36. Randa Diusir

173 10 0
                                    

Kalau kamu belum bisa melupakan orang yang membuat hatimu sakit, it's okey nangis aja

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kalau kamu belum bisa melupakan orang yang membuat hatimu sakit, it's okey nangis aja. Biarkan dirimu lelah menangis.

Dan ketika kamu merasa lelah menangis, perasaan itu akan hilang dengan sendirinya. Now let the pain teach you how to be strong, let it flow, one day, your pain will heal.

Rizky akhirnya sampai di pekarangan rumah. Setelah menstandarkan motornya di halaman rumah, Rizky masuk dengan mengucapkan salam.

"Assalamualaikum, Nek. Rizky pulang," katanya seraya memasuki rumah.

"Nek ...," teriak Rizky karena tidak mendapat jawaban salam.

"Apa nenek ada di rumah si Randa?" pikirnya. Rizky berpikiran seperti itu karena pagi tadi Shanti berkunjung ke sana.

Rizky mengambil ponselnya di dalam saku celana, dan menelpon Shanti. Tanpa menunggu lama lagi, akhirnya telpon langsung terhubung. Shanti langsung menerimanya tanpa jeda waktu.

"Hallo, Nek. Nenek di mana?" tanya Rizky.

Terdengar suara kecil di telepon Rizky jawaban dari Shanti. "Rizky, Nenek ada di rumah sakit Brawijaya. Kamu ke sini sekarang ya," jawabnya.

"Rumah sakit, Nek? Nenek sakti? Ya Allah, Nek. Maafin Rizky ya, Nek. Rizky gak sempet angkat telepon dari Nenek tadi." Rizky merasa bersalah.

"Enggak, bukan Nenek yang sakit. Biasa adik kamu penyakitnya kambuh lagi, kamu ke sini sekarang ya."

"Atha, Nek? Ya udah nanti Rizky ke sana ya. Rizky ganti baju dulu."

Setelah sambungan telpon berakhir, Rizky segera masuk kamar untuk mengganti seragam sekolahnya dengan pakaian rumah.

Sementara itu, Randa di rumah mendapat kabar dari Arinda kalau Atha adiknya dibawa oleh neneknya. Randa sangat kehilangan Atha, bagi Randa, Atha itu harta berharga yang Randa miliki.

"Kenapa bunda gak cegah Atha buat dibawa? Bunda sengaja kan biarin Atha pergi, karena bunda gak suka sama kehadiran Atha," sentak Randa menyalahkan Arinda. Randa sungguh tidak bisa mengontrol emosionalnya saat ini.

Arinda merasakan sakit di hatinya karena mendapat bentakan dari orang yang disayanginya. Seperti Risma dulu, sakit hati Arinda melebihi itu.

"Randa kecewa sama bunda. Kenapa sih, semua orang gak ada yang menyukai kehadiran adik Randa." Randa berlenggang pergi keluar rumah.

Plak!

Randa ditampar keras oleh Risma saat berpapasan di ambang pintu. Risma mendengar apa yang diucapkan oleh Randa barusan kepada Arinda dengan suara tinggi.

"Dasar anak tidak tahu diuntung. Dia itu bunda kamu sendiri, tidak sepantasnya kamu membentaknya!" sarkas Risma seraya menatap Randa dengan tatapan murka.

Why Me? [LENGKAP]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang