Pagi hari di rumah kediaman Rassya Atha bangun dari tidurnya. Semalam ia tidur di samping Rassya, dan ketika bangun, Atha tidak mendapati kehadiran Rassya.
Atha mendudukkan dirinya di atas ranjang, mengucek matanya membiarkan cahaya pagi masuk ke indera penglihatannya dan mengumpulkan nyawanya sebelum beranjak.
"Mandi, Tha. Sekolah," ucap Rassya yang baru saja masuk dengan bermodalkan handuk yang melilit pinggangnya.
"Bang ...," ucap Atha.
Rassya mengambil seragam sekolahnya di lemari, seketika Atha berlonjak ketika Rassya hendak membuka handuknya.
"Bang, nanti dulu," ucap Atha.
Rassya menoleh menatap Atha. "Kenapa lo?" tanyanya.
"Bentar, Bang. Gue keluar dulu." Atha beranjak turun dari ranjang.
"Cih, pakai celana gue nya juga, Tha. Ya kali gue mau bugil di depan lo," cibir Rassya.
"Mandi lo, nanti sekolah berangkat bareng gue aja. Kalau seragam tenang aja kayaknya masih muat kalau dipakai lo seragam gue waktu kelas 11," perintah Rassya seraya bersiap mengenakan seragamnya.
"Iya, Bang. Makasih." Setelah berucap Atha pun keluar.
Di sisi lain tepatnya di rumah Randa, ia kini telah dibebaskan oleh Risma, dengan alasan harus sekolah.
"Jangan sesekali kamu ketemu sama anak sialan itu lagi. Nenek gak suka," ucap Risma.
"Nek, kenapa sih Nenek selalu bilang kalau Atha itu anak pembawa sial. Atha itu bukan pembawa sial, Nek." Randa menatap lekat wajah Risma.
"Randa, buka mata kamu. Apa selama ini kamu tidak pernah sadar, kalau semua kejadian dalam keluarga ini itu diakibatkan oleh anak sialan itu. Ayah kamu meninggal juga karena anak itu, apa kamu belum puas dengan kejadian yang sudah menimpa keluarga ini," balas Risma dengan penuh penekanan.
"Terserah Nenek mau ngomong apa. Nenek aja yang gak pernah membuka mata nenek untuk melihat sisi baik Atha, Nenek selalu mencari kesalahan Atha, tidak pernah mencari kebenarannya. Apa Nenek lupa, waktu Bunda dirawat di rumah sakit, itu yang nyiapin semua makanan adalah Atha, Nek. Semua yang membereskan rumah adalah Atha," ujar Randa.
Saat ini mereka sedang berada di sebuah meja makan. Perdebatan antara cucu dan nenek itu disaksikan oleh Arinda dan Delisha. Delisha memang sudah mengetahui bahwa Risma membenci Atha, tapi ia kira itu semua sudah berubah, ternyata belum dan masih sama.
"Randa, Mamah, cukup. Capek denger kalian ribut. Udah cukup. Randa kamu berangkat sekolah sekarang," perintah Arinda. Arinda sudah jengah karena terlalu sering mendengar keributan mereka berdua.
***
Jam 08.30 di sekolah SMA Cinta Bangsa, Atha sedang mengikuti pembelajaran pertama di kelasnya. Ia duduk bersama Alfian yang sedang sibuk mencatat berbagai macam rumus di papan tulis ke dalam bukunya. Sedangkan Atha, ia dari tadi tidak fokus dengan pelajaran, entah apa yang sedang dipikirkan oleh Atha.
KAMU SEDANG MEMBACA
Why Me? [LENGKAP]
Teen Fiction"Kenapa selalu aku yang disalahkan. Kenapa semua orang membenciku. Kenapa, Tuhan!" "Kenapa aku terlahir dengan takdir yang tak pernah mendapatkan kebahagiaan. Jika Engkau membenciku maka jemput saja aku, Tuhan. Aku lelah dengan kehidupan ini." Atha...