"Geisha kenapa sampai begini?" Tanya Naya yang sedang mengelus ngelus rambut Geisha.
Rafael diam sambil terus menatap lekat wajah adiknya, fikirannya benar benar berkecamuk sekarang. ingin memberi tahu Naya tentang dalang dari semua ini sangat berat baginya.
"Nay" Naya berdehem pelan sebagai jawaban.
"Anya, Nay" Naya diam sambil mengerutkan keningnya, mendengar nama Anya membuat Naya seolah semakin ingin mengetahui lebih dalam tentang apa yang terjadi pada Geisha.
"Apa sih Raf? Jangan di potong potong," ucap Naya kesal.
***
Naya memeluk gulingnya lagi, kemudian kembali menumpahkan tangisnya disana.Rafael telah memberi tahunya secara rinci apa yang terjadi kepada Geisha, juga tentang siapa pelaku dibalik semua ini.
Anya, orang yang paling Naya percaya sejak kecil, orang yang berteman dengannya sejak kecil yang sekarang menjadi iblis ditengah tengah Naya & Rafael.
Anya orang yang membuat Naya tidak tenang, satu hal yang Naya sangat heran dari sahabatnya itu, ia tega melakukan hal keji itu hanya karna keegoisan atas kecintaannya dengan Rafael.
Naya tahu, semua perasaan orang bisa berubah kapan saja dan tanpa diminta.
"Naya, buka, Naya" suara Rafael masih terdengar jelas dari luar kamar Naya, memang kebetulan dirumah hanya ada Dimas, Liana dan Topan sedang sibuk dengan pekerjaannya masing - masing.
Naya masih diam dengan tangis yag semakin memudar, mungkin matanya lelah terus terusan mengeluarkan air mata, sampai akhirnya cairan bening itu berhenti mengalir.
Namun masih terpapang jelas raut kekecewaan di wajah Naya, Varaya Anya Stavia, adalah dalang atas semua yang terjadi dikisahnya.
Bagaimana akhirnya, Naya hanya menyerahkan semua itu kepada Tuhan. Naya yakin rencana tuhan akan lebih baik.
Naya berjalan menuju pintu kamarnya, kemudian membuka kunci pintu itu dan membiarkan Rafael memeluknya sekuat tenaga.
Naya menyayangi Rafael? Jelas, Naya tidak akan mau kehilangan sosok yang sedang memeluknya sekarang.
Disisi lain, Naya juga menyayangi Anya, sahabat yang sudah menemaninya sejak masih berduduk di Sekolah Dasar.
Memberikan Rafael untuk sahabatnya? Naya tidak bisa menjawab pertanyaan itu.
"Nay, berhenti nangis. Ini yang bikin aku ragu ngasih tau kamu"
"Aku mau ketemu Anya, Raf"
***
Anya dan Naya sudah duduk berhadapan di rooftop cafe, sedangkan Rafael disuruh pulang oleh Naya.Terlihat raut takut diwajah Anya, hanya saja gadis itu menyembunyikannya.
"Nya, gue tanya lo sesuatu, dan lo harus bisa jawab jujur pertanyaan ini" ucap Naya datar. Anya meneguk ludahnya, kemudian mengangguk singkat.
"Lo suka sama Rafael, Nya?"
"Nay..., Honestly i love he, sorry Nay, gue ga bisa bohong lagi, mungkin gelagat gue selama ini udah cukup buat lo tau kalo gue suka sama Rafael, gue sayang dia, Nay"
Naya menghirup nafas panjang, kemudian membuangnya perlahan. "Lo harus tau siapa Rafael bagi gue Nya, hati lo gaboleh seenaknya natoh nama Rafael disitu" ucap Naya sambil terus menatap wajah Anya.
Keduanya terdiam, angin malam yang menerpa wajah mereka menjadi saksi perseteruan antara dua sahabat kecil ini.
"Lo gabisa ngontrol hati orang, Nay. Gue suka sama Rafael, suka sama siapapun, itu hak gue" Anya sudah mulai terbawa emosi sekarang.
"Lo mikir ga sih Nya? Lo mikir ga Rafael itu pacar gue, hah?! Lo gamungkin bodoh Nya!" Ucap Naya dengan intonasi sedikit meninggi.
" Ya Naya gue tau Rafa pacar lo! Makanya itu selama ini gue diem, gue diem mendem perasaan gue sendiri! Gue gamau lo tau dan lo kecewa sama gue, karna gue sama hubungan pertemanan kita berdua hancur, Nay! Lo bisa ngerti ga sih? Gue lampiasin semuanya sama ini! Gue lampiasin perasaan gue ke Rafael lewat semua kejahatan yang udah gue lakuin, gue gila Nay, gue gila!!"
"Bahkan buat ngomong sama Rafael aja susah buat gue Nay, gue sayang sama dia, sayang..." Ucapnya merendah diakhir.
"Sampai sampai lo nyulik Geisha? Cih, buat apa begitu Nya? Caper lo?" Naya memutar bola matanya malas.
"Jangan Rafael, pilih lelaki lain yang lebih pantes buat lo, jangan Rafael, gue mohon jangan Rafael"
Anya semakin terhanyut dalam emosinya, ia mengambil vas bunga yang berada di atas meja kemudian melemparnya kepundak Naya
Refleks Naya meringis kesakitan akibat vas kayu yang dilempar kepundaknya. "Lo ga waras, Anya"
"Iya! Gue ga waras, gue bahkan gila dan muak sama lo! Lo liat aja Nay, gue gaakan biarin lo sama Rafael bisa lulus bareng, lo, bakal habis ditangan gue"
***
"Naya!!!!!!!" Teriak Topan bergemuruh amarah sambil menatap Naya penuh kebencian."Yah, salah aku apa?" Ucap Naya gemetar.
"SIAPA YANG MENYURUH KAMU PACARAN SAMA RAFAEL?! AYAH GAAKAN PERNAH SUDI KAMU MENJALIN HUBUNGAN DENGAN RAFAEL!"
"Yah, Naya udah besar kan? Biarin Naya milih yang mana Naya pilih, Yah. Lagian kenapa? Kenapa Mama sama Ayah gapernah suka Naya pacaran sama Rafael? Dia bukan brandalan, Yah"
Plak
Seperti biasa, tamparan pedas itu mendarat mulus dipipinya. "Dia adik mantan tunangan sepupu kamu, Naya! Kamu ga mikir apa kalo akhirnya keluarga Caca menyalahkan kalian berdua sebagai akibat batalnya pertunangan Caca dengan Genta! Mama malu Naya!"
Kini giliran Liana yang menyahut, Naya tidak menangis, pandangan matanya terfokus pada dinding kamar mandi.
Naya dibawa oleh Topan dan Liana kedalam kamar mandi yang cukup luas itu, Naya pasrah dan Naya tidak ingin melawan pada saat ia ditarik oleh kedua manusia itu.
Naya membulatkan matanya saat ia melihat seseorang berdiri diambang pintu kamar mandi, orang itu, sangat sangat ia kenali.
"BAHAYA, KELU-MPPPPHH!!!"
***
GA YAAA INI BUKAN ENDING 😭😭TUNGGU SABAR AJA DULUU, TENANG AJA ENDINGNYA PASTI SAD WWKWKWKWK🤗🤗
GIVE ME ONE VOTE, THANK U!💗
KAMU SEDANG MEMBACA
NAYA & RAFAEL (COMPLETE)
Teen Fiction"Kita putus, itu kan yang lo mau ?" - Rafael Pratama ------------- Ini tentang Anaya Alfauziah dan Rafael Pratama, dua remaja yang dipertemukan pada kelas 10, dan berlanjut hingga kelas 12 meskipun dengan penuh lika liku yang keduanya harus jalani. ...