DARE - 18

70 24 0
                                    

halloo up nihh wkwk.

tinggalin jejak dongg hhee.

kamu yang membuatku jatuh dalam kebahagiaan. kamu juga yang membuatku hancur.

- Anaya Alfauziah

"Naya ?!" pekik ketiganya saat melihat Naya yang menangis di lantai , memeluk lututnya sendiri. sedangkan Andhika , langkahnya berhenti didepan pintu , menyadari ada seseorang yang masuk.

"ada yang masuk Raf ! buruan aja lo bawa Naya pergi"

"kemana ?"

"lo bodoh ! bawa balikk , lewat jalan mana kek , didepan ga yakin gue aman" Lian menatap Andhika kemudian mengajak Andhika keluar , berniat menghadapi seseorang diluar sana.

Rafael dengan cepat menggendong Naya , sedangkan gadis itu tak henti hentinya menangis sejak tadi , Sekarang dada Rafael lah tempat ternyamannya.

tangan Rafael terus mengelus jari jemari Naya , dengan cepat membawa gadis ini pergi.

***

"Naya kamu KENAPA ? jawab tante dong.." Naya masih menunduk , kini Rafael membswanya pulang kerumah.

"lo apain adek gue Raf ?" tanya Caca sangar. "ga gue apa apain Ca sumpah"

"kamu nemuin Naya kayak gini dimana ?" tanya Farid serius. "Rafael lupa om , yang pasti tempatnya agak jauh dari pemukiman warga"

"mending bawa Naya ke kamarnya , suruh stirahat aja dulu" ucap Dewi. semua mengangguk , kemudian berjalan mengikuti Naya dari belakang.

didalam kamar sekarang , hanya ada Naya dan Rafael. Caca sedang membuatkan minuman Bersama Dewi , sedangkan Auli dan Farid sengaja memberi Naya waktu berbicara dengan Rafael. "ayang jawab aku , siapa yang bikin kayak gini?"

"aku juga ngga tau Rafa.."

Rafael menghembuskan nafas pelan , kemudian tersenyum hangat. "aku mau pulang , gapapa ya ? besok gausah sekolah aja ya ?"

"hmm , Rafa hp aku mana ?"

"Gaada di aku" Naya menyerngit.

"gausah mikirin itu dulu. nanti aku tanya sama yang lain , kali aja hp kamu sama mereka"

***

"udah berapa hari Than ?" tanya Serlio , Nathan menaruh vapenya , kemudia tertawa pelan.

"udah enam hari , tinggal sehari lagi aja."

"tapikalo gue beneran nyaman sama Naya , apa ga masalah ?" Ryan dan Serlio saling tatap. tak menyangka. "lo.. nyaman sama Naya ?"

"truth or dare ?!"

"dare" jawab Nathan santai.

"lo tau si Naya kan ? yang nggebet lo banget" Nathan mengangguk ,

"lo pacarin dia seminggu aja. tapi ya kalo elo nyaman beneran kita berdua gatau !" Ryan tertwa , kemudian mengangkat tangannya.

"gapapa apa kayak gini ? mainin hati orang loh Yan" Serlio Nampak kurang setuju.

"gapapa ah elah. buaya modelan lo sejak kapan peduli sama hati orang ?"

"gue bakal lanjutin aja deh kayaknya , Naya baik banget cewenya"

"terserah aja sih. tapi jangan sampai dia tau kalo dari awal dia cumin kita jadiin bahan dare" Serlio pergi dari sana.

***

"ron serius , tu hp ngga ada ditangan gue sekarang.. bukan gue"

"huuh , tapi dari ketikan semua nya lo. siapa yang berani manggil gue aaronjing selain lo ? Gaada kan ?" Aaron sedang berada di halaman rumah Naya sekarang , ia sudah mulai masuk sekolah , dan sekarang sudah waktunya pulang , namun ia memilih mampir kerumah Naya terlebih dahulu.

"yaudah , lo ga percaya sama gue ? padahal beneran bukan gue.." Naya berbalik badan membelakangi Aaron , membuat Aaron ingin sekali memakan gadis ini. "lo balik ngadep sini atau tu rambut gue potong , mau lo?!"

"ga ! lo sih ngeselinn , lo liat nih , hp nya ngga ada ditangan guee ! "

"iya yaa , nanti gue yang cari tau deh"

"luka lo gimana ? masih sakit nggak ?" Aaron menggeleng , cowok itu menyenderkan punggungnya di bagian bawah sofa , ia sangat betah Disini. "kemarin lo diselamatin siapa ?"

"maksud lo apa ?"

"gue tau lo hilang dari Rafael"

"Lian sama Andhika ada juga waktu Rafael nyelamatin gue" Aaron mengangguk.

"Ron. lo udah cek Zaza ?" tanya Naya memelan. ia tahu Aaron tidak suka jika Naya membawa bawa nama Zaza dipermasalahannya. "gamungkin , kurang kerjaan banget dia ngelakuin itu. lagian juga Zaza gatau link secreto lo apa"

"iyaa , tapi li knya gue taroh di bio wa , mudah banget kan buat Zaza ngisi secreto gue dan berlagak seolah olah gue yang ngirim pesan itu"

"tapi buat apa Naya ?"

"lo kaya gatau Zaza aja. dia kan ga like banget sama gue , dari awal kita sahabatan" Naya menunduk , memainkan jari jemarinya.

***

keesokan harinya , Naya sudah bersiap siap pergi kesekolah , tentu dengan Rafael. "kamu hati hati , Rafael bawa motornya jangan ngebut" Auli berpesan.

Rafael mengangguk kemudian menyalimi tangan Auli. "tenang aja , aman kok sama Rafael !"

diperjalanan , tak henti hentinya mata Rafael menatap Naya melalui kaca spion , gadis itu ? tidak sadar sedang diprthatikan sejak tadi. ia sibuk menggambar di punggung Rafael. berhalusinasi.

"Rafaeeellll"

"mmm ? kenapa ?"

"kita gaakan kepisah kann ?" Rafael tersenyum tipis dari dalam helm fullfacenya.

"ngga , kalo Gaada pengganggu"

***

Nathan berjalan sepanjang koridor , mencari keberadaan Naya. sampailah ia dikantin , mendapati Naya tengah berkumpul dengan Anya , Marcell , Teri , Xixie dan Beyya. "Dek , ini hp kamu"

naya bngkit , kemudian menarik Nathan dari sana. "kenapa ?"

"hehe , nggak papa ko aa , ini hp adek kok bias di aa ?"

Nathan diam , "aku dikasih sama temen , hp kamu sama dia"

"hah ? temen aa ? siapa?"

belum sempat Naya mendapat jawaban , Nathan sudah lebih dulu pergi meninggalkannya.

"aneh"

***

"bagus juga kerja lo" Geva tersenyum puas , meskipun ia sedikit kesal karna tahu Rafael yang menyelamatkan Nnaya. "gue yakin ini baru permulaan dari lo kan ?"

"Jonathan , gue benci banget sama tu cewek. ini bahkan baru pembukaan paling awal" Geva terawa.

"hp Naya mana ?"

"gue kasih ke Nathan"

"kenapa lo kasih ke dia ?! goblok !"

"tenang ! dia gue kasih tau semuanya. lo gatau ? Nathan cuman ngejadiin Naya dare aja ! gamungkin kali Nathan suka sama Naya"

Geva kembali tersenyum miring. ia gila.

sudah bias ditebak , dalang dari semua ini sudah pasti Geva , Jonathan dan Zaza. ketiganya memiliki tujuan masing masing , dan Naya lah sasaran ketiganya.

***

memang masih random banget sih ini. makin ga jls wkwk.

tapi ikutin terus aja ya alurnyaa. makassii

NAYA & RAFAEL  (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang