30. Seleksi

1.1K 222 4
                                    


Selamat Membaca😊

***

Kelima gadis yang terpilih sedang menunjukkan bakat dan keahlian mereka di hadapan Gayatri dan kedua putrinya. Mereka diuji dengan bela diri, penggunaan senjata seperti keris, pedang dan anak panah. Decak kagum terus saja keluar dari bibir mungil Dyah Wiyat yang memang terang-terangan memuji keahlian Magani. Gadis itu tidak pernah meleset sama sekali terutama dalam ngembat watang. Dan, Dyah Wiyat sama sekali tidak sabar untuk segera saja memutuskan dan memilih Magani sebagai emban pribadinya.

Saat ujian seleksi terakhir akan dilaksanakan, kedatangan seorang emban yang tengah berbincang dengan lirih pada Gayatri membuat kegiatan tersebut dihentikan untuk sesaat. Gayatri terlihat mengangguk dan seperti memberikan perintah pada emban tersebut. Beberapa detik kemudian, emban tersebut datang dengan seorang prajurit bertubuh tegap nan gagah. Tatapan matanya yang tajam—membuat kerutan di tengah dahinya tampak sangat jelas, sehingga membuat yang melihatnya seakan segan pada pria tersebut. Pria itu berjalan tanpa ragu apalagi takut. Ia segera menunduk hormat dengan kedua tangan yang menangkup di atas kepala. Suaranya yang berat, semakin menambah kegagahan laki-laki itu.

"Hamba Gajah Mada menghadap Gusti Ibunda Putri, Gusti Putri Tribhuana dan Gusti Putri Rajadewi," ucapnya.

Gayatri mengangguk perlahan dengan bibir yang tersungging ke atas. "Selamat datang, Gajah Mada. Terima kasih sudah memenuhi panggilanku untuk melihat proses seleksi emban khusus untuk para putri."

"Terima kasih pada Gusti Ibunda Putri yang memberikan kehormatan pada saya," jawab Gajah Mada masih dengan tertunduk hormat.

Di tempatnya berdiri, Magani bahkan terlihat berbinar cerah ketika melihat kedatangan Gajah Mada—seseorang yang dikenalnya. Rasa rindu pada kakak seperguruannya itu, membuat Magani ingin melangkahkan kaki dan berbicara, namun, tentu saja tidak bisa saat ini dilakukannya, sehingga mau tidak mau, Magani harus menahan dirinya.

"Duduklah Gajah Mada, kita akan memasuki proses ujian yang terakhir." Tangan Gayatri terangkat dengan anggun, mempersilakan Gajah Mada untuk menempati bangkunya yang berada di bawah Gayatri dan kedua putrinya. Setelah mengucapkan terima kasih pada Gayatri, Gajah Mada yang sudah mendaratkan tubuhnya di atas bangku kayu itu, melihat ke arah kelima gadis yang menanti ujian terakhirnya. Mendapat senyum tipis Magani ke arahnya, Gajah Mada hanya menggeleng perlahan.

"Ujian terakhir adalah memperhatikan keamanan dan kenyamanan para Putri Raja dalam hal makanan yang disajikan. Makanan di istana selalu disiapkan oleh emban dapur yang berwenang dan sudah mengetahui apa yang disukai Raja dan sentanaraja, khususnya juga Putri Raja. Tiap-tiap kalian akan diberikan makanan dan harus dipilih untuk diberikan pada kedua Putri. Nanti, kedua Putri lah yang akan menentukan mana makanan yang akan dipilih." Setelah kepala emban istana memberikan penjelasan mengenai peraturan ujian terakhir, beberapa emban pun masuk dengan membawa tampah-tampah dari rotan dengan aneka makanan dari makanan berat dan ringan. Makanan berat antara lainnya; nasi tumpeng, nasi putih, dan umbi rebus. Sedang untuk lauknya terdapat; babi guling, ayam bakar, ikan yang dibungkus daun pisang, burung dara yang dipanggang. Untuk buah dan camilan terdapat; buah pisang, mangga, nangka, kue lepet ketan, pisang kukus yang dibungkus daun pisang yang dibalut dengan tepung dari singkong yang dihancurkan, dan beberapa kue yang lain. Beraneka makanan tersebut tentu saja menggugah selera bagi yang melihat. Namun, tidak berarti makanan-makanan tersebut bisa dinikmati oleh kedua Putri.

Kelima gadis pun maju ke hadapan kepala emban istana, dan melihat-lihat dengan pandangan seperti menimbang-nimbang, mana yang sesuai untuk kedua putri. Magani yang juga ikut berdiri, masih belum mengambil satu makanan pun. Sesekali ia melihat ke arah kedua putri lalu melihat ke arah makanan yang tersaji di atas meja. Setiap gadis yang mengikuti seleksi tahap akhir ini, diwajibkan hanya mengambil makanan untuk kedua putri dan diperbolehkan lebih dari satu. Jika peserta lain memilih tiga sampai empat makanan, Magani hanya mengambil dua makanan; yakni babi guling dan kue lepet ketan.

TRIBHUANA TUNGGADEWI (Kemelut Takhta dan Cinta) - COMPLETEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang