasar wajahnya. Ia sendiri yang terlalu cepat, fikirnya.
"Gausah difikirin yang tadi, kamu siap siap sana, aku nyuci"
***
Naya memeluk selimut kuat kuat, tubuhnya menggigil sejak selesai mandi pagi tadi. Rafael membuka pintu dengan sedikit tergesa gesa, ia membawakan obat.Rafael menaruh obat itu diatas nakas, kemudian beralih memeluk Naya agar gadis itu tetap hangat. "Sayang mau make hoodie aku aja ? Supaya hangat"
Naya mengangguk, Rafael mengambil hoodie putih polosnya kemudian memasangkan ketubuh Naya. Selesai meminum obat, Rafael langsung ikut merebahkan dirinya disamping Naya.
Naya bangun dari rebahannya dengan kepala sempoyongan. Niatnya hanya ingin menghabiskan malam ini dipelukan lelaki kesayangannya.
Naya menindihi tubuh Rafael, kemudian memeluknya erat. Hoodie tebal ini sudah cukup hangat, ditambah pelukan Rafael dan selimut yang juga membaluti tubuh keduanya.
Rafael mengelus ngelus kepala Naya, sesekali mencium dan mengelus ngelus punggung Naya agar lebih mudah tertidur.
"Raf," panggil Naya dengan suara parau. Rafael hanya membalasnya dengan deheman kecil, juga matanya yang langsung menatap Naya lekat.
"Obatnya ga enak..." Rengek Naya karna obat tablet itu benar benar terasa pahit. Sial, Rafael sangat gemas dengan pacarnya ini. Pipi gembul Naya menjadi santapannya sekarang. Ia menggigit pipi itu, meskipun Naya sedang tidak enak badan, cewek itu benar benar tidak melarang Rafael.
"Namanya juga obat, sayang" bisik Rafael rendah. "Raf, kiss dulu, aku gabisa bobo"
Rafael menurut, ia menciumi seluruh wajah Naya kecuali bibir. Menghindari hal yang berlebih akan terjadi malam itu.
Naya mendengarkan irama detak jantung Rafael, sungguh ini benar benar membuatnya tenang.
***
Naya mendengus kesal karna tak kunjung mendapatkan barang yang ia cari. Sekarang, ia berada di supermarket untuk berbelanjan sedikit sayuran.Ia kemari tentu dengan Rafael, namun Naya menyuruh cowok itu tetap diam di mobil saja menunggunya. Dirasa apa yang dicari sudah lengkap, Naya langsung menuju ke kasir untuk membayar.
Sambil menunggu, mata Naya melihat ke sekeliling supermarket. Luas, dan ada banyak orang disana.
Naya sedikit mengerutkan keningnya, seperti tak percaya dengan apa yang ia lihat barusan.
Argaz, Naya melihat Papahnya berdiri diam sambil menatapi dirinya. Mata Naya yakin betul itu Argaz, namun otak dan fikirannya jelas menolak bahwa Argaz berada disitu.
"Totalnya, 127rb"
***
"Rafaaa.." panggil Naya dengan nada sedikit merengek sambil memengangi tangan Rafael."Ya sayang? Apa" sahut Rafael sambil terus fokus mengendarai mobilnya. "Kemungkinan Papa masih hidup, itu mungkin ga sih??".
Rafael diam, ia bingung ingin memberikan jawaban apa. Ia takut salah bicara dan semakin membuat Naya memikirkan hal itu.
"Lupain aja, ya? Kita fokus sama niat kita kesini. Yang tadi itu, mungkin kamu saking kangennya sama Papah, aampe sampe kebayang gitu"
***
Hujan deras mengguyur Bogor sekarang, dan di villa hanya ada tiga manusia yang semua tidak bisa diandalkan"Sini lo, tai" umpat Ael disela sela aksi kejar mengejarnya dengan Andhika. "Itu ikan cupang gue, anjing!""ANJING ANJING ANJING! DIA GA SALAH APA APA NAMANYA LO BAWA BAWA TERUS!" Teriak Dimas dari ruang tengah menegur Ael dan Andhika
"Oke, damai. Siniin cupang gue" Andhika berdiri tak jauh dari hadapan Ael, ia melirik wadah kaca bening yang berisi ikan cupang. Air nya sedikit berkurang, akibat sedikit terkeluar saat kejar mengejar dengan Ael tadi.
"Lo mau ini? AMBIL!" Ael panik, Andhika benar benar melemparnya. "GOBLOK SIA, GOBLOK BANGET SI DIKA, GOBLOOOOOKKKKK!!!"
ajaib, Ael dapat menangkap wadah itu, namun jelas airnya sudah terkuras habis.
"Astaga, bisa mati anak gue," Ael sedikit berlari ke arah dapur, sedangkan Andhika menghelah nafas pelan.
"Lo pel itu, tanggung jawab" ucap Dimas datar. "Gue gaada ngehamilinbanak orang" gumam Andhika sambil mengambil pel yang ada disudut ruangan.
"Lo ngehamilin cupang gue"
"Dia cowo jing, masa iya gue hamilin?"
Ael berbalik badan sambil masih memegangi wadah ikan cupangnya, "lo tau dari mana dia cowo? Jangan jangan.."
Brak
Rafael menendang pintu masuk dengan kasar. Pandangan seluruh isi villa menatap ke arah Naya yang terpejam di gendongan Rafael.
Satu persatu datang menghampiri Naya yang sudah basah kuyup akibat air hujan.
"Kenapa gini Raf?" Tanya Dimas khawatir. "Kakak lo batu banget, Dim. Diauruh jangan mandi hujan malah mandi! Gila apa?! Dia lagi sakit juga udah gue tegur" omel Rafael sedikit menahan amarah.
Rafael menyuruh Dimas mengambil handuk, sedangkan ia melepas hoodie yang tadinya ia pakai..
Hal yang tidak diinginkan Rafael akhirnya terjadi, Rafael tahu Naya sudah bangun, namun sial, nafas cewek ini seperti terengah engah.
Dimas datang dengan handuk ditangannya, kemudian memberikan handuk itu kepada Rafael. Perasaan Rafael kalut, ia membangunkan Naya kemudian sedikit mengeringkan tubuh Naya.
Naya meraih tangan Rafael, kedua bahunya sedikit terangkat karena sesak nafas, benar saja, Asma nya kambuh sekarang
"Susah, Raf..." Ucap Naya pelan.
***
HAII, MAAF BANGEEETTT BARU BISA UPDATE SEKARANG😭😭😭AKU FOKUS MPLS SOALNYA BEBERAPA MINGGU INI, JADI GA SEMPET NULISS
MAAF YYAA? MAAF😭💗
KAMU SEDANG MEMBACA
NAYA & RAFAEL (COMPLETE)
Teen Fiction"Kita putus, itu kan yang lo mau ?" - Rafael Pratama ------------- Ini tentang Anaya Alfauziah dan Rafael Pratama, dua remaja yang dipertemukan pada kelas 10, dan berlanjut hingga kelas 12 meskipun dengan penuh lika liku yang keduanya harus jalani. ...