Jam istirahat sekolah telah tiba, suasana yang amat sangat berbeda di kelas 11 IPA 1. Atha merasakan nyaman dan aman saat ini, karena Devan tidak mengganggunya. Biasanya ia akan mengganggu Atha.
"Tumben si Devan gak ke sini, Tha?" tanya Alfian.
"Gak tahu, gak urus," jawab Atha jutek.
"Kantin, kuy. Laper gue, Tha." Alfian memegang perutnya.
"Gak deh, gak laper. Lo aja sendiri," tolak Atha. Kemudian ia kembali membuka buku pelajaran sebelumnya untuk memperdalam materi yang diberikan.
"Gak pernah asik lo mah, Tha. Oke fine, i can be alone!" Kemudian Alfiam beranjak pergi keluar kelas.
Atha tak peduli mau Alfian marah atau apapun itu. Lagipula Atha juga tak pernah peduli jika ia tidak memil seorang teman.
Seorang gadis cantik dengan rambut yang terurai ke belakang ia menghampiri Atha. Yah, dia adalah Alta.
"Atha gak ke kantin," tanya Alta duduk di kursi depan Atha.
"Gak," jawab Atha judes.
Alta yang sekarang mulai terbiasa dengan respons Atha, hanya diam menganggukan kepala saja.
"Aku boleh kan temenin kamu belajar?" pinta Alta dengan hati-hati. Karena pasalnya Atha sangat tidak suka dengan kehadiran orang jika sedang belajar.
"Hm." Hanya dehaman kecil yang Atha keluarkan. Namun itu berhasil membuat Alta bahagia.
Alta hanya memandangi Atha saja yang sedang fokus membaca-baca materi. Setiap inci wajah Atha, Alta perhatikan dengan senyum yang mengembang.
Atha kemudian menyadari hal itu, ia merasa tidak nyaman dengan tatapan Alta. Lalu, Atha memutuskan untuk pergi.
"Mau ke toilet," ucap Atha menutup bukunya.
"Ikut," celetuk Alta keceplosan.
Atha menatapnya dengan tatapan aneh kepada Alta. Sedangkan Alta, ia menutup mulutnya dan malu.
"Maksud aku .... Ee .... Enggak kok enggak jadi. Ya udah aku juga mau nyusul Jessy dulu." Karena malu Alta langsung pergi dari hadapan Atha.
Ah terdengar seperti wanita murahan sekali Alta ingin ikut ke toilet bersama Atha.
"Cewek aneh," gumam Atha.
Mood-nya untuk belajar sudah hilang. Kemudian Atha beranjak keluar untuk ke kantin menyusul Alfian.
***
Randa sedari tadi menghubungi Alvin, namun tak kunjung diterima sambungannya. Alvin benar-benar membuat Randa serta Rassya, Reyhan sangat kesal. Padahal tinggal cerita saja apa permasalahannya.
"Bangsat si Alvin!" kesal Randa membanting ponselnya di atas kasur.
"Tinggal cerita doang apa masalahnya coba? Kan dengan bercerita setidaknya beban kita tuh terbagi gitu, jadi ringan," monolog Randa menatap langit-langit kamarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Why Me? [LENGKAP]
Teen Fiction"Kenapa selalu aku yang disalahkan. Kenapa semua orang membenciku. Kenapa, Tuhan!" "Kenapa aku terlahir dengan takdir yang tak pernah mendapatkan kebahagiaan. Jika Engkau membenciku maka jemput saja aku, Tuhan. Aku lelah dengan kehidupan ini." Atha...