DUA PULUH - BW

736 94 2
                                    

Laki-laki berparas bule itu sedang  memasukkan beberapa buku ke dalam tasnya. Memastikan tidak ada buku yang tertinggal untuk 2 mata kuliah hari ini, sekaligus buku-buku dari perpustakaan yang ia pinjam minggu lalu. Ia harus mengembalikannya hari ini.

Ia menutup tas ranselnya lalu beralih mengambil sepasang sepatu di dekat meja belajarnya. Duduk di ujung kasur, bersiap mengenakan sepatu itu. Tapi ia hanya diam begitu mendengar seseorang berjalan menuju kamarnya dan dengan cepat membuka pintu lalu menutupnya dengan sedikit hentakan.

Dengan wajah cemberut, Win berjalan dengan menghentakkan kedua kakinya, mendekati Bright. Ia duduk tanpa jarak. Merangkulkan tangannya ke lengan Bright lalu menyandarkan kepalanya ke pundak Bright.

"Kenapa, sayang? Masuk-masuk kok cemberut gitu?" tanya Bright sambil meraih kaus kaki dan memakainya.

"Sebel! Bosen di kastil. Gak boleh ini itu sama Mas Mile." Gerutu Win dengan bibir manyunnya. Itu sangat menggemaskan untuk Bright.

Bright meringis. Dia tahu Win tidak akan ada masalah lain di kastil. Masalah yang Win hadapi hanyalah sebatas rasa bosannya di kastil. Win adalah manusia serigala terkecil di kastil. Sudah sepantasnya dia mendapat penjagaan ekstra. Tidak sebebas yang lain. Sangat tidak sinkron dengan hasrat Win untuk bermain yang sangat besar itu.

"Aku pengen main loh..." Win mulai merengek. "Pengen main ayunan sama Mas Apo..."

"Wkwkwkwk, sabar Win... Beberapa jam lagi, kamu ulang tahun loh... Setelah itu, Win boleh main sepuasnya. Win minta apa buat ulang tahun Win nanti, hm?" Bright berusaha menenangkan Win.

Win menaruh dagunya pada pundak Bright, "Pengennya berburu sama Daddy sama Mas Bright..." Rajuknya. "Lari bareng yang jauuuuhhh gitu loh..."

Bright bisa merasakan napas Win menghantam lehernya. Dan itu sangat menggoda.

"Gitu ya? Makanya, kamu doain supaya Daddy bisa cepet dapat luna. Nanti, kalau Daddy udah ada luna, daddy bisa lepas dari kerangkeng dan bisa berburu yang jauuuhhh..." Jawab Bright.

"Dari dulu selalu gitu...!" Seru Win dengan hentakan kakinya dan tubuhnya yang menggeliat. Membuat Bright gagal memasang sepatunya.

"Sabar, sayaaanngg..."

"Udah disabarin dari 10 tahun lalu, Mas, ih!"

"Ya sabarin lagi dong hehe..."

"CAPEK IH!" geram Win melepas rangkulan pada lengan Bright.

Bright meraih kedua lengan Win lalu menatap si kecil menggemaskan itu.

"Nanti kalau sabar, Mas cium!"

Win melepaskan tangan Bright dengan kesal. "Bosen ah cium-cium mulu!"

"Ya sama sih. Mas pengennya juga bisa cepet-cepet genjot kamu, tau gak?" Kata Bright.

"Habis berburu semoga aku heat!" Harap Win.

"Ya kan emang jatah kamu akhir bulan..." Gumam Bright.

"Eh? Dapat genjotan dong?" Win merangkul lengan Bright lagi.

"Dapat. Eh tapi kalau dibolehin sama Daddy sih." Goda Bright sambil meringis.

"Kalau gak dibolehin, aku marah!" Kata Win sambil menunjukkan wajah marahnya yang katanya paling seram itu. Tapi sebenarnya sangat menggemaskan.

Bright hanya terkekeh mendengar rajukan itu.

"SERIUS IH! Aku bakal marahin Daddy! Aku kemusuhan sama Daddy!"

Bright hanya menggelengkan kepalanya.

"Mas..., Knot ya?"

"Astaga..."

The Cursed (Werewolf-Omegavers) || S1-TAMAT || S2-To Be Continued... Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang