Kalau kamu belum bisa melupakan orang yang membuat hatimu sakit, it's okey nangis aja. Biarkan dirimu lelah menangis.
Dan ketika kamu merasa lelah menangis, perasaan itu akan hilang dengan sendirinya. Now let the pain teach you how to be strong, let it flow, one day, your pain will heal.
Bell pulang sudah berbunyi sejak lima menit yang lalu. Tetapi kelas Atha jam pelajaran masih berlangsung dengan alasan gurunya masih ada sedikit materi yang harus disampaikan untuk menghadapi ujian kenaikan kelas nanti."Bu, udah dong. Tuh kelas yang lain aja udah pada keluar," ucap salah seorang meminta pulang.
"Fikri! Sabar sebentar lagi, ini tuh demi kalian juga kok. Agar kalian tuh paham ketika menghadapi ujian nanti. Bukankah kalian sebentar lagi akan menghadapi ujian kenaikan kelas," sahut guru di kelas ini.
"Sabar sebentar lagi ini akan selesai. Lagipula kan ibu sudah bilang kalau ibu hanya minta waktunya dua puluh menit saja. Ini baru lima menit. Sudah, perhatikan lagi," tambahnya.
Guru matematika memang sering mengambil waktu para muridnya. Jika bukan waktu istirahat, pasti waktu pulang. Atau bahkan waktu jam pelajaran lain pun jika gurunya belum datang guru matematika yang akan mengisinya. Menjengkelkan memang.
Semua murid kembali terfokus pada beberapa angka di papan tulis yang dituliskan oleh guru ini. Atha mencoret-coret bukunya untuk menulis setiap angka di depan itu untuknya belajar di rumah nanti.
"Rajin banget sih, Tha. Udah deh gak usah ditulis," ucap Alfian. Namun Atha mengabaikannya, karena itu adalah keinginan Atha sendiri.
Di luar kelas, Randa sudah menunggu Atha keluar tetapi sejak tadi belum ada satu orang pun yang keluar dari kelas ini.
Sama halnya dengan Reyhan dan Alvin. Mereka ikut Randa untuk menjemput Atha di kelasnya. Padahal mah, tinggal kirim pesan saja ke Atha memintanya untuk segera ke parkiran, tetapi entah mengapa Randa memilih menjemputnya ke kelas.
Randa sesekali melihat keadaan kelas, dan melihat seorang guru tengah menuliskan beberapa angka di papan tulis.
"Bu Islah, gays. Pantesan lama," kata Randa.
"Parkiran aja sih, Ran. Ngapain coba kita di sini?" ajak Reyhan.
"Udah tanggung ke sini. Udah tungguin aja."
Kelas berada di lantai dua. Alvin duduk di anakan tangga memainkan ponselnya. Sedangkan Reyhan menatap siswa-siswi yang berlalu lalang di bawah. Kalau Randa, ia duduk memegangi kepalanya karena bosan menunggu Atha keluar.
Mereka akan langsung pergi ke sebuah wisata yang tersedia kolam renang. Untuk mengajak Atha berenang seperti yang sudah dikatakan dokter waktu itu.
Dua puluh menit akhirnya berlalu. Kelas Atha akhirnya sudah selesai. Guru matematika itu menepati janjinya hanya mengambil dua puluh menit, biasanya ia akan mengambil waktunya lebih.
KAMU SEDANG MEMBACA
Why Me? [LENGKAP]
Roman pour Adolescents"Kenapa selalu aku yang disalahkan. Kenapa semua orang membenciku. Kenapa, Tuhan!" "Kenapa aku terlahir dengan takdir yang tak pernah mendapatkan kebahagiaan. Jika Engkau membenciku maka jemput saja aku, Tuhan. Aku lelah dengan kehidupan ini." Atha...