BREAK ? - 43

68 14 2
                                    

ayoo ayoo , tebakk , mereka bakal BALIKAN beneran ga di part inii ?

jgn lupa vote , and happy reading !

----

ini awal yang baru , aku yakin

- Anaya Alfauziah

***

Naya menundukkan kepalanya , membiarkan air mata yang semakin deras itu mengalir. Rafael bangkit dari duduknya , kemudian beralih duduk disebelah Naya.

Rafael menarik dagu Naya , kemudian menyingkirkan air mata Naya yang membuat hatinya sakit melihat gadis itu menangis. "jangan nangis , gue ga suka air mata itu"

"lo yang bikin Raf" gumam Naya pelan , sangat pelan sehingga hanya samar samar terdengar oleh Rafael. "maaf.. maaf.. Naya maafin gue" ucap Rafael yang kini sudah memeluk Naya dan menaruh dagunya di atas kepala gadis ini.

Rafael merasakan pergerakan tangan Naya , Naya menyingkirkan tangan Rafael yang erat memeluknya , "pergi Raf , gue mau sendiri"

"lo ga bisa sendiri. lo kesini sama gue , pulang juga harus sama gue" Naya menghapus air matanya , mengambil ikat rambut nya yang memang sudah terlepas sejak Rafael memeluknya tadi. ia kembali mengikat asal asalan rambut coklat itu , tanpa menghiraukan tatapan Rafael yang terlihat sangat , tulus , cowok itu benar benar tulus menatapnya sekarang.

"Naya ?" panggilan itu membuat sekujur tubuh Naya menegang , apa lagi ini ?! masalah apa lagi yang akan menimpa dirinya sekarang tuhan ?.

itu Aaron , cowok jangkung yang berdiri dengan wajah datar tak jauh dari pintu rooftop. Rafael berdiri , kemudian melangkah untuk berdiri dihadapan Aaron. "sorry , gue ajak cewe lo kesini tadi , sebentar aja. nothing that we doing in here"

Aaron berusaha tenang , kemudian beralih menatap Naya yang berjalan ke arah mereka berdua. "Ron , anterin aku pulang" cicit Naya pelan setelah berdiri tepat ditengah tengah Rafael dan Aaron. "fine , ok , ayo"

***

"ngapain kamu sama Rafael ? masih gamon ya kamu ?" ucap Aaron sambal terus focus mengendarai mobilnya , Entah , motor Aaron sering rusak akhir akhir ini. itu juga menjadi alasan kenapa Aaron LEBIH mudah terpancing emosi karena melihat motor kebanggaannya keluar masuk bengkel.

"Aaron , no think anything yang buruk tentang aku sama Rafael tadi , we just talk. dan pembicaraan kami pun obrolan ringan , kami udah lama ga ketemu , Ron" bohong , tentu saja Naya berbohong sekarang.

tapi ayolah , lawan bicaranya sekarang adalah Aaron , orang yang tidak mudah dibohongi , sedangkan Naya ? gadis ini terlalu bodoh untuk berbohong. "kamu nangis , jangan kira aku ga tau. I see that" Naya meringis.

"maaf"

"for what ?? kamu ngelakuin kesalahan ?" Naya rasanya ingin menangis dan berteriak sekarang juga. "I know aku udah buat hal yang kamu ga suka. sorry.."

setelahnya , Aaron hanya diam tak bersuara , begitupun Naya.

sesampainya di rumah Naya , sangat disayangkan , belum lagi Naya menjelaskan semuanya , Aaron sudah LEBIH dulu menancapkan gas mobilnya tanpa berpamitan.

belum lagi Naya melangkahkan kakinya , ia dikejutkan dengan dering telfon di saku celananya. tertera nama Anya disitu , tanpa ragu ia langsung mengangkatnya.

"halo halo bestieee ??"

"kenapa nelpon malem malem , Nya ?"

"gue mau pamit , hehee"

Naya membelalakan matanya , pamit ?. "maksud lo apa ? pamit kemana lagi ?!"

"you ga perlu tau. gue udah bilang juga sama Ael tadi , seneng banget bisa kenal lo ber-"

NAYA & RAFAEL  (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang