Atha sudah sangat bosan duduk di kursi mendengar obrolan kakak kelasnya ini. Mereka membicarakan tentang pertandingan basket nanti, apalah Atha yang bukan merupakan timnya tetapi dipaksa ikut untuk bergabung.
"Turnamen basket kan bentar lagi, sekitaran dua minggu lagi sih, nah jadi kita harus maksimalkan latihan kita," ujar Randa.
"Iya sih, Ran. Gue juga tahu, tapi bentar lagi juga kan kita akan menghadapi ujian sekolah, ujian tes masuk kuliah juga. Gak bisa lah kalau sepekan empat kali latihan," protes Rassya.
"Nah bener tuh kata Bang Rassya. Kalian harus belajar juga jangan cuma mikirin main basket," celetuk Atha menyetujui perkataan Rassya. Tentu saja beberapa pasang mata menatap Atha.
"Tuh! Adik lo aja ngerti," kata Rassya memecahkan keheningan. Atha yang reflek mengatakan itu, diam terpaku menyesali perbuatan dan perkataannya.
"Lo diem aja, Tha! Gak usah ikutan ngomong," ucap Randa sinis.
"Maaf, Kak. Gue reflek," jawab Atha.
"Lo juga kan punya keinginan buat masuk kuliah ke universitas dan fakultas impian lo. Lo harus belajar," kata Rassya.
"Iya sih, Ran. Gue juga setuju sama Rassya," sahut Reyhan.
"Kita kurangin aja deh, Ran. Sepekan kita latihan cukup dua kali, gimana?" saran Alvin sebagai wakil kapten basket.
"Gak tahu deh gue bingung. Pusing." Randa memijat keningnya. "Ya udah deh nanti gue ngomong sama Coach Juniar dulu ya," ucapnya.
"Oke," balas Alvin.
"Gue cabut deh. Gue mau ke rumah sakit temenin bunda," pamit Randa.
"Ya udah. Lo hati-hati, semoga bunda lo cepet sembuh ya," kata Reyhan.
"Ayok, Tha!"
Atha bangkit dari duduknya dan mengikuti langkah Randa keluar dari cafe ini.
***
Randa membawa Atha sekarang ke rumah sakit. Untuk menemani bundanya yang dirawat di Bramasta Hospital.
"Lo jangan sampe ketemu kakak lo ya! Gue khawatir sama lo," ucap Randa yang suaranya terdengar samar-samar.
"Gak kedengaran, Kak. Gak usah ngobrol, fokus aja bawa motor," balas Atha tepat di telinga Randa.
Dengan memakan waktu 45 menit jarak dari cafe tadi ke Bramasta Hospital, Randa sampai di are parkir. Atha turun dan melepaskan helmnya.
"Lo ngomong apa tadi, Kak?" tanya Atha.
"Lo jangan ketemu lagi sama kakak lo, Tha. Dia gak suka sama kehadiran lo," balas Randa.
Atha menggelengkan kepala. "Enggak, Kak. Kak Ikky ngomong kayak gitu karena kak Ikky belum tahu kalau gue adiknya." Atha membangkang.
"Jadi lo mau tetap berusaha buat kakak lo itu biar kenalin lo sebagai Atharrazka Handy?" tanya Randa menatap serius wajah Atha.
KAMU SEDANG MEMBACA
Why Me? [LENGKAP]
Teen Fiction"Kenapa selalu aku yang disalahkan. Kenapa semua orang membenciku. Kenapa, Tuhan!" "Kenapa aku terlahir dengan takdir yang tak pernah mendapatkan kebahagiaan. Jika Engkau membenciku maka jemput saja aku, Tuhan. Aku lelah dengan kehidupan ini." Atha...