LIMA

356 53 9
                                    

"Eh, Pak Mew?" Seru Gulf begitu tiba di kosnya. Mew sedang berdiri di depan kamar kos Gulf. Bersandar di tembok dengan keduatangan yang menyilang di dadanya.

"Bapak ngapain di sini?" Tanya Gulf sambil mengambil kunci lalu membuka pintu kamarnya.

"Kamu dari mana? Nomor kamu gak aktif." Tanya Mew mengekori Gulf masuk ke kamar kosnya itu.

"Dari perpustakaan umum doang. Ngerjain tugas dari bapak." Jawab Gulf melemparkan tas ranselnya ke sofa. Mew lalu duduk di sebelah tas itu. Sedangkan Gulf berjalan menuju kulkas kecilnya untuk mengambil sebotol kecil air mineral dingin.

"Sudah?" Tanya Mew.

"Belum lah. Emang tiga bab itu dikit? Mana pake bahasa inggris lagi..." Omel Gulf dan segera meneguk habis minumannya.

"Mana? Saya lihat!" Pinta Mew. Gulf langsung menoleh.

"Buat apa? Belum selesai juga." Tolak Gulf.

"Saya cuma mau lihat hasilnya." Kata Mew.

"Ya ngapain? Toh dikumpulinnya minggu depan kan? Sekalian aja minggu depan. Kenapa sih? Bapak ke sini juga mau ngapain? Masa cuma mau lihat hasil tugas saya sih?" Cerocos Gulf mulai kesal. Gulf berjalan menuju kamar mandinya dan langsung menutup pintu kamar mandi. Tidak membiarkan Mew bisa mengintipnya walau ia hanya mencuci wajahnya.

Mew meraih tas ransel Gulf di sebelahnya, membuka tasnya lalu mencari lembaran kertas tugas Gulf. Hal yang mengejutkan, Mew menemukan bungkus permen yang Gulf terima dari Kao ada di dalam tas itu. Mew menyunggingkan senyumnya lalu mengambil bungkus permen itu juga kertas dengan tulisan Gulf yang Mew yakin adalah hasil pekerjaannya bersama Kao tadi.

"Eh gak sopan loh buka-buka tas orang tanpa izin gitu..." Seru Gulf yang langsung berlari menghampiri Mew untuk mengambil kertas tugasnya.

"Tujuan bapak ke sini apa sih?" Seru Gulf setelah berhasil mengambil kertas tugasnya kembali. Mew tidak menjawab. Mew sedang berpikir apa yang harus dia lakukan.

"Bapak gak percaya kalau saya ngerjain tugas bapak? Kalau nggak percaya ya ngapain ngasih tugas? Kan saya udah bilang juga dari awal saya izin sampe badan saya enakan. Bapak juga tahu saya udah gak pake kalung itu. Bapak asal aja ngasih tugas trus sekarang tiba-tiba datang buat ngerampas tugas doang?" Omel Gulf. "Giliran saya pengen bapak ke sini, bapak gak ke sini. Di chat juga ga balas. Giliran saya udah bodo amat dan mau ngerjain tugas, bapak malah ke sini. Ngapain si bapak?" Lanjut Gulf.

Mew menghela napas panjangnya lalu berdiri dan langsung memeluk Gulf. Mendengar omelan Gulf tadi, membuat dada Mew sedikit nyeri. Dia tidak tahu bagaimana cara meredakan emosi Gulf. Maka dari itu ia peluk lunanya itu. Berharap dengan begitu emosi Gulf bisa mereda.

Gulf sebenarnya sedikit kecewa dengan respon Mew. Bukannya memberi jawaban malah memeluknya. Namun di sisi lain, dia juga senang bisa mendapat pelukan dari Mew. 

"Gulf...," Panggil Mew lalu melepas pelukannya. Gulf melirik ke arah Mew lalu Mew menatap kedua mata Gulf.

"Saya itu punya alasan kenapa saya gak bales chat kamu. Bukan berarti saya gak mau. Tapi saya juga harus bisa jaga kamu. Saya takut kalau saya gak bisa kontrol diri saya, bahkan serigala saya. Itu cobaan terberat seorang alpha ketika mau menikahi luna-nya. Makanya prinsip saya setelah tahu kamu itu luna saya, saya gak mau ada obrolan lain selain perihal perkuliahan. Seenggaknya harus sampai ritual bulan purnama selesai." Jelas Mew namun Gulf belum bisa mengerti sepenuhnya.

"Maksud bapak kontrol apa sih pak? Apa yang harus di tahan emangnya? Saya juga pengen bisa chat sama pacar saya minimal saya tahu aktifitasnya apa di sana. Saya iri lihat New bisa chat sama dokter Tay terus-terusan. Setiap apgi di jemput buat ke kampus. Seenggaknya New bisa tenang gak takut di ghosting!" Omel Gulf akhirnya mengeluarkan unek-uneknya.

The Cursed (Werewolf-Omegavers) || S1-TAMAT || S2-To Be Continued... Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang