Keesokan harinya ....
Di halte bus biasa Atha menunggu bus yang tujuan ke sekolahnya. Atha duduk dengan mendengarkan earphone yang dipasang di telinganya. Mengenakan hoodie berwarna cream dengan tangan yang dimasukkan ke saku hoodie tersebut, membuat suasana damai di wajah Atha.Beberapa menit kemudian, akhirnya bus yang ditunggu telah sampai. Atha segera masuk untuk berangkat sekolah. Waktu masih menunjukkan pukul 06:15, tetapi hari ini Atha berangkat lebih awal dari biasanya.
Di dalam bus itu, ia tidak kebagian tempat duduk dekat jendela. Padahal Atha lebih senang duduk di dekat jendela karena bisa menikmati pemandangan alam. Namun apa boleh buat, Atha duduk di samping seorang gadis yang tidak ia kenal, dan bahkan sepertinya beda sekolah.
Tak lama setelah Atha duduk, datang seorang kakek tua yang tidak kebagian tempat duduk. Bus ini telah penuh sehingga beberapa orang harus berdiri sampai tujuannya tiba.
Uhuk! Uhuk!
Kakek tua itu sungguh memperihatinkan, Atha tak tega melihatnya, jadi ia meminta kakek tua itu menduduki tempatnya.
"Duduk di sini ya, Kek," ucap Atha.
"Terima kasih, Nak" balas kakek tua itu.
Gadis yang sepertinya seumuran atau bahkan lebih muda dari Atha itu, takjub akan apa yang dilakukan oleh Atha. Tidak semua orang memiliki hati malaikat seperti itu, tapi Atha bisa-bisanya memberikan tempat duduknya. Ya meskipun kita harus memperioristaskan orang yang lebih tua untuk duduk, tapi ketika suasana sempit seperti ini, jarang ada yang memperhatikan tua atau muda, yang penting kita kebagian tempat duduk.
Atha yang menyadari bahwa dirinya sedang diperhatikan itu, ia menoleh menatap balik. Dan ketika ditatap balik gadis itu gelagapan dan membuang pandangannya ke arah lain.
Sampai tujuan sekolah SMA Cinta Bangsa, Atha turun dan memasuki area sekolah. Terlihat masih sepi, hanya ada beberapa orang siswi saja yang datang. Bahkan bisa dihitung dengan jari jumlahnya.
Dari kejauhan, Atha melihat seseorang yang sepertinya ia kenali. Segera Atha berlari menghampirinya.
"Tumben pagi-pagi udah datang," ucap Atha setelah sampai di belakangnya.
Dia menoleh, dan menunjukkan wajah yang masih mengantuk.
"Heum, iya," balasnya. Ah tidak biasanya.
Dia adalah Alta, datang sepagi ini adalah momen yang baru pertama kali Alta lakukan selama sekolah.
Atha merangkulnya dan mengajak jalan bersama menuju kelas. Tidak akan ada yang melihatnya karena koridor ini masih sepi, jadi Atha merasa aman tidak khawatir ada temannya yang melihat.
"Kamu masih ngantuk banget ya," tanya Alta.
Langkah mereka terhenti, Alta sepertinya tak kuat lagi menahan rasa kantuknya. Ia kemudian menyandarkan kepalanya di bahu Atha, dan detik itu juga Atha menjadi gugup.
KAMU SEDANG MEMBACA
Why Me? [LENGKAP]
Teen Fiction"Kenapa selalu aku yang disalahkan. Kenapa semua orang membenciku. Kenapa, Tuhan!" "Kenapa aku terlahir dengan takdir yang tak pernah mendapatkan kebahagiaan. Jika Engkau membenciku maka jemput saja aku, Tuhan. Aku lelah dengan kehidupan ini." Atha...