DUA LIMA

826 96 3
                                    

"Bagus! Itu artinya kita semakin terancam sama kementrian?" Geram Krist begitu mendengar cerita dari Singto.

"Kesimpulan yang ku tangkap gitu." Jawab Singto.

"Trus gimana sekarang keadaan Bright sama Mas Max?"

"Yaa Bright belum sadar dan Mas Max masih di kamarnya. Mengunci diri. Aku gak tahu dia kenapa."

"Tuh kan... Emang harusnya Gulf itu dihabisin dari awal, To... Sekarang imbasnya ke kita semua kan? Ah!" Omel Krist membuang muka.

Saat kejadian tadi siang, Krist memang sedang tidur pulas di kamarnya. Kegiatan berburu semalam cukup membuatnya lelah.

"Sekarang, kita tinggal tunggu gimana Mas Mew ngadepin kementrian. Kita tunggu keputusannya." Kata Singto yang mendekati Krist dari belakang. Ia memeluk Krist dengan gerakan lembut.

"Kalau sampai kenapa-kenapa sama kawanan di pack ini, aku orang pertama yang bakal bunuh dia!" Geram Krist.

"Sayang, aku tahu kamu gak suka sama Gulf. Dari awal. Tapi jangan kelewat batas ya..." Singto mengecup belakang leher Krist.

"Kok kamu jadi bela dia? Apa spesialnya dia sih sampe semua orang belain?"

"Krist..., Kita gak boleh ngeraguin alpha kita. Kita serahin ke Mas Mew, ya... Mas Mew yang bakal bawa Gulf ke kementrian."

"Aku gak yakin bakal sesimpel itu." Gumam Krist. Singto kembali mengecup bagian belakang leher Krist, mencoba menenangkannya.

"Rrhhh Too..., Aku laghi gakh pengen..." Tolak Krist sambil berusaha melepaskan diri dari pelukan Singto. "Aku mau lihat Bright dulu." Katanya yang langsung meninggalkan Singto.

***

"Babe...!" Seru Mile begitu melihat Apo memasuki kastil. "Are you okey, huh?" Tanya Mile yang langsung mendapat ciuman dari Apo.

"Yeah, I'm Oke. Aku beta." Jawab Apo sombong sambil mengangkat kedua tangannya menunjukkan otot pada lengannya yang sebenarnya tidak lebih besar dari Mile. Mile menyerigai.

"Apa semua aman? Semua perbatasan." Selidik Mile.

"Untuk sekarang. Seenggaknya gak ada rouge lain atau beta-beta dari kementrian lainnya." Jawab Apo. "Jadi, gimana Bright?"

"Tay udah ngurus kok. Cuma tinggal Win yang masih ngamuk ke Gulf." Jelas Mile.

"Jadi, apa yang Gulf lakuin di hutan?"

"Belum tahu. Gulf tidur. Ah lebih tepatnya tertidur. Dan kamu tahu? Max tiba-tiba kesakitan setelah ngobrol sama Gulf." Lapor Mile.

"Hah? Kenapa?"

Mile mengendikkan bahunya. "Aku sama Off yang bawa dia ke kamarnya. Tapi habis itu, dia nyuruh kita keluar dan dia kunci pintu kamarnya." Cerita Mile. Apo hanya membuang napasnya.

"Semakin mencurigakan. Dan anehnya, Max ngeluarin feromon yang... Rrrhhhhh... Aku ingat banget dia terakhir ngeluarin feromonnya sebanyak itu sebelum dia bunuh Tul." Mile bercerita dengan antusias.

"Ah? Serius?"

Mile hanya mengangguk. Entah, semakin Mile mencoba mencari penghubung antara Gulf dengan keadaan hari ini, ia tidak bisa menemukannya. Ada banyak potongan-potongan yang harus ditemukan untuk membuat puzzle keanehan ini menjadi jelas.

"Ah, trus apa yang tadi Mew bicarain sama Mek dkk itu?" Tanya Mile.

"Mas Mew mau nyerahin Gulf ke kementrian." Kata Apo.

"Mas Mew sendiri?"

"Iya. Aku juga gak tahu apa yang Mas Mew rencanain. Mas Mew belum ngadain rapat?"

"Belum."

***

Tay sudah berada di kos New sejak dua jam lalu. Setelah selesai mengobati Bright, dia sadar dengan kedatangan Gulf. Ia pun mengunjungi kos New untuk memastikan keadaannya. Dan benar saja, New belum sadar.

Tay tidak peduli dengan keadaan kastil. Setelah memastikan Bright baik-baik saja dan Max meminum obatnya, ia langsung membuat ramuan untuk New. Dan sekarang ia hanya tinggal menunggu ramuan itu bekerja.

"Nngghhhhh..." New menggeram. Tay segera mendekatinya.

"New?" Panggil Tay.

"Hhhhnnngggg..." New hanya menggeram lalu menggeliat.

"Lu bisa bangun?" Tanya Tay.

Tak lama, New membuka kedua matanya. Bersamaan dengan itu, Tay melihat pipi New yang merona. Dengan pandangan masih agak kabur, New bisa melihat sosok Tay di sana.

"Eh heehh dokter Tay..." Gumam New sambil nyengir.

"Dokter ngapaihn di hhh sini...?" Tanya New sambil mencoba mendudukkan tubuhnya.

"Kok?" Gumam Tay mendapati keadaan New yang terlihat seperti orang mabuk.

"Aaaahhhh dokter mau meriksa aku yaa?? Heheee ayokkhh!" Kata New ngelantur lalu menjatuhkan tubuhnya lagi.

"Eh tapi aku gapapaaaa... Aku gak pernah makan manis-manis lagiiiii... Jadi, dokter ganteng gak usah khawatiirrrhhh niii gigiku sehaaattt hiiii..." New bangun lagi lalu menunjukkan giginya kepada Tay.

"Ouh, okey New. Gigi lu sehat semua." Kata Tay. New tersenyum.

"Tapiihhh... Hikk... Aku mau makan manis lagi..."

"Ngapain?"

"Biar aku bisa ke klinik lagiiiiiheheeeeee... Ketemu dokter Tay... Ouuhhh, bukan... Tapi serigala... Rraaawwwrrrr hihiiiihhhh..."

Tay membulatkan matanya. New menjatuhkan tubuhnya lagi.

"Kata Gulf, serigala itu punya mate. Aku mau jadi mate-nya okter... Emmhh..." New menggeleng-gelengkan kepalanya. "Aku mau jadi mate-nya serigala Taaaayyyy hhhhkkkk..." Koreksinya. Ia kemudian menutup kedua matanya.

"New? Hey..." Tay mencoba membangunkan New lagi.

"Neeww..."

New membuka kedua matanya, menatap Tay lekat, lalu kedua tangannya merangkul leher Tay dan dengan cepat menjatuhkan Tay di atasnya. New tersenyum.

"Dokter ganteng... Eemmhhh serigala ganteng..."

Tay yang belum sepenuhnya memahami situasi saat itu harus dibuat semakin linglung karena New yang tiba-tiba menciumnya. Mencium bibirnya.

Hanya 1 kecupan kecil di bibir Tay, lalu tubuh New kembali terjatuh. Dia tidak sadarkan diri lagi, meninggalkan Tay yang masih melotot di atasnya, dan merasakan hangat di kulit bibirnya. Apa itu tadi?

Satu detik, dua detik. Tay mematung. Bahkan suara detak jantungnya lebih keras dibanding suara denting jam dinding di kamar New. Atau bahkan suara tetesan air yang keluar karena kran tidak tertutup rapat.

"Hhhhhhh..." Tay mencoba duduk di pinggir kasur dengan tatapan yang masih kosong. Otaknya masih memutar kejadian beberapa saat lalu.

"Itu... Apa?" Batinnya.

"Aakkhh..." Tay meremas dadanya. Belum pernah ia merasa detak jantungnya sekencang itu. Bahkan saat itu melakukan hubungan dengan omega, atau saat ia mwncium feromon omega yang paling menggiurkan pun. Ini seperti bukan dirinya. Ia mencoba untuk menenangkan detak jantungnya dan itu sulit.

"Apa ini yang Mama bicarakan dulu?"

Tay teringat pesan Mamanya sebelum mereka berpisah. Dipisahkan oleh kementrian lebih tepatnya. Hal ini juga yang membuat kawanan pack enggan untuk berhubungan dengan kementrian sejak pergantian pemimpin 50 tahun lalu. Mereka terlalu semena-mena.

"Tapi... Dia... Manusia..." Sekarang, pikiran Tay mencoba berontak. Meskipun detak jantungnya sudah memberinya kepastian.

Tay menatap New lagi. Kedua pipi tembam New terluhat memerah. Untuk sesaat, Tay tidak memikirkan soal efek ramuannya. Pembicaraannya dengan mamanya dulu tiba-tiba terngiang. Dan itu yang membuat Tay memutuskan untuk menemui mamanya. Saat ini juga!

The Cursed (Werewolf-Omegavers) || S1-TAMAT || S2-To Be Continued... Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang