Randa terbangun ketika mendengar teriakkan dari Atha di malam hari. Sepertinya Atha mengalami mimpi buruk atau sedang merindukan seseorang yang Atha sayang.
"Kak ... jangan tinggalin Acha, Kak," ucap Atha dengan kondisi tertidur.
"Kak Ikky jangan tinggalin Acha, Acha sayang sama Kakak." Atha semakin histeris.
Randa ketahui jika kata 'kakak' barusan bukan tertuju pada Randa. Sepertinya Atha sedang merindukan seseorang.
"Shutt! Atha, kak Ikky gak ninggalin Atha, kok. Atha tidur yang nyenyak ya," ucap Randa di telinga Atha. Randa ketahui kak Ikky yang disebut Atha barusan pasti kakak kandung Atha.
Setelah Atha terdiam. Menatap lekat wajah polos adiknya ini. Tenang sekali di hati Randa, tetapi suatu saat nanti ketenangan ini akan berakhir. Atha pasti akan kembali ke keluarga asalnya.
"Gue sayang sama lo, Tha. Lo adik gue meskipun kita gak ada hubungan darah, tapi lo tetap adik gue," ucap Randa.
Waktu menunjukkan pukul setengah sebelas malam. Di rumah sakit bramasta sama seperti bundanya. Ruangan yang cukup jauh dari tempat bundanya di rawat tetapi Randa masih bersyukur karena masih satu rumah sakit.
"Ran!" Seseorang datang masuk ke ruangan.
"Lo gak mati, Ran? Katanya lo kecelakaan?" Orang itu heboh.
"Berisik!" tukas Randa.
"Ngarepin banget lo gue mati," katanya.
"Biar gue jadi kapten basket lah, Ran," celetuknya asal.
Alvin. Wakil kapten basket di sekolah dengan jabatan di bawah Randa yang merupakan kaptennya. Dia datang ke rumah sakit bramasta setelah Randa menghubungi dan memberitahukannya.
"Enteng banget kalau ngomong. Dorongin gue keluar," perintahnya. Randa mengalami cedera di kakinya sehingga ia harus duduk di kursi roda.
"Jalan aja ngapa sih."
"Kalau gue bisa, gak mungkin juga gue duduk, Vin."
"Iya iya. Marah-marah mulu kayak cewek." Alvin mendorong kursi roda Randa keluar dari ruangan Atha.
"Lo ngapa gak mati aja sih, Ran. Kalau mati kan gak bakalan bikin repot orang."
"Lo aja yang duluan mati. Gue mau kejar masa depan."
"Emang orang kayak lo punya masa depan ya? Gue kira orang tolol kayak lo tuh masa depannya suram."
KAMU SEDANG MEMBACA
Why Me? [LENGKAP]
Teen Fiction"Kenapa selalu aku yang disalahkan. Kenapa semua orang membenciku. Kenapa, Tuhan!" "Kenapa aku terlahir dengan takdir yang tak pernah mendapatkan kebahagiaan. Jika Engkau membenciku maka jemput saja aku, Tuhan. Aku lelah dengan kehidupan ini." Atha...