Bersabarlah dalam hal apapun, karena sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang sabar.
Randa dan Rizky mereka berdua berada di sebuah tempat yang di mana di sana terdapat nama-nama penumpang pesawat dengan nomor penerbangan DA12345. Korban kecelakaan pesawat itu.
'Semoga gak ada nama lo, Dek. Please, jangan tinggalin Kak Ikky lagi,' batin Rizky.
Randa dan Rizky menelusuri nama-nama penumpang itu. Dari atas sampai bawah mencari nama Atha.
Kemudian, Rizky bergetar, bibirnya kelu, seraya menggelengkan kepala. "Gak, gak mungkin. Gak mungkin, Tha. Ini pasti salah," ucap Rizky.
Terdapat nama Atharrazka dalam daftar penumpang itu. Rizky yang melihat itu, ia menjadi lemah, kakinya tak mampu menopang tubuhnya. Rizky jatuh ke lantai.
"Hiksh .... Ini semua pasti salah. Lo gak mungkin pergi ninggalin gue lagi, Dek." Rizky menangis tak percaya dengan keadaan.
"Ki, lo yang sabar. Lo harus ikhlas, Ki," ucap Randa menenangkan.
Padahal, dirinya saja perasaannya sedang hancur ketika melihat nama Atha dalam daftar korban itu. Ia juga bingung apa yang harus dikatakannya nanti kepada Arinda.
"Ini pasti salah kan, Ran. Adik gue gak mungkin jadi korban pesawat itu, ini semua salah, hiksh ...." Rizky memberontak.
"Ki, cukup!" bentak Randa.
"Lo harus terima kalau Atha pergi. Kalau Atha memang jadi korban pesawat itu, lo harus ikhlas," tambahnya dengan nada pelan.
'Maafin gue, Tha. Ini semua salah gue, gue yang udah minta lo pergi. Coba kalau malam itu gue tahan lo buat gak pergi dari rumah, mungkin lo gak bakalan pergi buat selamanya kayak gini,' batin Randa.
***
Rizky dan Randa pulang ke rumahnya masing-masing. Waktu sudah menunjukkan pukul setengah dua belas siang. Jam satu nanti, mereka berdua akan ikut dengan tim pencarian korban untuk mencari jenazah Atha di dasar laut.
Rizky di dalam kamar mengurungkan diri. Ia belum cerita tentang kepergian Atha yang menjadi korban itu kepada Shanti. Rizky bingung harus memulai dari mana ia bercerita.
"Maafin Kak Ikky, Dek. Hiksh .... Kakak udah buat kamu gak nyaman di rumah ini, kakak udah bentak kamu, kakak jahat sama kamu Acha .... Maafin kak Ikky ...." Rizky masih menyesali perbuatannya.
"Akh!!!" teriak Rizky frustasi dengan menjambak rambutnya sendiri.
"Gue emang gak pantas jadi kakak lo, Dek. Gue udah jahat sama lo, gue udah kasar sama lo. Dan gue udah buat lo pergi sampai selamanya gini," teriak Rizky di dalam kamar.
"Gue janji sama lo, gue bakalan berusaha buat dapetin jenazah lo di dasar laut nanti," tambahnya dengan nada yang sangat pelan seraya menangis.
Sama halnya dengan Rizky, Randa belum siap memberitahu Arinda tentang ini. Randa duduk di kursi belajarnya menyesali karena sudah pernah menyuruh Atha untuk pergi.
Melihat tulisan satu kata di meja belajarnya, Randa menarik tulisan itu dan menyobeknya menjadi beberapa bagian.
"KEDOKTERAN"
Randa menyobek kertas bertulisan itu. Satu kalimat yang membuat dirinya semangat untuk belajar.
"Gak ada lagi orang yang harus gue sembuhin. Gak akan ada gunanya juga gue jadi dokter. Atha udah pergi ninggalin gue, dan kepergian itu juga karena gue. Hiksh ...." Randa menangis.
"Tha, please. Bangunin kakak, ini kakak lagi mimpi kan? Lo gak pergi kan, Tha?" Randa frustasi.
Ingin sekali rasanya Randa melihat Atha sekali lagi saja. Ia ingin memeluknya seperti 12 tahun yang lalu saat dirinya mengangkat Atha sebagai adiknya.
"Tha, maafin gue. Gue yang salah, karena gue, lo pergi buat selamanya kayak gini, hiksh ...."
"Sayang .... Kamu di dalam ya?" Terdengar suara Arinda, bundanya. Randa segera menghapus air matanya.
"Iya, Bunda. Sebentar," sahut Randa. Kemudian ia berusaha agar terlihat biasa saja nanti di hadapan bundanya.
"Iya, Bunda. Randa baru pulang kok tadi," ucapnya setelah membuka pintu.
"Gimana, Nak? Atha bukan salah satu dari korban pesawat itu kan?" tanya Arinda dengan ekspresi serius.
Randa gelagapan bingung harus menjawab apa. Ia tidak mau melihat bundanya ini sedih sampai menangis. Randa tidak tega melihatnya.
"Atha ya Bund ...." Randa mencari alasan.
"Kasih tahu Bunda, Sayang. Bunda mohon, Atha bukan korban dari pesawat itu kan?" Arinda memohon dengan memegang kedua bahu Randa.
Randa mengembuskan napasnya. "Bunda tenang ya. Alhamdulillah, tadi Randa habis ke bandara buat cek daftar penumpang pesawat itu, dan Randa gak lihat ada nama Atha di sana. Jadi, Atha bukan salah satu dari korban itu," jawab Randa yang membuat Arinda tenang.
"Kamu gak lagi bohongin Bunda kan?" tanya Arinda meyakinkan .
Randa memasang senyuman yang sangat manis kepada Arinda. "Enggak, Bunda. Randa gak bohongin Bunda kok," jawabnya.
"Syukurlah, Bunda bisa sedikit tenang kalau gini. Tapi kamu tahu, sekarang Atha di mana? Bunda khawatir sama dia," tanya lagi Arinda.
"Jam satu nanti, Randa izin ya sama Bunda. Buat cari keberadaan Atha, doain aja semoga bisa ketemu."
"Amin, semoga Atha baik-baik saja. Ya sudah kalau gitu, Bunda ke belakang dulu."
Setelah Arinda pergi dan menghilang dari pandangan Randa, Randa merasa sangat bersalah karena sudah membohongi bundanya.
"Maafin Randa ya, Bunda. Randa terpaksa bohong sama Bunda. Randa nggak mau lihat Bunda sedih," gumam Randa. Kemudian kembali masuk ke dalam kamarnya.
***
Tepat pada pukul satu siang, Randa sudah berpamitan kepada Arinda untuk mencari Atha. Dan sekarang keberadaan Randa berada di tepi laut bersama dengan Rizky dan tim pencarian korban lainnya.
"Kita pasti bisa nemuin Atha, Ki," ucap Randa.
"Kenapa gue ngerasa, kalau Atha masih ada di dekat gue. Gue ngerasa kalau dia itu belum pergi, Ran," kata Rizky.
"Sama, Ki. Gue ngerasain hal yang sama kayak yang lo rasa. Gue ngerasa kalau Atha belum pergi ninggalin gue buat selamanya gini. Atha pernah janji sama gue, dia bakalan selalu ada hidup bareng gue meskipun dia sudah ketemu sama lo, kakak kandungnya," balas Randa.
"Kalian berdua beneran mau ikut?" tanya salah seorang petugas pencarian meyakinkan Randa dan Rizky.
"Kita berdua yakin, Pak. Kita berdua mau ikut mencari adik kita," jawab Randa.
"Ya sudah, ayo naik kapal."
Randa dan Rizky beserta tim pencarian lainnya, naik ke dalam kapal dan mulai menelusuri lautan untuk mencari korban yang terapung. Dan ada beberapa petugas yang ditugaskan untuk menyelam mencari korban yang tenggelam.
Awalnya Randa meminta kepada ketua tim petugas pencarian untuk menyelam, namun ketua tim pencarian tidak mengizinkannya. Jadilah sekarang, Randa dan Rizky menaiki kapal dan mencari di atas air laut.
'Tha, lo gak mungkin ada. Gue gak mungkin nemuin jasad lo di sini. Karena gue yakin, lo belum ninggalin gue lo bukan salah satu penumpang kecelakaan pesawat ini,' batin Rizky.
15 menit mereka sudah berlayar mencari para korban yang terapung, namun tidak menemukan satupun. Bahkan tanda-tanda ada korban pun tidak ditemukan.
'Kakak janji sama lo, Dek. Kalau misalnya lo emang belum pergi, kakak ikhlasin lo buat hidup sama kakak angkat lo, Randa. Karena memang dia pantas jadi kakak lo, bukan gue,' batin Rizky lagi.
Bersambung.
See you next chap!Vote!
KAMU SEDANG MEMBACA
Why Me? [LENGKAP]
Teen Fiction"Kenapa selalu aku yang disalahkan. Kenapa semua orang membenciku. Kenapa, Tuhan!" "Kenapa aku terlahir dengan takdir yang tak pernah mendapatkan kebahagiaan. Jika Engkau membenciku maka jemput saja aku, Tuhan. Aku lelah dengan kehidupan ini." Atha...