“Nyu...!” panggil Gulf yang tiba-tiba memasuki kamar kos New. Dengan semangat, Gulf menghampiri New yang sedang menyantap makan siangnya.
“Hmm...”
“Pokoknya besok kita harus berangkat ya Nyu! Lu udah janji kan dulu mau nemenin gue buat nyari lokasi kehidupan makhluk immortal? Nah, besok kita berangkat!” ajak Gulf yang terdengar lebih seperti paksaan itu.
“Astaga!” seru New. “Lu gak mikir kah gimana kalau seandainya nih ya kita ketemu mereka trus kita dibunuh? Kita dijadikan santapan mereka! Gimana? Gue gak mau ya Gulf. Gue masih mau skripsi, kerja, nikah!” sanggah New mencoba mengembalikan kewarasan Gulf meskipun rasanya sangat tidak mungkin.
New tahu temannya itu sudah sangat mencintai hal-hal semacamnya. Itu akibat dari Gulf hobi membaca, terlebih cerita fiksi nan fantasi. Alhasil, otaknya hanya dipenuhi oleh keaslian makhluk-makhluk immortal seperti vampir, werewolf, dan lainnya.
“New, mereka gak akan nyerang kalau gak ngerasa terancam. Nah, kita kan datang baik-baik. Jadi ya aman!” kata Gulf.
“Yakin amat sih lu? Jaminannya juga apaan?”
“Yaelah Nyu..., kan dulu lu pernah janji ke gue bakal nemenin gue. Ya gue tahu dulu kita masih SMA, jadi gak mungkin bisa ke sana sendirian. Tapi kan sekarang kita udah kuliah, dah hampir lulus loh, udah gede... Ya?” Gulf masih memaksa.
“Hhhh..., yaudah deh ah terserah lu aja!” New mengiyakan. Dulu, ia memang berjanji kepada Gulf. Tapi, ia melakukan itu hanya agar Gulf tidak terus mengulang ajakannya itu. Selain itu, New mengira bahwa Gulf tidak akan pernah benar-benar melakukannya. Tapi, dugaannya salah.
“Tapi Gulf, lu yakin tempatnya di sana?” tanya New.
Gulf mengangguk cepat, menandakan bahwa ia yakin.
“Gue udah riset bertahun-tahun. Dari jurnal-jurnal dan artikel yang gue baca, ya kebanyakan mengiyakan kalau lokasinya di sana. Dengan segala teori sih, dan menurut gue ya masuk akal juga. Terlebih ya, hutan pinus di desa itu beberapa tahun ini ditutup. Gak ditutup sepenuhnya sih, tapi mengurangi jumlah pengunjung.” Jelas Gulf dengan percaya diri, seolah dia tahu segalanya.
“Ck!” New berdecih. “Trus kalau misal lu udah ketemu, lu mau ngapain?”
“Apa ya? Pura-pura kaget trus pinsan biar dibawa sama mereka ke kastil. Di sekap atau justru diobati. Trus si Alpha datang. Alpha yang tinggi tegap gagah perkasa dan GANTENG.” Gulf sudah membayangkan apa yang ia harapkan terjadi padanya besok. Ya, itu seperti di cerita-cerita fiksi yang sering ia baca. Terdengar cukup menggelikan di telinga New.
“Alpha? Apa itu?” tanya New yang notabenenya memang tidak tahu menahu soal begituan.
“Jadi New, mereka itu ada stratanya gitu. Alpha, Beta, Omega. Ah, bakal susah sih jelasinnya. Intinya, Alpha itu pemimpin. Dia yang paling kuat dan biasanya yang paling ganteng. Ya, gue berharap sih bisa jadi luna haha, iya ini terlalu halu, tapi lu bakal bangga kalau punya temen seorang luna!” kata Gulf bangga dengan apa yang ia halukan.
“Luna apa lagi sih?”
“Dia pengantinnya Alpha. Satu-satunya sampai mati. Kebayang kan gimana setianya mereka?” jelas Gulf masih dengan bangganya.
“Hah? Trus maksudnya lu berharap bisa jadi pengantin mereka gitu? Apanya yang bisa gue banggain anjing? Ngadi-ngadi dah lu!” cerocos New tidak setuju dengan pernyataan Gulf tadi. Gulf hanya melengos.
“Yasudahlah ya..., gue paham kok apa yang lu pikirin. Yang penting, besok kita berangkat! Itung-itung sebelum kuliah masuk 8 hari lagi.”
KAMU SEDANG MEMBACA
The Cursed (Werewolf-Omegavers) || S1-TAMAT || S2-To Be Continued...
Fantasía🐺 THE CURSED 🐺 GULF itu manusia biasa seperti kita. Suka baca fiksi fantasi, apalagi tentang werewolf. Hobinya ngehalu jadi luna werewolf. Cita2nya jadi omeganya alpha. Dia percaya kaum werewolf itu nyata. Makanya, dia mencari tahu keberadaan mere...