TIGA DELAPAN

426 61 15
                                    

New melongo begitu memasuki kamar Tay yang cukup tinggi dan luas. Tidak ada dipan di sana. Hanya kasur empuk di atas lantai, almari besar dan meja yang penuh dengan botol-botol kaca berisi air berwarna-warni. Tay menyalakan lampu utama, membiarkan New memuaskan penglihatannya.

"Woaahhh..." Gumam New kagum. Sangat jauh dengan ukuran kamar kosnya.

New melihat pintu balkon Tay terbuka. Kedua matanya langsung diperlihatkan pemandangan pepohonan tinggi di luar kamar Tay. New lantas berlari kecil menuju koridor untuk melihat pemandangan itu. Tay cukup sumringah melihat bagaimana New terpukau dengan kamarnya. Setidaknya ia tahu bahwa New akan nyaman di sini. Tapi beberapa detik kemudian, Tay langsung berlari menghampiri New, menarik tangan New agar kembali masuk ke kamarnya lalu menutup pintu balkon dan menguncinya.

"Jangan keluar kamar ya? Selama di kastil ini, jangan sampai aromamu kena angin. Jangan lewatin pintu balkon ini." Kata Tay. New mengernyitkan keningnya. Ia lalu mengendus kedua lengannya.

"Aku bau keringat?" Tanya New membuat Tay terkekeh, tidak habis pikir dengan respon New.

"Bukaaannn..." Kata Tay lalu diam, memikirkan cara untuk menjelaskan apa yang dia maksud kepada New agar New mengerti.

Tay memegang kedua lengan New dengan sedikit meremasnya. "Manusia dan kaum kami itu aromanya beda. Indra penciuman kami jauh lebih tajam. Jadi kalau ada manusia di hutan ini, gampang ke lacak. Angin juga membantu aroma manusia jadi semakin menyebar." Jelas Tay.

"Ooohhh..., gitu..." Gumam New. "Jadi, manusia serigala itu beneran ada ya?"

"Iya. Ada."

"Aku kira selama ini Gulf cuma ngehayal akibat terlalu sering baca cerita-cerita fiksi gitu." Omel New. "Bahkan ternyata dokter gigiku sendiri bagian dari manusia serigala."

Tay tersenyum tipis.

"Terlepas dari kalian itu serigala, kalian juga punya profesi lain selama jadi manusia ya?" Tanya New. Tay mengangguk.

"Gak semua. Tapi kebanyakan memang gitu. Karena sebagian dari mereka harus jaga wilayah mereka 24 jam jadi gak bisa ke mana-mana." Jawab Tay.

"Kenapa dokter Tay jadi dokter gigi?"

"Atas perintah Mama saya."

"Hooo dokter Tay punya Mama? Di mana?"

Untuk sesaat, Tay terdiam. Dia hanya bisa menjawab pertanyaan itu di dalam hatinya saja. "Dia di penjara kementrian."

"Gak di sini." Jawab Tay dengan mulutnya.

"Trus Pak Mew kenapa jadi dosen?"

"Jawabannya sama." Kata Tay. Kedua mata New membelalak.

"Perintah Mama dokter Tay juga?"

Tay mengangguk. "Saya sama dosen kamu itu saudara, New. Satu Mama satu Papa.

"Hooo gituuuu... Trus trus si Bright sama Gun? Kenapa dia jadi mahasiswa?"

"Kalau itu memang kemauan mereka sendiri."

"Yaudah, kamu bersih-bersih aja dulu di kamar mandi. Bawa baju kan?" Perintah Tay. New mengangguk lalu meelpas tas ranselnya dan segera menuju ke kamar mandi dengan membawa satu set pakaiannya.

Tay hanya berdiri di hadapan pintu kaca koridornya. Memandangi ranting-ranting pohon yang menari terkena angin malam. Ia mengingat bagaimana Mamanya dulu memintanya untuk menjadi dokter gigi selain karena ia mewarisi kemampuan Mamanya yang seorang "dukun" itu. Kemampuan Tay jika berada di kastil hanya sebatas menyembuhkan kawanan dengan berbagai macam ramuan yang tanpa ia pelajari pun, ia sudah sangat paham. Apalagi soal racun-racun. Ia tidak bisa sampai melihat atau menerawang seperti Mamanya.

The Cursed (Werewolf-Omegavers) || S1-TAMAT || S2-To Be Continued... Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang