LIMA BELAS - ANEH

839 105 2
                                    

“HAH?” pekik Mile setelah Gun dan Bright bergiliran menceritakan apa yang terjadi pada Gulf dan New – bahwa mereka masih mengingat apa yang terjadi.

“Bahkan dia tahu soal alpha, beta, omega?” seru Krist sambil memberikan secangkir teh hangat kepada Singto. Krist kemudian duduk di sebelah Singto.

“Tahu banget! Dia beneran nebak, gue omega trus Bright itu beta.” Jawab Gun seru.

“Tay?! Lu beneran bikin ramuan biasanya kan?” tanya Off yang langsung menuduh Tay.

“Seperti biasanya!” tegas Tay. “New juga tahu?” tanya Tay kepada Bright dan Gun, memastikan.

“Tahu, mas! Tapi New diem aja sih ga secerewet Gulf. New Cuma membenarkan apa yang Gulf ceritain. Tapi dia juga bilang kalau beneran lihat lu sama Mas Mew.” Jelas Bright.

“Dia bisa sepaham itu ya? Aneh!” gumam Singto.

“Gulf bahkan nyerocos soal feromon, mate-nya Mas Mew, duh apa aja lah itu.” Kata Gun mengingat apa saja yang sudah keluar dari mulut Gulf beberapa hari kemarin.

“Beneran, Mew?” tanya Off menatap Mew yang darii tadi hanya duduk diam, mematung dengan tatapan kosong. Hanya mendengar ocehan teman-temannya itu. Mew mengangguk.

Seketika, semua yang berada di ruang Mew itu langsung merasa ada yang tidak beres. Mereka juga langsung memikirkan hal-hal yang mungkin akan terjadi ke depannya. Tentu, akan berhubungan dengan kementrian.

“Pantes kemarin New aneh.” Gumam Tay mengingat pertemuan mendadaknya dengan New kemarin di kliniknya.

“Aneh?” seru Krist di sebelahnya.

“New itu salah satu pasien gue. Tapi 6 bulan ini udah gak ke klinik gue lagi soalnya giginya udah sehat. Tiba-tiba kemarin dia datang, minta periksa giginya padahal gak kenapa-kenapa. Dan gue ngerasa aneh aja.” Cerita Tay.

“Trus dia ngasih stiker ini,” Tay menunjukkan stiker huruf T yang diberikan New kemarin di perban tangannya.

“T? Tay atau Tawan?” tanya Mile.
Tay memerhatikan stiker itu lalu tersenyum, “Thitipoom.” Katanya dengan lembut.

“Itu lu senyum gitu maksudnya apa ya?” tanya Mew. Tay langsung sadar dan kembali menegakkan kepalanya.

“Ya gak ada, New imut soalnya.” Kata Tay.

“Hadeeeehhh...” seru Bright dan Gun bersamaan.

“Yaudah. Kita lihat aja dulu. Kalau misal nanti dia beeneran bisa mengancam kita, baru kita bertindak!” seru Mew memutuskan.

“Meskipun mereka murid lu?” tanya Singto.

“Hhhh...!” Mew membuang napas. Seperti ada beban yang ia bawa dan pertanggung jawabkan.

“Baru kali ini gue lihat Mas Mew ragu-ragu sama keputusannya.” Ejek Krist.

“Gue bilang juga apa, harusnya mereka dibunuh aja langsung! Kalau udah gini kan ya gimana coba?” seru Singto seolah menyalahkan keputusan Mew untuk tidak membunuh Gulf dan New.

“Ya gue juga mikirnya pake ramuan itu udah cukup, To! Jadi gak perlu sampe dibunuh.” Jawab Mew.

“Tumbenan lu peduli?” tanya Mile.

“Ya gimana? Mereka itu murid-murid gue. Hampir setiap hari ketemu sama gue. Gue juga mana tahu kalau bakal kayak gini?” jawab Mew dengan kening yang mengernyit.

“Haha aneh lu! Bener Krist. Baru kali ini gue lihat Mew kayak gini. Kayak ngasih hak istimewa banget. Kecuali, kalau salah satu dari mereka itu mate lu!” seru Mile.

“Ngaco lu! Mana mungkin? Gue juga gak mau mengulanng sejarah pack kita ini ya. Cukup sekali aja pack kita ngalamin masa suram!” gertak Mew mempertegas.

“Tapi gue jadi kepikiran. Gimana kalau beneran salah satu dari mereka itu mate lu? Jadi ya selama ini lu gak nemuin mate lu ya karena dia manusia.” Timpal Off.

“TAMBAH NGACO!” gertak Mew sambil berdiri.

“Nah, bisa jadi kan? Secara ini udah lewat 100 tahun. Beta omega seliweran. Gue aja kalau gak sengaja nyium feromon Gun atau Krist masih suka gak tahan.” Kata Mile sambil melirik Gun dan Krist bergantian.

“Mile...” timpal Off.

“Mas...” seru Singto.

“Ya maaf. Tapi gue jujur loh ini. Lagian lu juga gak bisa nyium feromon Krist, To. Manis loh!” canda Mile sambil mengacungkan kedua jempolnya. Krist hanya tersenyum, merasa dipuji.

“Seneng?” bisik Singto yang melihat respon Krist. Krist langsung merapatkan bibirnya.

“Iih nggak...”

“Nah, untung kalian udah pada mating. Eh, Singto belum. Pengecualian.” Tambah Mile.

“Tapi Mew gak ngerasa apa-apa.” Lanjut Off.

“Bukan gak ngerasa apa-apa ya bangsat!” umpat Mew. “Nyium feromon mereka ya tetap. Tapi ya namanya juga bukan mate. Bukan luna. Mau gimana?

“Nah, justru itu Mew... Dari sekian beta omega di pack kita bahkan pack tetangga pun gak ada yang nyantol kan? Lagian, kalau dewi bulan sudah berkehendak lu mate sama manusia, mau gimana lagi?” ejek Mile.

“Nggak ya gak ada! Gue gak mau!” seru Mew sambil berjalan menuju jendela besar hanya sekedar memandang gelapnya hutan di luar kastil. Dia bisa mendengar cekikikan dari Gun, Bright dan Krist.

“Kementrian emang ngelarang kita buat gak berhubungan secara intim sama manusia. Tapi kalau dewi bulan yang menjodohkan, kita bisa apa Mew?” kali ini seisi ruangan dikejutkan dengan suara Max yang tiba-tiba memasuki ruangan. Mew langsung membalikkan tubuhnya.

“Max?” seru Mew.

“Maaf. Pelatihan camp baru kelar. Dan..., gue setuju sama Mile.” Ucap Max sambil duduk di sova, tepat di sebelah Bright.

“Win udah pulang, mas?” tanya Bright.

“Udah kok.” Jawab Max.

“Aaarrggghhhh!!!” geram Mew.

“Mew, lu tetep bisa mate sama luna lu meskipun dia manusia tanpa harus ngulang sejarah, kan? Lu tinggal inget gimana bodohnya gue dulu dan jangan sampe lu lakuin. Kalau emang Gulf beneran luna lu, kayaknya bakal lebih gampang ditaklukkan daripada Tul dulu. Inget kan, gue deketin Tul dari 0 karena dia gak tau apa-apa soal makhluk macam kita.” Cerita Max mencoba memberi pengertian terhadap Mew.

“Nah kan...” gumam Mile.
Tidak ada respon. Mew masih diam.

“Trus, ini gak ada penjelasan kah yang relate nan logis gitu terkait kenapa si Gulf bisa inget padahal dia udah minum ramuan dari Tay?” tanya Off.

“Feeling gue sih karena dia mate Mew.” Jawab Mile asal.

“ASLI NGACO!” gertak Mew cepat yang justru mengundang gelak tawa oleh seisi ruangan itu.

Ketakutan Mew untuk memiliki luna seorang manusia karena ia memang tidak ingin menjadi makhsluk ganas dan bringas yang bisa membahayakan luna itu bahkan kawanan pack-nya.  Dia terus teringat bagaimana bringasnya Max dulu yang membunuh Tul di luar kendali. Bahkan telepatinya pun tidak mempan. Dai hanya tidak ingin harus kehilangan posisinya sebagai pemimpin pack saat ini hanya karena manusia. Sama seperti Max yang harus turun dari jawabatannya karena ulahnya itu.

The Cursed (Werewolf-Omegavers) || S1-TAMAT || S2-To Be Continued... Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang