Semua berkumpul di ruangan Mew begitu Bright memberikan telepati terkait kehadiran Gulf dan dua rouge di wilayah mereka. Ketakutan mereka semakin bertambah karena keberadaan Gulf sempat ditemukan oleh rouge. Ditambah, Bright harus melawan dua rouge itu untuk menyelamatkan Gulf. Sikap Bright tersebut akan mengundang hal yang tidak diinginkan. Itu sudah pasti dan bisa ditebak. Karena itu, mereka harus membicarakan permasalahan ini lagi.
“Apa gue bilang? Emang lebih baik mereka itu jadi santapan aja! Sama seperti biasanya kan kalau ada manusia asing yang masuk wilayah kita, langsung kita bunuh.” Protes Krist yang masih pada keputusan awalnya dulu. Dia tidak pernah setuju dengan sikap Mew yang terkesan memberikan hak istimewa kepada Gulf dan New dengan membiarkan mereka tetap hidup.
“Trus Gulf lu biarin pergi gitu aja, Bright?” tanya Singto.
“Iya lah mas. Gue juga bingung harus gimana? Mau gue bawa ke kastil juga gak ada mas Tay.” Jawab Bright yang saat itu menjadi pusat perhatian.
“Tuh anak beneran gila dah kayaknya.” Gumam Off kesal.
“Sendirian pula.”
“Seniat itu ya buat nyari tahu...” kata Mile.
“Banget! Udah gitu pake ngatain gue vampir.” Gerutu Bright.
“Asli dah yang ada di otak Gulf apa sih? Segala vampir dipikirin!” omel Mile.
“Lagian, mereka juga gak bakal berani beneran nyerang sih soalnya Gulf udah ada di wilayah kita.” Seru Krist kemudian.
“Iya sih, tapi kan bahaya juga. Ya maaf, tapi itu temen gue.” Timpal Bright. “Mana ditambah Win bilang kalau gue serigala. Hadeuh!”
“Win belum di briefing, haha!” ejek Singto sambil terkekeh.
“Dan sekarang Win ngambek.” Sahut Mew tiba-tiba memasuki ruangannya.
“Eh iya mas Mew, maaf banget. Gue gak ada maksud bikin Win ngambek.” Jawab Bright merasa bersalah.
“Gak papa. Mending lu tenangin Win dulu.” Perintah Mew. Tanpa banyak bicara, Bright pun berdiri.
“Dia di camp.” Kata Mew.
“Hah? Ngapain? Gue kira di kamar?”
“Ya dia marah-marah gak jelas di camp. Buruan gih.” Perintah Mew. Bright pun bergegas keluar dari ruangan Mew.
Mew langsung duduk di kursi kebesarannya. Suasana berubah menjadi serius begitu Mew menghela napasnya.
“Mas, sebelum terjadi yang semakin gak diinginkan, mending kita santap aja si Gulf.” Saran Krist tiba-tiba.
“Setuju!” sahut Singto membela.
“Gue berat, Krist.” Jawab Mew lalu mengusap wajahnya.
“For the first time, gue lihat Mew, alpha kita, ragu memutuskan sesuatu. Padahal beberapa bulan lalu ada kasus serupa, Mew yang paling semangat buat nyantap!” seru Mile mengungkapkan perasaannya.
“Nah! Mas Mew bisa coba dijelaskan alasan Anda kenapa Anda harus bingung?” tanya Krist sopan.
“Gak ngerti.” Jawab Mew lesu. “Guys, dia murid gue!” tambahnya.
“Beneran kesannya lu ngasih hak istimewa, mas. Sejak kapan lu ngasih hak istimewa ke manusia?” sahut Singto protes.
“Yaelah, mas Singto gak ngerti gimana rasanya. Kalau bisa jangan ya... Dia teemen Gun. Setiap hari ketemu. Kalau kalian tetap mau nyantap dia, Gun gak ikut!” jawab Gun yang sedari tadi hanya diam, bersandar pada tubuh Off. Off lalu meremas tangan Gun.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Cursed (Werewolf-Omegavers) || S1-TAMAT || S2-To Be Continued...
Fantasy🐺 THE CURSED 🐺 GULF itu manusia biasa seperti kita. Suka baca fiksi fantasi, apalagi tentang werewolf. Hobinya ngehalu jadi luna werewolf. Cita2nya jadi omeganya alpha. Dia percaya kaum werewolf itu nyata. Makanya, dia mencari tahu keberadaan mere...