SEPULUH

400 62 14
                                    

Aroma pohon pinus dengan angin malam berhasil membuat Gulf sadar. Kedua matanya dipaksa untuk terbuka perlahan. Pandangannya mengedar, memastikan di mana ia berada. Mew berdiri di balkon yang terbuka. Angin malam terus menyapa tubuh Gulf dan membuat rambut Mew berantakan. Entah sejak kapan hutan itu jadi berangin.

"Bapak mau ngeracunin saya lagi, ya?!" Seru Gulf sambil mencoba mendudukkan tubuhnya.

Mew terkesiap, menoleh ke arah Gulf lalu segera mengambil langkah panjang menuju pintu kamar. Membukanya lalu melongokkan kepalanya sebentar kemudian kembali masuk untuk mendekati Gulf.

"Baguslah gak butuh waktu lama buat kamu sadar." Ucap Mew.

"Bapak racunin saya lagi?" Tanya Gulf lagi lebih keras. Mew duduk di sebelah Gulf, mencoba menjangkau kepala Gulf, namun Gulf menghindar.

"Nggak, Gulf." Jawab Mew menggelengkan kepalanya. "Buktinya New gak kenapa-kenapa." Lanjut Mew yang bersamaan dengan itu New memasuki kamarnya. Di helakang New ada seorang wanita tinggi dan cantik, masuk dengan menebarkan senyumnya.

"Gulf?!" Seru New yang langsung memeluk Gulf.

"New... Lu gapapa?" Tanya Gulf.

"Nggak, gw gapapa. Justru lu yang kenapa-kenapa!" Jawab New yang kemudian melepaskan pelukannya dan membiarkan wanita itu mendekati Gulf, duduk di tepian kasur.

"Hai, Gulf..." Sapa si wanita dengan senyum lebarnya. Ia juga mengulurkan tangannya.

"Gw Namtan. Dokter dari kementrian." Katanya memperkenalkan diri. Dengan ragu dan masih belum tahu apa yang terjadi, Gulf menerima jabatan tangan Namtan.

"Gulf." Kata Gulf.

"Lu gak perlu takut. Mew gak ngercunin lu kok." Kata Namtan melepas jabatan tangannya.

"Trus...?"

"Itu efek dari tubuh lu. Setiap manusia yang benar-benar mau melakukan ritual, memang akan diberikan minuman khusus. Tujuannya untuk menetralkan tubuh lu. Dan efeknya ya seperti yang lu alami." Jelas Namtan.

"Kenapa New gak?" Tanya Gulf.

"Gak ada yang perlu di netralin dari New. Dia manusia seutuhnya. Sedangkan lu, masih manusia kutukan. Ya, ini masih berhububgan dengan kejadian bulan lalu. Di dalam tubuh lu masih ada sisa-sisa dari kutukan itu. Apalagi setiap kali lu ngerasa sakit, kalung yang pernah lu pake selalu menyerap penyakit lu, kan? Nah, ramuan yang tadi lu minum itu untuk menghilangkan sisa-sisa itu. Mungkin aja masih ada penyakit yang tertinggal di tubuh lu." Jelas Namtan lagi.

Namtan meraih sebuah kotak kecil dari tasnya. Begitu kotak itu dibuka, Gulf bisa melihat beberapa alat suntik dan sebuah botol kecil berisi cairan. Namtan lalu membuka satu suntikan dan mengambil cairan secukupnya dari botol kecil itu menggunakan suntikannya.

"Kita gak bisa membiarkan manusia yang masih menyimpan kutukan untuk ikut ritual. Taruhannya nyawa. Tentu aja, Alpha kita ini gak mau kehilangan luna-nya." Goda Namtan.  Ia lalu meminta pergelsngan tangan Gulf. Gulf menyodorkan tangannya tanpa ragu.

"Tenang ya, ini cuma vitamin. Gak akan ada efek apa-apa. Untuk ke depannya, Gw yang akan bertanggung jawab atas lu. Gw yang akan memantau perkembangan lu mulai dari sebelum ritual sampai lu mendapatkan sosok serigala di tubuh lu." Kata Namtan. Gulf sempat meringis sebentar begitu jarum suntik menembua kulitnya.

"Ya anggap aja gw ini dokter pribadi lu. Jadi, tolong kerjasamanya." Tambah Namtan begitu selesai menyuntikkan vitamin pada Gulf lalu menempelkan sebuah plester kecil pada titik suntikan tadi.

"Mew, bisa tolong kunci feromon lu gak?" Pinta Namtan pada Mew dengan telepatinya.

"Eh? Gw gak ngapa-ngapain." Jawab Mew seketika menatap Namtan.

The Cursed (Werewolf-Omegavers) || S1-TAMAT || S2-To Be Continued... Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang