TIGA PULUH

855 100 32
                                    

𝓑𝓪𝓫 𝓼𝓮𝓫𝓮𝓵𝓾𝓶𝓷𝔂𝓪...

Krist sengaja memberi racun di dalam makanan Gulf. Dia sudah jengah dengan keneradaan Gulf yang semakin lama menghancurkan Night Owl Pack. Singto tahu dan meminta penjelasan ke Krist.

"Lu sadar gak sih, gara-gara dia, pack kita berantakan! Bright terluka gara-gara tarung sama kementrian dan belum sadar sampe sekarang. Trus Win heat, malah mancing Off, akhirnya Off juga tengkar sama Gun. Mas Tay juga gak bisa standby di sini karena harus ngurusin temen dia. Mas Max...? Bahkan sampe sekarang dia belum keluar kamar, To! Kita semua gak ada yang tahu dia kenapa... Dan itu semua salah dia, To! Lu masih belain dia, hah?"

"Tapi gak gini juga, Krist. Sama aja lu ngelawan alpha!"

"Trus harus gimana? Gue takut, semakin lama dia hidup, pack kita semakin ancur! Mending bunuh dia dan buang tubuhnya, karena gue gak sudi buat nyantap tubuh dia."

Tapi kemudian Mew datang dan Krist langsung pergi tanpa menjelaskan apapun. Mew segera membawa Gulf ke kamarnya. Di kamarnya, Mew dibuat penasaran dengan kalung Gulf.

-------


Max, yang entah sudah berapa hari mendekam di kamarnya tanpa makan ataupun minum, tanpa bersuara sedikitpun, seolah keberadaannya memang tidak pernah ada di pack itu, saat ini pun masih termangu di kasurnya. Bahkan meskipun dia bisa mendengar kegaduhan di luar, dia tidak peduli. Dia tutup telinga, tidak mau tahu. Padahal biasanya Max termasuk orang yang cepat tanggap jika terjadi sesuatu di kastil.

Dia membiarkan angin malam yang membawa aroma dedaunan dari pohon-pohonan di hutan memasuki kamarnya, menyapa tubuh sekaligus menampar ingatannya akan sosok Tul. Tul sering tidur di kamar itu. Dia tidak begitu suka saat Max membiarkan pintu balkon dibuka lebar begitu saja oleh Max. Tul tidak tahan dengan anginnya, apalagi jika pagi-pagi buta. Tapi justru itu, Max punya kesempatan untuk memeluk Tul dalam tidurnya. Memberikan kehangatan dari tubuh serigalanya, meskipun esok paginya Tul akan mengomel karena dia pasti terbangun dengan hidung agak mampet.

Sejak Gulf berada di kastil dan Max hendak menghapus air matanya, beberapa hari lalu, sejak itu juga Max terus menerus mencium aroma khas dari tubuh Tul di kasurnya. Guling yang selalu Tul peluk saat tidur, bantal yang selalu menjadi alat Tul untuk memukul Max saat Max mencoba membuat Tul emosi, selimut yang suka Tul pakai untuk menutupi tubuh telanjangnya setiap usai melakukan hubungan intim, juga aroma sisa sperma Max dan Tul yang bercampur. Itu pula yang mampu merangsang libido Max beberapa hari ini. Tidak ada pelampiasan, ia hanya bermain sendiri sambil membayangkan Tul. Meskipun pada akhirnya, Max harus menangis karena merasa konyol dengan tingkahnya sendiri.

Rasa sesal pun terus menghantui Max. Ia membayangkan seandainya saat itu ia bisa sedikit lebih sabar, mungkin saat ini dia sedang memeluk Tul. Mungkin juga sedang bermain dengan anak-anak mereka. Atau bahkan sedang bertengkar hanya untuk memutuskan siapa yang paling tangguh di area bertarung. Tul akan menjadi luna yang paling bersinar.

Tapi sayang, setiap kali Max mengingat Tul, bayangan Gulf perlahan menyapa. Selalu seperti itu. Bayangan Gulf yang awalnya samar, tapi semakin Max mencoba menepis bayangan itu, justru wajah Gulf semakin jelas. Itulah yang membuat Max berpikir keras kenapa dan ada apa?

Apakah Gulf berhubungan dengan Tul? Tapi bagaimana mungkin? Tul sudah mati. Kalaupun Gulf adalah salah satu keturunan dari saudaranya, seharusnya itu tidak akan berpengaruh untuknya karena mereka tidak memiliki hubungan darah.

Tapi ini aneh. Bahkan Max bisa merasakan keanehannya. Terlebih saat ia tiba-tiba melepaskan feromon terkuatnya begitu ia kesakitan setelah menyentuh wajah Gulf. Ia ingat, terakhir kali tubuhnya merespon sekuat itu untuk mengeluarkan feromon, adalah saat ia membunuh Tul di malam bulan purnama.

The Cursed (Werewolf-Omegavers) || S1-TAMAT || S2-To Be Continued... Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang