Sore hari tepat pada jam 15:00 selepas pulang sekolah, Atha berada di rumah Arga. Di rumah Arga tempat yang dijadikan untuk mengerjakan tugas kelompok ini.
"Lo semua lihatin gue doang?" tanya Atha sinis.
"Ya lo gak ngasih tahu gue, Tha. Apa yang harus gue lakuin," kata Devan.
"Bodoh banget jadi orang. Lo sambungin tuh kabel yang warna biru," perintah Atha kepada Devan.
"Sialan lo, Tha. Pake ngatain gue bodoh segala," protes Devan.
"Dan, lo. Coba lampu ini pastikan kalau lampunya nyala." Atha memberikan 3 buah lampu kepada Arga.
"Gue ngapain?" tanya Vino.
"Lo di sini gak ada guna," jawab Atha.
"Anjing lo, Tha. Gue kasih debu juga biar lo mati sekalian," kata Vino.
Arga keluar dari rumahnya setelah memastikan bahwa lampunya nyala semua. Kemudian memberitahu apa saja yang harus dikumpulkan kepada Atha yang membuat Atha kesal.
"Eh, Tha. Sorry nih ya gue lupa, itu proses lo nyusun kabel sama perlengkapan di tangan lo itu, harus divideo terus videonya dikumpulin," ucap Arga menggaruk tengkuknya.
"Kenapa lo baru bilang setelah gue hampir selesai?" tanya Atha kesal.
"Ya maaf gue baru ingat."
Atha tidak menggubris perkataan Arga. Ia membongkar kembali susuan kabel dan sakelar lampu yang sudah ditempel di papan.
"Tugas lo sekarang videoin proses kita," perintah Atha kepada Vino.
"Terus gue gak muncul di video dong, nanti gue gak dapet nilai," protes Vino.
"Lo gak dapet nilai kalau lo gak mau videoin proses pembuatan ini," kata Atha.
***
Hari akan segera gelap karena matahari sudah menyisakan sedikit cahaya oren untuk dunia. Pekerjaan Atha dan tiga anggota kelompoknya sudah selesai.
"Lo mau ke mana, Tha?" tanya Arga.
"Pulang lah. Ngapain lama-lama di rumah lo," jawab Atha.
"Jangan buru-buru kenapa sih, Tha. Gue ada kejutan buat lo nih," kata Devan. Atha mengangkat satu alisnya.
Devan meletakkan telapak tangannya tepat di hadapan Atha. Telapak tangan yang berisi banyak debu kotor jika debu itu ditiup oleh Devan maka nyawa Atha yang terancam.
"Lo mau kan dapet kejutan ini. Kalau gue tiup nih debu. Lo pulang bisa langsung ke rumah Tuhan, Tha," kata Devan dengan sedikit tertawa.
"Dev gue mohon sama lo. Jangan lakuin itu ke gue," pinta Atha ketakutan.
"Hh .... Kenapa sih, Tha. Ini cuma debu doang loh palingan cuma buat lo bersin."
Atha memundurkan langkahnya secara perlahan begitupun dengan Devan yang mengikuti langkah Atha.
KAMU SEDANG MEMBACA
Why Me? [LENGKAP]
Teen Fiction"Kenapa selalu aku yang disalahkan. Kenapa semua orang membenciku. Kenapa, Tuhan!" "Kenapa aku terlahir dengan takdir yang tak pernah mendapatkan kebahagiaan. Jika Engkau membenciku maka jemput saja aku, Tuhan. Aku lelah dengan kehidupan ini." Atha...