45. Maharaja Pralaya

988 202 11
                                    

Selamat membaca

***

Setelah tragedi pemberontakan Ra Kuti, Prabu Jayanegara berbenah baik dalam infrastruktur dan pemerintahan. Jayanegara mengangkat Arya Bhanu sebagai pengawal pribadinya, berkat jasa-jasanya dalam menyelamatkan kedaton Majapahit dan sentanaraja. Sedang Gajah Mada, atas permintaan Gayatri, menjadi Patih di Kahuripan, mendampingi Tribhuana yang ditunjuk sebagai Bhre Kahuripan (dalam pemahamanku, Bhre ini adalah perwakilan raja di suatu tempat/wilayah, mungkin bila saat ini bisa diasumsikan sebagai kepala daerah; Kahuripan sendiri saat ini adalah wilayah sekitaran Sidoarjo dan Krian), sedang Dyah Wiyat, ditunjuk sebagai Bhre di Daha (Wilayah Daha saat ini adalah daerah Kediri).

Baik Tribhuana dan Dyah Wiyat yang sudah kembali ke kotaraja setelah masa pelarian, sungguh tidak menyangka, bahwa di usia mereka yang masih delapan belas tahunan itu, ditetapkan untuk memimpin sebuah kerajaan bawahan Majapahit. Di masa mendiang ayahanda mereka dulunya, wilayah Kahuripan misalnya akan diberikan pada calon penerus takhta yang bergelar Yuwaraja seperti saat Jayanegara muda dulu. Di antara dua Sekar Kedaton, Tribhuana lah yang paling terkejut dengan keputusan ini. Dia hanya terus menunduk sembari mendengarkan para Pandita dan Biksu memberikan doa untuk kejayaan Majapait.

Di tempatnya yang sedang duduk di sebelah Jayanegara, Gayatri memperhatikan kedua putrinya. Kahuripan dan Daha. Dua wilayah kerajaan bawahan Majapahit ini akan menjadi tempat keduanya untuk menyiapkan diri dan menempa mereka dalam hal kepemimpinan, sebelum takhta yang sesungguhnya direngkuh salah satunya. Gayatri sudah membukakan lebar jalan untuk kedua putrinya, dan setelah ini, dia akan melihat sejauh mana keduanya berkembang dan melatih kepribadian mereka, termasuk dalam menyikapi masalah hati.

Arya Bhanu dan Ra Tanca, entah Gayatri harus bersyukur atau justru sedih dengan keadaan ini. Karena nyatanya, kedua laki-laki dengan kemampuan berbeda tapi sama-sama memberikan kontribusi untuk Majapahit itu, mampu merajai hati kedua putrinya. Di tempat dan posisinya saat ini, Gayatri hanya akan terus memantau dan mengendalikan keadaan, sebelum dia meninggalkan keduniawian dan sebelum takhta kembali pada trah Rajasa murni.

***

Diikuti oleh Danastri, Tribhuana berjalan-jalan mengelilingi pusat-pusat daerah Kahuripan. Meninggalkan pakaian kebesarannya, Tribhuana hanya memakai pakaian selayaknya gadis biasa dari rakyatnya. Kahuripan dan kotaraja memang tidak jauh berbeda. Setiap desa-desa yang berada di sekitar pusat kota kerajaan Kahuripan, dilalui kanal-kanal. Di Majapahit pun sama. Selain itu, tatanan sosial pun tak jauh berbeda. Setiap desa akan memiliki Pandita atau Biksu yang akan menjadi pemuka agama terkadang sekaligus pemimpin desa. Masyarakatnya kebanyakan berprofesi sebagai petani, pedagang atau pengrajin.

Tribhuana mengedarkan pandangannya. Ada perasaan aneh yang menyelusup dalam relung hatinya, sesuatu yang lebih besar—yang belum pernah dibayangkannya sebelum ini. Saat berjalan, seorang gadis kecil dengan berpakaian sutra yang indah menabraknya. Kalung yang menguntai lehernya itu berpijar indah dengan hiasan batu permata. Gadis kecil yang menabraknya tampak enggan meminta maaf, justru malah menatapnya sengit. Lalu di belakang gadis kecil itu, terlihat dua orang anak; laki-laki dan perempuan—dengan pakaian lusuh yang berlari ke arahnya.

"Nona Chaya, mohon kembalikan golek kayu itu pada Asha." Suara anak laki-laki itu terdengar bukan seperti meminta tapi lebih pada gertakan. Tribhuana hanya menyaksikan ketiganya, menikmati pemandangan yang jarang dilihatnya selama di Kedaton.

"Tidak mau!" tolak gadis kecil sembari menjauhkan golek kayu yang berada di tangannya.

"Nona Chaya, saya mohon, itu punya saya satu-satunya, yang dibuatkan oleh—"

"Tidak mau! Kenapa Kakang Bhanu malah membuatkan untukmu! Kamu hanya anak seorang emban di rumahku! Tidak pantas menerima pemberian Kakang Bhanu yang sama dari golongan sepertiku!"

TRIBHUANA TUNGGADEWI (Kemelut Takhta dan Cinta) - COMPLETEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang