Gulf tidak bercanda dengan apa yang dia pikirkan kemarin. Jika Mew tetap tidak meresponnya, ia akan mengunjungi hutan pinus di desa S itu lagi. Tekadnya kuat. Keberaniannya tidak pernah pudar jika berurusan dengan keinginannya. Apalagi, ini berhubungan dengan apa yang ia sukai dan bayangkan sejak lama. Sejauh apapun jarak yang harus ia tempuh, tidak akan memudarkan semangatnya. Selagi ia bisa mendapatkan jawaban yang tepat untuk semua pertanyaannya selama ini.
Gulf sudah tiba di hutan pinus itu lagi. Kali ini, dia datang sendirian dan berangkat lebih pagi. Tanpa ragu, ia segera memasuki hutan itu tanpa buku catatan. Ia masih ingat jalan mana yang harus ia lewati.
Gulf sudah masuk cukup jauh. Begitu membalikkan tubuhnya, ia sudah tidak melihat mobilnya lagi. Cukup jauh. Pada saat itu juga suasana seketika berubah. Awan mendung tiba-tiba datang membawa angin yang cukup kencang. Gulf terdiam mematung di sana begitu angin menerpanya. Seketika ia menggigil. Rasanya seperti angin di gunung. Untungnya Gulf sudah bersiap dengan mengenakan jaket tebal. Awan tebal semakin lama semakin menyelimuti area hutan itu.
Keraguan Gulf semakin dirasa begitu tiba-tiba ia mendengar sebbuah suara seperti sesuatu yang berlari di sekitarnya. Ia tidak berani berbalik, tapi bulu kuduknya sudah berdiri. Gulf justru mempercepat langkahnya. Yang ia tahu, ia hanya jalan lurus.
KRASAAAKKK.
Sebuah suara terdengar di dekat Gulf. Ia langsung membeku di tempat. Suara itu berhasil memacu detak jantungnya. Gulf hanya bisa membuang napasnya dengan perlahan, mencoba menenangkan perasaannya.
Dari kejauhan, Gulf melihat dua ekor serigala berjalan pelan mendekatinya dengan wajah yang tidak bersahabat. Keduanya terlihat seperti sedang menyeringai, memperlihatkan gigi tajamnya dengan air liur yang menetes, menunjukkan bahwa mereka hendak berburu. Jadi, apakah Gulf akan menjadi santapan mereka? Oh, ini bukan hal yang bagus.
Gulf berjalan mundur perlahan dengan masih berusaha menenangkan perasaannya. Dua ekor dserigala besar tepat beberapa meter di hadapannya. Ia hanya berharap seseorang bisa membantunya karena sudah jelas dua serigala itu menghadangnya bukan untuk hal yang baik. Apalagi begitu Gulf mendengar geraman mereka.
*
Jauh dari lokasi Gulf yang dihadang oleh dua serigala, Bright berjalan cepat dan diekori oleh Win.
“Maaass tungguin ah jangan cepet-cepet gitu jalannya!” rengek Win yang berusaha mengimbangi langkah Bright.
“Kamu pas jadi serigala apa mau nungguin mas? Larimu lebih cepet dari Aku.” balas Bright.
“Ya beda, serigala punya 4 kaki, manusia Cuma 2. Gak enak!” protes Win.
“Win, janji, kamu boleh main di luar camp tapi jangan terlalu jauh dari akstil!” pinta Bright yang tiba-tiba menghentikan langkahnya hanya untuk menatap kekasih omeganya itu. Bright mengacungkan jari kelingkingnya.
Win tersenyum, lalu melingkarkan kelingkingnya pada kelingking Bright.
“Tapi habis itu, kita main di camp ya? Tarung kita mas... Hehehe!” pinta Win sebagai imbalannya. Bright mengangguk kemudian kembali berjalan mendahului Win. Win memang masih pada usia di mana dia gemar dan semangat untuk bermain dan bertarung sebagai serigala. Oleh karena itu, ia tidak pernah menolak ketika ada yang mengajaknya bermain di luar kastil lalu bertarung di camp.
“Mas bentar, aku kok nyium aroma rouge ya?” seru Win tiba-tiba saat Bright hendak melepas kausnya.
“Hah? Serius kamu?” tanya Bright mengurungkan niatnya untuk melepas kaus. Win mengangguk cepat lalu mengendus untuk memastikan penciumannya tidak salah.
“Aaaahhh masa mereka mau ngejar aku lagi sih mas? Sebel ah!” gerutu Win sambil memanyunkan bibirnya.
Bright acuh tak acuh. Ia justru berjalan cepat. Instingnya sebagai beta yang ditugaskan sebagai penjaga wilayah, membuat Bright menjadi waspada. Jika Bright tidak bisa mencium serigala lain padahal Win bisa, itu artinya jarak mereka cukup jauh. Penciuman Bright sebagai manusia tidak setajam Win.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Cursed (Werewolf-Omegavers) || S1-TAMAT || S2-To Be Continued...
Fantasy🐺 THE CURSED 🐺 GULF itu manusia biasa seperti kita. Suka baca fiksi fantasi, apalagi tentang werewolf. Hobinya ngehalu jadi luna werewolf. Cita2nya jadi omeganya alpha. Dia percaya kaum werewolf itu nyata. Makanya, dia mencari tahu keberadaan mere...