DUA EMPAT

379 38 14
                                    

"Gulf?" Panggil Mew begitu memasuki pondok dan melihat Gulf masih duduk di sova dengan mengangkat kedua kakinya dan masih tertutup rapat. Ia mellmeluk kedua kakinya dan menyandarkan kepalanya di atas lututnya.

Gulf langsung mengangkat kepalanya dan menoleh ke arah Mew yang berdiri tidak jauh darinya. "Bapak?" Panggil Gulf.

Mew langsung mendekati Gulf yang menurunkan kedua kakinya. Duduk di sebelah Gulf dan langsung memeluk kekasihnya itu. Ia tidak tahu kalau Gulf akan menunggunya. Bahkan nekat untuk keluar pondok hendak mencarinya. Ia pikir Gulf hanya akan diam di kamar dengan kasur hangat itu.

"Maafin saya. Saya gak bermaksud buat kabur setelah cium kamu." Bisik Mew.

Apa yang Mew lakukan cukup membuat Gulf mematung. Apakah ini pertama kalinya Mew memeluknya? Hanya saja yang Gulf rasakan seketika mendapat pelukan dari Mew saat itu adalah ketenangan. Meskipun di sisi lain ia juga bisa merasakan degup jantungnya yang tiba-tiba berdetak sedikit agak kencang. Mungkin jika Gulf tidak bisa mengaturnya, detak jantungnya bisa saja sangat kencang. Tentu Mew akan mengetahuinya. Setelah itu Gulf akan malu jika Mew membahasnya.

"Apa markingnya udah, Pak?" Tanya Gulf berbisik. Mew langsung melepaskan pelukannya lalu menatap Gulf. Mew tidak sangka bahwa hal pertama yang Gulf tanyakan adalah soal mark itu. Ia pikir Gulf akan mengomel. Makanya, sebelum itu terjadi, Mew langsung memeluk Gulf.

"Kita naik ya?" Ajak Mew yang langsung mendapat anggukan dari Gulf.

Mew menggenggam tangan Gulf erat saat keduanya menaiki tangga. Tangan Gulf cukup dingin. Dengan begitu Mew bisa memberikan kehangatan dan bisa menyalurkannya ke seluruh tubuh Gulf.

Gulf langsung duduk di atas kasur setelah melepaskan selimutnya selagi Mew menutup pintu kamar dan menguncinya tanpa Gulf sadari. Mew kemudian menghampiri Gulf dan duduk seperti posisi sebelumnya.

"Kenapa tadi bapak lari?" Tanya Gulf tanpa basa-basi.
"Apa karena feromon bapak?" Imbuh Gulf bahkan sebelum Mew berpikir untuk jawaban yang sekiranya bisa ia lontarkan.

"Feromon saya?" Ulang Mew. "Kamu cium feromon saya?" Tanya Mew keheranan. Bukankah sebelum itu Gulf sudah mendapatkan suntikan supresan? Gulf mengangguk pelan.

"Kayak aroma kayu, trus strawberry gitu tipis tapi. Saya kira itu aroma kayu dari luar tapi kayaknya gak mungkin soalnya jendelanya kan ketutup." Jelas Gulf. Mew tambah heran dengan aroma yang Gulf sebutkan. Strawberry.

"Strawberry? Itu bukan feromon saya." Jawab Mew.

"Tapi saya nyium strawberry kok Pak. Beneran, gak bohong." Kata Gulf.

Mew menatap Gulf dengan kening mengkerut. Lalu dengan cepat ia mendekati Gulf dan menempelkan hidungnya pada area leher Gulf. Gulf sempat hendak menghindar, tapi Mew menahannya. Mew menelisik area leher Gulf, mengendusnya ke beberapa titik membuat Gulf agak kegelian dan berusaha untuk mendorong tubuh Mew.

"Itu kamu." Kata Mew begitu kembali ke posisinya.

"Hah?"

"Iya, itu feromon kamu. Apa yang kamu rasakan tadi waktu kita ciuman?" Tanya Mew yang sebenarnya ia tidak perlu menanyakannya karena ia tahu yang sebenarnya. Ia hanya ingin mendengar jawaban Gulf.

Alih-alih menjawab, Gulf malah menciun lengan tangannya. Mengendus berkali-kali mencoba mencari aroma yang sama, yaitu strawberry.

"Percuma Gulf, kamu gak akan nyium di kulit kamu. Kamu harus keluarin kalau mau nyium lagi. Tadi, kamu bilang wangi kayu dan strawberry, kan?" Tanya Mew lagi memastikan. Gulf laku mengangguk dan Mew menyeringai lalu tersenyum.

"Kenapa Pak?" Tanya Gulf.

"Kamu pernah tau soal rut atau heat, kan?" Mew balik bertanya. Gulf langsung mendelik. Ia tidak butuh waktu untuk berpikir.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 06 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

The Cursed (Werewolf-Omegavers) || S1-TAMAT || S2-To Be Continued... Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang