3. Hari yang Sial

790 60 5
                                    

"Buruan, Tha

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Buruan, Tha. Udah jam setengah tujuh ini," teriak Randa dari bawah.

"Bentar, Kak. Tungguin gue," sahut Atha.

Atha berjalan menuruni anak tangga dengan berlarian kecil. Ia terlalu buru-buru untuk segera menghampiri Randa yang sejak tadi memanggilnya. Jika Randa meninggalkannya untuk tidak berangkat bareng, sudah dipastikan Atha tidak akan sekolah.

"Lama banget sih kayak cewek," cibir Randa seraya memakai helmnya.

"Maaf."

Setelah Atha duduk siap di jok belakang, Randa segera berlalu dengan kecepatan di atas rata-rata menyalip mobil kanan menyalip mobil kiri.

"Kak pelan-pelan aja bawa motornya," teriak Atha. Ia mengaitkan tangannya di pinggang Randa dengan gemetaran.

"Lo pegangan aja, Tha."

Dengan kecepatan yang super cepat, akhirnya Randa sampai di area sekolah. Akan tetapi kesialan datang di waktu seperti ini.

"Pak baru telat dua menit loh," kata Randa.

Gerbang sekolah sudah ditutup karena Randa telat dua menit dari waktu masuk yang sudah ditentukan.

"Dua menit juga sama aja telat. Tunggu waktu istirahat atau pulang dan kembali lagi besok," balas pak satpam.

"Ini pasti karena gue, Kak. Gue kan pembawa si-"

"Bacot lo diem, Tha. Cocotnya tidak mencerminkan remaja islamic. Kita lewat belakang saja."

Randa memutar balikan motornya. Dan berlalu menuju gerbang sekolah yang tentu saja tidak ada penjaganya. Walaupun ada, itu pasti si Rendi ketua osis yang biasa nangkring di sana nunggu orang telat yang lewat jalan tikus.

"Motornya di sini aja emang aman, Kak?"

"Aman. Biar istirahat nanti gue pindah."

Mereka berdua masuk dengan mengendap-endap melihat kanan kiri takut ada guru bk yang biasa keliling.

"Jangan narik-narik tas gue, Tha.

"Maaf."

Baru saja beberapa langkah Randa dan Atha berhasil masuk dan hendak ke kelas, suara teriakan yang sudah mereka kenali masuk indera pendengarannya.

"Hey kalian!" teriaknya.

"Anjir sial lagi gue." Randa mendumel.

"Randa, Atha. Kenapa kalian lewat belakang? Memangnya di depan gak ada gerbang?" tanyanya yang merupakan itu adalah guru bk.

"Kalau di depan dibolehin masuk, kita juga gak lewat sini, Pak," celetuk Randa.

"Yang sopan sama guru, Kak," ucap Atha di telinga Randa.

"Kenapa kalian bisa telat? Pasti kalian semalam begadang main game online," tuduhnya.

"Ya Allah, Pak. Kita telat bukan karena itu, kita telat karena kesiangan doang." Randa mengelak.

Why Me? [LENGKAP]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang