Not everyone has a home to live in and friends to talk to. So if there are people who vent on social media, don't judge them badly and say they are looking for attention. If you don't like it, just let it be.
Malam hari yang tidak biasanya, bell rumah di rumah Randa berbunyi ada yang menekannya. Waktu sudah menunjukkan pukul 22:45, Rizky sampai di rumah Randa untuk sekadar mengantarkan Atha.Ting! Tong!
Beberapa kali bell ditekan oleh Atha, namun tidak ada sahutan dan tidak ada orang yang keluar. Harap-harap Atha adalah yang keluar bukan Risma nenek yang masih membencinya, menganggapnya pembawa sial.
"Udah pada tidur kali, Dek. Pulang aja yuk, besok ke sini lagi," ajak Rizky yang setia duduk di atas motor.
Atha menoleh melirik Rizky. "Enggak, Kak. Kak Randa biasanya belum tidur jam segini," sahut Atha.
"Tapi buktinya? Mana tuh gak ada yang keluar bukain nih pintu gerbang?"
Baru saja Rizky menghentikan kalimatnya itu, pintu gerbang akhirnya terbuka. Seorang wanita yang Atha kenal dan Atha sayangi muncul di hadapannya.
"Atha?" tanya wanita itu yang merupakan dia adalah Arinda.
"Bunda."
"Kamu sama siapa ke sini, Sayang? Bunda khawatir loh sama kamu, kakak kamu juga tuh gak mau keluar dari kamarnya karena kamu pergi," kata Arinda.
Atha memeluk Arinda. "Maafin Atha, bunda hiks, Atha gak pergi kok, Atha sayang sama bunda, Atha juga sayang sama kak Randa," ucap Atha dalam pelukan Arinda seraya menangis.
"Udah udah jangan nangis, Atha laki-laki yang kuat gak boleh nangis. Bunda juga sayang kok sama Atha, Atha itu anak bunda." Arinda membalas pelukan Atha membuatnya nyaman.
Ekhm!
Hingga suara dehaman yang sengaja Rizky ciptakan, akhirnya Atha melepaskan pelukannya.
"Bunda .... Ini kak Ikky, kakak Atha." Atha memperkenalkan.
"Tante, saya Rizky. Kakak kandung Atha," ucap Rizky sopan.
Huft ....
Benar yang dikatakan Randa putranya, bahwa Atha akan pergi untuk selamanya dari kehidupannya, karena Atha sekarang sudah mendapatkan kebahagian yang akan diberikan dari seorang kakaknya."Atha ke sini mau pamit ya?" tanya Arinda dengan khawatir.
"Enggak, bunda. Atha tetap mau tinggal bareng bunda. Atha gak pergi ke mana-mana."
Angin malam menjadi saksi atas apa yang diucapkan Atha barusan. Arinda merasa senang sekali ketika mendengar penuturan itu, tetapi Arinda mengerti keadaan jika bukan sekarang waktunya, mungkin nanti Atha akan benar-benar pergi.
"Ah-" Tiba-tiba rasa sesak kembali menyerang Atha.
Rizky yang tahu itu penyebabnya segera menghampiri Atha, begitupun dengan Arinda yang mulai panik.
KAMU SEDANG MEMBACA
Why Me? [LENGKAP]
Teen Fiction"Kenapa selalu aku yang disalahkan. Kenapa semua orang membenciku. Kenapa, Tuhan!" "Kenapa aku terlahir dengan takdir yang tak pernah mendapatkan kebahagiaan. Jika Engkau membenciku maka jemput saja aku, Tuhan. Aku lelah dengan kehidupan ini." Atha...