21. Rencana Atha

188 22 0
                                    

Sampai di area parkiran sekolah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sampai di area parkiran sekolah. Atha turun dari motor Randa dan melepaskan helm di kepalanya. Waktu sudah menunjukkan pukul 06.30, tetapi sekolah sudah ramai oleh siswa-siswi yang berlalu-lalang.

"Kak, nanti pulangnya lo duluan aja ya. Nggak usah nungguin gue," ucap Atha.

Randa mengangkat satu alisnya, tidak biasa Atha meminta untuk ditinggal karena biasanya meminta untuk ditunggu. "Kenapa, Tha?" tanya Randa.

"Enggak, Kak. Nggak apa-apa, gue ada urusan. Lo nanti pulang duluan aja," jawab Atha yang tak mau memberikan alasannya.

"Gue tungguin deh nanti sampai urusan lo kelar."  Randa melepaskan helm dan menyisir rambutnya dengan tangan.

"Nggak usah, Kak. Lo pulang aja nantinya. Gue takut nenek marah."

"Udah biasa kali. Udahlah ayok, masuk!" ajak Randa.

"Pokoknya lo nanti pulang sekolah langsung pulang aja nggak usah nungguin gue, atau lo main gitu ke mana sama temen-temen lo." Atha aneh.

"Lo kenapa sih, Tha? Aneh banget?" Randa curiga.

"Nggak apa-apa, Kak. Kan gue udah bilang gue cuma ada urusan doang," jawabnya.

"Dahlah, ngomong sama lo nggak bakalan keluar mendingan gue masuk." Randa meninggalkan Atha di parkiran.

Koridor antara kelas 12 dan kelas 11 berbeda, dan tentu saja perjalanan Randa dan Atha juga berbeda. Atha berjalan sendirian di koridor sekolah untuk menuju kelasnya.

Dan seperti biasa, sesampainya di kelas atau lebih tepatnya baru saja sampai di ambang pintu kelas, Atha sudah disambut Devan yang berdiri bersedekap dada bersandar di pintu.

"Tumben siang, Neng? Biasanya pagi-pagi udah ada di sini," cibir Devan.

Namun, Atha tidak mempedulikannya. Setiap Perkataan Devan masuk ke indera pendengarannya, Atha selalu langsung mengeluarkannya.

"Diomongin lo diem aja. Dasar sialan," umpat Devan.

Atha duduk di kursi samping Alfian. Yang pemiliknya entah di mana keberadaannya. Karena Alfian tidak ada.

Dan karena Alfian tidak ada, Devan duduk di bangku Alfian samping Atha. "Gue duduk di sini aja kali ya," ucap Devan menatap Atha.

"Terserah lo," jawab Atha.

"Dih, kayak cewek aja terserah," cibir Devan.

***

Pelajaran pertama dan kedua sudah selesai, Atha tadi menghadapi beberapa soal kuis harian yang diberikan oleh guru bahasa sastra inggris.

Dan sekarang adalah waktunya untuk mengisi perut. 98% siswa-siswi berhamburan menuju kantin. Termasuk juga Atha.

Atha celingukan mencari kursi kosong di kantin ini, dan tidak ada satupun kursi yang kosong. Semuanya penuh dipenuhi oleh siswa-siswa yang duduk, hingga pada akhirnya. Seseorang memanggil Atha.

Why Me? [LENGKAP]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang