mendengar teriakan kencang dari Ael membuat Naya dengan reflex melihat kebelakang , sialan ! , baju piyamanya terkena api. Rafael bangkit kemudian menarik Naya menjauh dari kompor , Rafael memeluk dan memegangi lengan kanan Naya.
Rafael menumpahkan air putih miliknya yang tergeletak di atas meja makan , kemudian dengan cepat menumpahkannya ke baju Naya. Naya menegang , ia terus saja menyembunyikan mata nya di bahu Rafael.
Ael mematikan kompor itu kemudian ikut berdiri disamping Naya dan Rafael. Naya mengangkat dagunya , kemudian menghembuskan nafas lega saat bajunya sudah tidak ada api lagi. Rafael menatap Naya dengan tatapan sedikit marah , kemudian membawa Naya ke ruang tamu.
"Lian lo bangunin Beyya sama Andika , suruh Beyya masak" suruh Rafael kepada Ael dan langsung dilaksanakan oleh Ael. Rafael mendudukan Naya disebelah dirinya , kemudian kembali menatap Naya dengan tatapan marah.
Naya menepuk pelan lengan Rafael , merasa takut dengan tatapan itu. "gila apa lo Raf , natap gue segitunya"
"lo mau mati kebakar , hah ?! , dah tau kompor malah lo jadiin senderan , gila lo ? ganti baju lo sekarang , sana"
***
Dimas ada kegiatan osis dihari minggu ini , Beyya , Andika dan Ael sedang berjalan membeli sesuatu di mall. tersisa dua manusia yang tengah duduk disofa ruang tamu dengan kegiatannya masing masing.
Rafael tengah memainkan handphone , sedangkan Naya ikut mengintip isi Instagram Rafael dengan duduk agak dekat disamping cowok itu.
"Raf , lo Gaada kegiatan yang LEBIH bermanfaat gitu ?" tanya Naya yang sekarang sudah sedikit merasa bosan. "ada , ngepet. jadi duit"
"ah lo mah gitu , gapernah serius"
hening , keduanya diam , sampai fikiran Naya hinggap di nama Argaz Alfauzian , hasrat nya ingin bertemu dengan papanya sangat besar , tapi apa daya Naya ? ia tau papah nya sudah tidak ada didunia ini.
"kalo kita ber enam liburan ke Bogor , seru ga ya ?" Rafael beralih menatap Naya , "ngapain lo mau ke sana ? datengin siapa ?"
"ah , tau ah ! gajadi !"
***
semua temannya sudah pergi , termasuk Rafael , sekarang Naya kembali menyendiri didalam kamar , bingung dengan suasana hatinya sekarang.
2 tahun tidak bertemu dengan Rafael , akhirnya cowok itu kembali dan kembali sedikit memberi warna dalam hari harinya. Naya ingin sekali , kembali memiliki seutuhnya hati cowok itu , tapi untuk mengungkapkannya LEBIH dulu terlalu gengsi untuk Naya.
tok tok tok
Dimas mengetuk pintu 3 kali sebelum akhirnya masuk ke dalam kamar kakaknya , Dimas ikut membaringkan tubuhnya disamping Naya , kemudian membawa Naya kedalam pelukannya. "galau kan lo ?"
Naya mengeratkan pelukannya , kemudian mengangguk samar. "iya". Dimas mengelus elus tangan mulus kakaknya itu , kemudian sedikit memfokuskan pandangannya ke arah kaca. "lo nempel foto Rafael disitu , gimana bisa move on ? dua tahun lo taroh disitu"
"lo ngejek gue ? cih" ucap Naya kemudian memejamkan matanya. "lo bisa ga sih Kak ? bedain yang mana gue ngejek , yang mana gue nasehatin. I just nanya sama lo Naya , lo gaakan bisa muponn , lo mau move on ga sih dari Rafael itu?"
"ga , gue gamau move on , suka dan gamonin dia itu penyakit yang gue suka dan gamau gue sembuhin" Dimas tertawa kecil , "kocak banget lo"
"ajakin dia Balikan deh , gue yakin hati dia masih buat lo , kalo lo ga coba nyatain perasaan lo sama dia , mau sampai kapan diem diem an begitu ? semesta udah nemuin kalian berdua lagi , tandanya hubunggan kalian direstuin satu alam semesta"
"gaa , gue gengsi Dim ! , seharusnya tuh ya , dia yang duluan bilang kalo dia masih sayang sama gue" Dimas diam tanda ia mengerti , kemudian bangkit dan keluar tanpa pamit dari kamar kakaknya.
"anjing , lagi enak enaknya nyander gue , malah cabut" gumam Naya jengkel.
***
Rafael :
p
Anda :
apaa
Rafael :
gue jmpt , 5 menit sampai
Naya mengerutkan keningnya , padahal Naya tidak ada membuat janji apapun dengan Rafael , kenapa cowok itu akan menjemputnya ?
Naya memutuskan menelfon Rafael , dengan alasan jari jemari tangannya malas mengetik.
"hallo , kenapa tiba tiba mau jemput gue ? lo salah orang apa ?"
"ga , Emmang mau jalan sama lo aja. cepet , gue udah di gerbang komplek lo"
Naya tidak ingin terlalu lama bersiap , baju yang ia kenakan sekarang juga masih baru fikirnya , tak perlu ia menggantinya.
Naya melepas ikat rambutnya dan membiarkan rambut gelombang bawah coklat itu terurai dan sedikit berantakan , tak lupa dengan baju sweater oversize warna coklat sebawah lututnya. ia hanya menggunakan celana pendek sebatas lutut , hingga membiarkan kaki putihnya terekspos.
Naya mengambil handphonenya kemudian langsung keluar kamar , sangat beruntung tidak ada Dimas yang akan melarangnya jika akan bepergian.
***
Rafael membawanya makan di warung nasi padang yang dulunya sangat sering keduanya kunjungi , Naya dan Rafaek duduk di kursi yang berhadapan , jujur Naya canggung dalam posisi seperti ini , tapi yasudahlah.
"ada apa gerangan tuan Rafael mengajak saya makan disini ?" tanya Naya dengan nada seolah berbicara dengan sang Raja. "mau ngomong" Nnaya membulatkan mulutnya menjadi huruf ' o' kemudian menganggukan kepala.
ibu ibu yang sudah sangat tidak asing dimata mereka dating membawakan makanan yang dipesan , tak lupa ibu ibu itu melemparkan senyuman. "masing langgeng rupanya , Mas sama Mbaknya , semoga bisa cepet cepet sampe nikah ya , saya permisi"
Naya tersedak , Entah apa yang membuatnya tersedak Naya pun tak tahu , melihat ekspresi Naya membuat Rafael sedikit tertawa. "astagfirullah , astagfirullah , astagfirullah , Ya Allah.." gumam Naya kemudian memfokuskan matanya ke makanan.
"didoain , tuh. Balikan aja udah" ucap Rafael sambal mulai memakan nasinya. Naya diam , meskipun jantungnya benar benar naik turun sekarang. Rafael menelan nasinya sebelum kembali berucap , "lo pernah bilang lo masih berharap kita sama sama , gue inget itu"
"anjing , lo !" umpat Naya tertahan. Naya malu , karna Rafael membawanya ke saat itu , saat pertama kali mereka bertemu untuk pertama kalinya setelah 2 tahun. "lo gamau ya ? yaudah , gue ga ngulangin pertanyaan itu lagi"
Naya panik , harus apa ia sekarang , ia menganga melihat Rafael dihadapannya sekarang. "eh , anu.."
"anu apa ? apa anu ?" tanya Rafael semakin membuat Naya panik. "gue masih sayang tau sama lo , tapi cara gue memperlihatkannya aja yang sulit buat diterima orang orang kaya lo"
Rafael benar benar menyatakannya sekarang. "yaudah kalo gitu , berarti mulai sekarang kita pacarana lagi" ucap Naya santai kemudian meminum es teh nya. Rafael mengacungkan dua jempolnya , "oke , manis !"
***
NAH , PUAS MEREKA BALIKAN ? WKAKAKAAKK.
KASIH VOTE DONG , MAKASSII
KAMU SEDANG MEMBACA
NAYA & RAFAEL (COMPLETE)
Teen Fiction"Kita putus, itu kan yang lo mau ?" - Rafael Pratama ------------- Ini tentang Anaya Alfauziah dan Rafael Pratama, dua remaja yang dipertemukan pada kelas 10, dan berlanjut hingga kelas 12 meskipun dengan penuh lika liku yang keduanya harus jalani. ...