EXTRA PART (1)

88 17 3
                                    

Naya berjalan menerobos kerumunan, matanya menelaah ke setiap sudut, namun sosok yang ia cari tak kunjung ia temukan.

Naya berjalan pelan kebelakang tenda - tenda, ia menunduk lemas, bayang bayang Rafael sangat menghantuinya akhir akhir ini.

Naya tak dapat lagi menahan air matanya, Naya menggelengkan kepalanya kuat. ia memukul mukul kepalanya sendiri. jujur, ia Lelah dengan fikirannya yang selalu terarah kepada Rafael. ia sebentar lagi akan menikah, sedangkan ia masih belum bisa meluapkan Rafael.

"Raf aku capek Raf, harusnya kamu ga ninggalin aku kaya gini, aku ga bisa Raf, aku capek" ucap Naya disela sela isakannya. ramainya kerumunan membuat suara tangis Naya terdengar samar.

"Naya, kamu kenapa?!" teriak Aaron yang dengan cepat memeluk Naya.

***

jam menunjukan pukul 13.45, Naya menyalimi tangan Liana,ia dan Aaron berniat mengunjungi makam Rafael siang ini.

setelah menempuh perjalanan beberapa menit, kini Naya dan Aaron sudah berhadapan dengan makam Rafael. Naya menatap Aaron, "Ron, aku mau sendiri dulu, gapapa kan?" Aaron mengangguk. ia mengerti perasaan Naya sekarang.

Aaron kembali ke mobil, sedangkan Naya masih tetap berada dihadapan makam kekasihnya. Naya mengelus batu nisan Rafael, ia tidak menangis sekarang. matanya memerah, namun air matanya tak kunjung turun.

"Raf, aku kangen" Naya berharap Rafael kembali mendatanginya, walaupun beda dimensi. "maaf, maafin ayah aku, Raf. ini ga seharusnya kamu rasain. harusnya kamu masih ada disamping aku sekarang, harusnya aku tunangan sama kamu, harusnya kamu yang nemenin aku sampai sekarang, Raf!"

setelah itu, barulah Naya menangis. melupakan Rafael adalah kemustahilan. bukan Naya tidak menerima Aaron, hanya saja hati gadis itu masih milik seorang Rafael Pratama, bukan milik orang lain.

"kembali buat gue Raf! gue capek harus nangisin lo tiap kali gue inget lo!" ucapnya meninggi. seolah ia sedang berinteraksi dengan Rafael.

"gue pengen lo pergi dari fikiran gue Raf, tapi gue ga sanggup kalo gue lupa sama lo, kenangan yang lo ukir di memori gue terlalu banyak Rafael! gue capek, gue capek terus terusan ngarep lo kembali hadir buat gue meski gue tau itu mustahil!"

"lo yang bikin bibir gue bisa senyum terus, lo yang bikin hari hari gue berwarna, tanpa lo gue suram, Raf. gue adalah lukisan polos yang gaakan pernah lengkap kalo gaada lo, karna lo adalah warnanya" ucapnya mulai sesegukan.

"aku sudah menyuruhmu untuk berhenti, berhenti untuk menungguku kembali. kamu sendiri tahu, mengharapkan ku kembali adalah kemustahilan. lalu, kenapa kamu masih saja seperti ini Naya? aku Lelah, setiap kali kamu mendatangiku, air mata itu selalu turun. kamu tahu, selama ini, turunnya air mata dari matamu adalah hal yang membuatku sakit"

Naya mendengar suara Rafael. namun, sosok Rafael tidak ada dimanapun. tangis Naya kembali pecah mendengar tutur kata Rafael.

"berhenti menangisiku, semua kenangan yang tersimpan, biarlah tersimpan sampai kamu tua nanti. ceritakan kepada anak anakmu, jika dulu, kamu pernah mengenalku. simpan rapat rapat, jangan biarkan pudar sedikitpun. jangan jadikan kenangan itu sebagai alasan kamu selalu bersedih."

"Naya, percaya saja, kamu adalah wanita terbaikku setelah mama, kamu adalah pelengkap dari setiap bagian hidupku. aku selalu ada disampingmu, tapi maaf, aku tidak bisa lagi menjaga mu seperti dulu. aku hanya bisa memantau dari jauh, sekarang hapus air mata itu. cintai penggantiku seperti kamu mencintaiku. this heart, always for you, Anaya Alfauziah.."

***

AKU RASAA INI UDAH CUKUP HEHEE.

THANKSS BUAT YG UDAH READ, I LOVE YOU ALLL!

VOTE!

NAYA & RAFAEL  (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang