TIGA EMPAT

393 57 12
                                    

"Win?" Panggil Tay begitu ia memasuki kamar Bright. Terlihat Win hendak turun dari kasur.

Win mendongak dan sebenarnya dia hampir berteriak senang karena Tay ada di sana. Tapi ia urungkan karena ada New di belakang Tay. Win segera turun dari kasur dan berdiri di hadapan Tay.

"Mas ngapain bawa manusia baru ke sini? Mau tambahin masalah ya?" Cetus Win.

"Eh? Nggak gitu Win, dia temannya Gulf. Dia juga temen..."

"Iya tau dia temennya Masku, tapi buat apa juga dibawa ke kastil sih Mas Tay? Aku tuh udah muak sama Gulf! Kalau bukna karena dia, Masku gak mungkin kayak gini! Gara-gara dia, Mas juga gak ke sini sama sekali, tau gak?! Aku capek Mas!" Seru Win kesal. New hanya bisa menggigit bibir bawahnya, sadar keberadaannya tidak diinginkan di sana. Dia juga merasa bersalah karena Tay sudah melarangnya untuk ikut tapi dia memaksa hanya karena ingin melihat dan menjemput Gulf. New mencoba melirik ke arah Bright yang masih tak berdaya di atas kasur. Lehernya diberi gips. Ocehan Win membuat pertanyaan di benak New. Memang apa yang Gulf lakukan sampai membuat Bright seperti itu?

"Ya makanya itu, aku ke sini mau periksa Bright. Kamu jangan ngomel-ngomel dulu, ah!" Kata Tay.

"AKU BENCI MANUSIA!" seru Win memanyunkan bibirnya.

"Win, gak boleh ngomong gitu! Inget, dulu kamu juga manusia. Sama seperti Gulf dan New."

"Tapi sekarang aku serigala! Ga bisa dong disamain sama mereka? Mereka juga ga boleh ada di sini nanti Daddy kenapa-kenapa! Bebal banget sih ah?!" Oceh Win semakin tidak terima.

"Metawin!" Seru Tay. Win langsung terdiam dan menunduk pelan. New juga cukup terkesiap mendengar seruan itu. Sepertinya, ini pertama kalinya ia mendengar Tay meneriaki seseorang dengan tegas.

"Siapapun kamu sekarang, kamu gak boleh lupa dari mana kamu berasal." Kata Tay sambil menepuk lengan Win lalu mengusap kepala laki-laki yang masing merengut itu.

New merogoh tas ransel yang ia bawa dari tadi. Ia berpikir bahwa ia bisa mendekati Win. Tay segera mendekati Bright. New kemudian menyerahkan sekotak kecil kue brownis dengan toping keju dan buah ceri merah kepada Win. Sisa kue yang Tay belikan tadi di perjalanan menuju kastil. Win tidak lantas langsung menerimanya. Ia menatap kue itu untuk beberapa detik. Ia baru ingat sudah beberapa hari ini dia tidak mendapst asupan yang manis-manis. Sejak ia harus menemani Bright di kamar.

"Win, terima aja kuenya." Kata Tay sambil memeriksa  Bright.

"Tapi kata Daddy ga boleh terima apapun dari orang asing..." Gumam Win. New sedikit terkekeh, menahan untuk tidak tertawa. Ia menyadari betapa polosnya sosok Win itu.

"Hhhh, dia bukan orang asing." Tay memperjelas.

"Yaudah kalau gak mau gapapa. Lumayan buat nanti." New mencoba menggoda Win dengan hendak mengembalikan kue itu ke tas.

"EH!" Win langsung meraih kue dari tangan New dengan cepat.

"Kata Daddy kalau udah ngasih sesuatu gak boleh diambil lagi. Gak sopan!" Kata Win. Tay yang mendengarnya hanya menggelengkan kepalanya.

"Bilang apa?" Tuntun Tay.

"Terimakasih."

"Maaf-nya nggak?" Tuntun Tay lagi.

"Iya, maaf." Kata Win kemudian mengulurkan tangannya kepada New. New segera menjabatnya. Anak yang baik.

"Tapi, ada lagi gak kuenya?" Bisik Win.

"Oh, ada satu lagi. Kamu mau?"

Win mengangguk cepat. New kembali mengambil satu kue yang tersisa. Kali ini kue pandan dengan toping coklat dan serpihan oreo di atasnya. Win langsung menerimanya dengan sumringah.

The Cursed (Werewolf-Omegavers) || S1-TAMAT || S2-To Be Continued... Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang