24. Bayangan Magis

1.1K 253 4
                                    

Selamat Membaca 
Bonus ilustrasi Arya Bhanu saat zaman Majapahit

Gimana Arya Bhanu menurut kalian? 😁. Ilustrasi ini buatan dr mbak Vita yang aku biasanya panggil mbak Pipi. Kalian juga bisa cek ig aku ya @sidsaft biar kita bisa temenan juga. Terima kasih.

***
Sejujurnya Anggita masih ragu, mungkin lebih pada rasa rendah diri. Dia sama sekali tidak pernah bergelut di dunia modeling apalagi hobi selfie dan semacamnya. Bisa dikatagorikan, Anggita terlalu anti dengan kamera. Foto-foto di galeri ponselnya saja, bisa dihitung dengan jari. Oleh karena itu, menjadi model pengganti seperti ini, sama sekali tidak pernah terpikirkan bahkan mungkin akan menjadi yang pertama dan terakhir kalinya.

Selesai dipoles dengan make up yang tidak terlalu bold itu, Anggita melihat dirinya di pantulan cermin. Ia tidak sedang memuji wajahnya sendiri, melainkan ia seakan melihat sosok lain dalam dirinya. Sekelebatan bayangan tiba-tiba saja muncul, membuatnya terperanjat hingga hampir berdiri. Lalu Anggita memegang tengkuknya dan mengusapnya perlahan, kala hawa dingin tiba-tiba saja ia rasakan.

Anggita menyisir pandangannya dan hanya ada tiga orang di sini selain dirinya; penata rias, bagian wardrobe dan penata rambut. Namun, ketiga orang tersebut fokus menyiapkan busana dan si penata rias sedang sibuk membersihkan alat make up-nya.

Mungkin ini hanya perasaannya saja, mengingat ini pertama kali baginya melakukan pemotretan dan langsung mengenakan pakaian tradisional ala zaman Majapahit.

"Mbak Gita, ini ganti baju sekarang ya, setelah itu baru di tata rambutnya dan pakai mahkota," ucap bagian wardrobe sembari menyerahkan pakaian dengan model kemben dan bawahan bermotif batik gringsing pada Anggita.

Anggita hanya tersenyum kaku saat menerima pakaian tersebut. "Oh iya, makasih." Setelah mengucapkannya, Anggita segera menuju ke kamar mandi umum, dan berganti pakaian. Anehnya, ia merasa tidak kesulitan mengenakan pakaian tersebut, seolah segalanya sudah menjadi hal yang biasa baginya. Anggita sempat merapikan rambutnya dulu, namun mendadak bayangan-bayangan itu muncul lagi, membuatnya sedikit limbung ke belakang.

Anggita mengerjapkan matanya perlahan saat rasa panas begitu menyengat hingga membuatnya ingin menangis. Dalam penglihatannya yang mendadak itu, Anggita melihat dua orang—laki-laki dan perempuan yang berdiri sambil berhadapan dan di belakangnya terdapat taman burung.

Belum sempat Anggita menghela napas, penglihatan lainnya muncul, kali ini ia melihat pasangan yang sepertinya sama, sedang berada di sebuah goa, entah melakukan apa, tapi sosok laki-laki kali ini terlihat jelas. Membuat kakinya mundur dua langkah, dan hampir menabrak dinding. Anggita menggeleng perlahan seraya mengapus peluh yang ada di dahinya.

Arya Bhanu ... pekiknya dalam hati.

Ia tidak mungkin salah melihat. Sosok Arya Bhanu tampak jelas dalam balutan pakaian zaman Majapahit, meski tidak sama dengan pakaian yang dikenakan laki-laki itu saat pertama kali ditemukan olehnya yang terlihat seperti pakaian berperang.

TRIBHUANA TUNGGADEWI (Kemelut Takhta dan Cinta) - COMPLETEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang