73. Retak

81 25 0
                                    

Atha berdiri dengan tubuh yang gemetar, ia sangat mengharapkan pertolongan dari Randa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Atha berdiri dengan tubuh yang gemetar, ia sangat mengharapkan pertolongan dari Randa. Karena hanya Randa yang bisa mengendalikan teman-temannya ini. Atha tak menyangka jika teman-teman kakaknya ini akan berbuat jahat.

"Oh ya, Tha. Katanya lo lagi deket sama cewek ya?" tanya Reyhan. Namun Atha tak merespons, jangankan merespons menatapnya saja Atha tidak berani.

"Apa karena cewek itu lo jadi gak butuh si Randa hm? Apa lo pikir cewek lo itu bakalan bantuin lo buat operasi? Pikir pake otak, Tha!" kesal Reyhan.

Mendengar kata operasi, sontak Atha bertanya-tanya, siapa? Apa? Siapa yang harus operasi? Bahkan Atha tidak tahu sama sekali.

"Operasi? Siapa yang harus operasi, Bang?" tanya Atha akhirnya membuka suara.

Reyhan tersenyum meremehkan. "Ini anak kayaknya udah gak bisa ditolong lagi begonya, Sya. Kasih paham, Sya," kata Reyhan kepada Rassya.

Tak lama kemudian, terdengar suara motor yang sangat dikenali oleh semua telinga lelaki yang ada di rumah kosong ini. Mendengar suara itu, seketika Reyhan menjadi gelagapan panik dan bertanya-tanya.

"Itu suara motor si Randa bukan sih?" kata Reyhan dengan nada panik.

Rassya juga tak kalah panik, aksinya untuk menyudutkan Atha ini sudah dirahasiakan dari Randa, bahkan Randa tidak tahu tempat ini, tapi mengapa ia bisa datang?

Beberapa pertanyaan saling dilempar dari Rassya ke Reyhan. Hanya 2 orang yang terlihat santai, Devan dan Alvin, mereka tidak menunjukkan wajah panik sedikitpun.

"ANJING KALIAN SEMUA!" Randa turun dari motornya dan menghampiri Reyhan.

"Apa maksudnya lo bawa adik gue ke sini, bangsat!" Randa menarik kerah baju Reyhan sekuat mungkin.

"Ran, tenang dulu kita bisa jelasin." Rassya angkat bicara.

Namun, ia langsung mendapatkan bentakan dari Randa. Randa seperti singa yang dibangunkan oleh mangsanya yang mengeluarkan emosi tak terkira.

"Bacot lo anjing! Gue kira lo semua sahabat gue, ternyata bukan. Gue salah nilai lo berdua!" Randa dengan kasar melepaskan kerah baju Reyhan.

Lalu menatap Atha, begitu ditatap, Atha langsung menundukkan kepalanya. Ia tak berani menatap wajah amarah Randa.

Falshback!

Bagaimana Randa bisa tahu tentang ini? Pada saat Rassya dan Reyhan sedang menyudutkan Atha, Alvin memberitahu Randa tentang apa yang sedang terjadi, dan mengirimkan lokasi kejadian. Dari Alvin lah Randa tahu tentang ini semua. Bukan, bukan Alvin musuh dalam selimut, hanya saja ia masih memiliki hati kepada Atha, karena bagaimanapun juga Alvin tahu Randa sangat menyayangi Atha apapun itu yang terjadi. Alvin tahu, Randa sangat khawatir akan apa yang terjadi pada Atha.

Dan untuk Devan, ia sebenarnya terpaksa membawa Atha ke sini, karena ia dipaksa oleh Reyhan, dan sebelumnya Devan dan Alvin sudah merencanakan sesuatu. Maka dari itu, Alvin dan Devan terlihat biasa saja, ketika mendengar suara motor Randa.

Flashback!

"Ran, dengerin gue dulu," kata Rassya.

"Diem lo, Sya. Gue gak mau denger bacotan lo!" sarkas Randa.

"Cih, Randa, Randa. Apa sih untungnya lo lindungin adik orang yang jelas-jelas udah ngelunjak sama lo. Lo bisa gak sih, sekali aja, kasih pelajaran kek sama tuh anak yang emang bener pembawa sial di kehidupan lo. Lo mikir gak sih, semenjak adanya si Rizky itu, dia jadi ngelunjak sama lo, Ran. Dia cuma jadi beban doang di hidup lo. Bener apa kata nenek lo, dia itu cuma anak pembawa sial."

Bugh!

"Sekali lagi lo bilang anak pembawa sial, gue habisin lo di sini, Rey."

Randa memberikan pukulan keras di wajah Reyhan setelah Reyhan berhenti berucap. Cukup dari neneknya saja ia mendengar lontaran kata pembawa sial untuk Atha.

Atha menjadi merasa sangat bersalah menyaksikan perdebatan di hadapannya ini. Mereka bersahabat sudah sangat lama, dan kini retak karenanya.

Tiba-tiba, rasa pusing di kepala mengguncam Atha yang mengharuskan Atha terjatuh, dan langsung tak sadarkan diri tergeletak di lantai kotor.

"Atha!" Randa langsung menghampiri.

***

Di atas gedung yang pastinya tidak akan ada 1 orang pun guru yang datang, Randa serta temen-temennya berkumpul. Randa sedang menyekap Reyhan dan Rassya atas tindakan yang dilakukan kepada Atha.

"Lepasin tangan lo dari baju gue, Ran," pinta Reyhan. Yah, Randa menarik kerah seragam sekolah yang Reyhan kenakan.

"Lo emang udah bener-bener gak punya otak!" sarkas Reyhan.

BUGH!!!

"Iya. Gue emang udah gak punya otak. Kenapa? Ada masalah sama lo? Lo gak berhak ngatur hidup gue, Rey," kata Randa setelah memberikan pukulan untuk Reyhan.

"Gue gak nyangka, ternyata lo lebih milih anak sialan itu daripada persahabatan kita," ucap Reyhan.

BUGH!!!

"BANGSAT! GUE UDAH BILANG SAMA LO, JANGAN BERANI SEBUT ADIK GUE PEMBAWA SIAL!" bentak Randa kembali memberikan pukulan keras untuk Reyhan.

"GUE GAK TAKUT SAMA LO ANJING!"

BUGH!!!

Balas Reyhan. Pukulan saling dilempar oleh keduanya. Randa dan Reyhan berkelahi di hadapan 2 sahabatnya lagi, Rassya dan Alvin.

Reyhan sudah mengeluarkan darah dari sudut bibir, namun itu tak membuat Reyhan menyerah, ia terus berusaha untuk membalas Randa. Amarah keduanya memuncak ingin saling menghabisi.

"Reyhan, Randa, berhenti." Alvin melerai.

Namun, sedetik Randa dan Reyhan hanya menatap Alvin, lalu kembali berkelahi untuk saling menghabisi.

Sampai Reyhan terjatuh, dan dikunci oleh Randa sehingga Reyhan tak bisa bergerak sedikitpun.

"Kalau lo bukan temen gue, gue habisin lo, Rey," ucap Randa.

Reyhan terlihat meremehkan. Ia bahkan tidak peduli dengan kondisinya yang sedang dikunci.

"Mulai sekarang, kita udah gak temenan lagi, Ran. Jadi lo bebas kalau mau habisin gue," ucapnya.

Tangan Randa yang mengepal sudah siap dilayangkan ke wajah Reyhan.

BUGH!!!

Randa terpental karena Rassya turun tangan untuk membantu Reyhan. Rassya menendang Randa hingga terjungkal.

Namun, dengan segera ia bangkit. Dan membersihkan bajunya yang kotor dengan santai.

Randa tersenyum remeh. "Tadi gue belum siap, Sya," ucapnya. Lalu mengambil posisi untuk menyerang balik Rassya.

***

Sedang di sisi lain, Alta tengah duduk di kursi menatap wajah polos Atha yang terbaring di atas brankar. Devan yang meminta untuk Alta dispen menemani Atha. Karena Devan tahu Atha pasti akan kecewa dengannya.

"Cepet sembuh ya, ganteng. Nanti biar semesta akan jauh lebih indah kalau ada kamu di hidup aku," ucap Alta dengan menggenggam tangan Atha.

"Aku bakalan minta ke papah, buat bantuin biaya operasi kamu. Kamu pokoknya harus sembuh biar kita bisa sama-sama lagi," katanya lagi.

Alta tahu tentang Atha yang harus operasi karena ia diberitahu oleh Devan.

Kekuatan cinta begitu besar untuk Alta mencintai seorang Atharrazka yang harus berjuang dari penyakitnya. Entah apa yang membuat Alta begitu mencintai Atha, pada intinya Alta sangat takut kehilangan Atha.

Bersambung.

Why Me? [LENGKAP]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang