Sinar baskara yang kini berubah menjadi sinar oren membuat manusia menikmatinya di atas bukit bersama pasangan kekasihnya.
Atha di rumah sakit kini sudah diizinkan untuk langsung pulang. Karena memang tidak ada luka yang parah.
"Biar dia ikut gue aja. Gue yang lebih berhak sebagai kakak kandungnya!" ucap Rizky.
"Enggak! Pokoknya dia harus ikut gue, pulang sama gue!" Randa tak terima.
"Lo gak sadar diri banget sih. Lo itu sekarang udah jadi orang lain bagi Atha, karena Atha udah ada gue, keluarga aslinya."
"Kak Ikky, Kak Randa! Kenapa sih kalian ribut terus?" ucap Atha yang lelah dengan perdebatan kedua kakaknya itu.
"Kakak lo yang duluan mulai!" kata Randa.
"Enak aja. Lo yang duluan!" Rizky tak terima.
"Oke fine! Kalau kalian masih terus ribut, kapan gue pulangnya?" tanya Atha.
Rizky dan Randa saling menatap seakan-akan mereka berbicara lewat kontak mata. "Lo ngalah kenapa sih!" kata Randa.
"Males! Pokoknya Atha harus ikut pulang bareng gue!" balas Rizky.
"Ya udah kalau gitu, Atha nggak mau ikut kalian berdua deh. Biarin Atha cari kontrakan sendiri aja, hidup mandiri di luar sana," ucap Atha. Atha turun dari atas brankar, dan segera keluar dari ruangan.
"Ini semua gara-gara lo! Adik gue ngambek kan." Rizky menyalahkan Randa.
"Tha!" Rizky menyusul Atha.
"Ayok pulang bareng gue!" ajaknya.
"Jangan mau, Tha. Lo pulang bareng gue aja," sahut Randa dari belakang mereka.
"Kak Ikky, gue izin ikut kak Randa ya," pinta Atha.
"Ikut dia? Maksud lo apa, Tha?"
"Gue takut sama nenek, Kak. Nenek nggak suka sama Atha," jawab Atha khawatir.
"Enggak, Tha. Lo tenang aja, pasti nenek bakal bisa terima lo." Rizky meyakinkan.
Atha menggelengkan kepalanya. "Maaf ya, Kak. Mungkin lain waktu gue bakal ikut lo."
"Nah, lo denger itu kan. Atha mau pulang bareng gue ke rumah gue. Bukan ke rumah lo," cibir Randa.
"Ayok, Tha. Keburu malam, takut bunda nyariin." Randa mendorong agar ada jalan meninggalkan Rizky.
"Sialan!" umpat Rizky.
"Harus pake cara apa sih biar lo balik ke keluarga asli lo sendiri. Gue kakak lo, Tha!" katanya.
***
Malam hari dengan turunnya hujan deras, Atha berdiam diri menatap air yang berjatuhan dari langit. Duduk di balkon jendela kamarnya, dengan ditemani secangkir teh hangat buatannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Why Me? [LENGKAP]
Teen Fiction"Kenapa selalu aku yang disalahkan. Kenapa semua orang membenciku. Kenapa, Tuhan!" "Kenapa aku terlahir dengan takdir yang tak pernah mendapatkan kebahagiaan. Jika Engkau membenciku maka jemput saja aku, Tuhan. Aku lelah dengan kehidupan ini." Atha...