prolog

727 66 11
                                    

Naya dengan langkah kecilnya membuka pintu rumah dengan wajah bahagia, ia menenteng kantong plastik yang berisi martabak. ia duduk di salah satu kursi meja makan dan meletakkan martbaknya di atas meja. "yah Dimas mana ?" tanya nya karna sedari tadi sang adik belum saja muncul.

"loh ayah gak tau, coba kamu cari deh" Naya mengangguk kemudian berjalan menyusuri setiap sudut rumahnya, mulai kamar Dimas, sampai Gudang. yap ! disanalah ia mendapati sang adik yang tengah sibuk mencari buku dengan sedikit tergesa gesa. "mas ngapain ?"

"nyari buku ka, kaka ada liat buku Dimas yang dibeliin sama nenek dulu nggak ? yang warna hijau itu" Dimas yang masih menduduki kelas 4 SD itu tampak kebingungan. Naya menyenderkan tubuhnya di salah satu lemari disana.

BRAK !

"ka!" teriak Dimas, dengan cepat Dimas mendorong Naya agar tidak kejatuhan lemari kayu itu. sudah bisa dibayangkan, Dimas lah yang tertindih lemari kayu dengan ukuran cukup besar itu. "Dimas! mas gapapa? Naya panggil mama ayah dulu"

Naya berlari sekencang mungkin ke arah ruang makan , Topan dan Liana yang melihat putrinya tampak ngos ngosan pun bertanya, "Naya kenapa ?"

"Dimas" ucapnya gemetar, air matanya sudah mengalir deras sejak tadi. tanpa fikir Panjang Topan dan Liana berlari meninggalkan putrinya.

..

"dimas kenapa bisa sampai begini sayang?" tanya Liana lembut. kini Dimas, Liana ,Topan dan juga Naya sudah berada di kamar rumah sakit. kepala bagian belakang Dimas tertusuk paku meskipun tidak terlalu dalam.

"Dimas dorong kaka supaya ga ketindihan lemari, soalnya kaka nyender di lemari itu" mendengar itu, tak terasa satu tangan Topan mengepal sembari menatap tajam putrinya. Topan bangkit dan menarik pergelangan tangan Naya sedikit kasar tak lupa juga diikuti oleh Liana.

Dimas tersenyum miring , "this is what i want"

***

PROLOG SUDAH DIREVISI : 24/06/23

NAYA & RAFAEL  (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang