Esktra Part Spesial

1.4K 136 33
                                    


Esktra Part ini, aku buat spesial karena cerita ini akhirnya mencapai views 50k.

Masih kecil memang, tapi ini adalah cerita pertamaku yang mendapat view puluhan ribu

Selamat membaca ....

*** 

Dia kira setelah orang tuanya mengganti namanya, keberuntungan akan mengikutinya. Memang fisiknya semakin kuat, tidak ringkih dan sakit-sakitan seperti saat dia kecil dulu. Kata orang-orang zaman dulu, kalau anak kecil sakit-sakitan, harus ganti nama. Karena itu pula, nama Binendra hanya dipakai sampai usianya tujuh tahun, sebab setelahnya namanya berganti menjadi Bejo. Anehnya pula, sejak dia berganti nama, beberapa hal diluar nalar sering terjadi padanya. Bukan lantas dia bisa melihat hantu dan semacamnya, dia hanya bisa melihat warna dari orang-orang yang ditemuinya. Sesuatu hal yang baru yang kadang hal itu bisa tiba-tiba muncul.

Pernah dia tanyakan pada ibu dan ayahnya, kata mereka itu anugerah dan keberuntungan atas namanya yang baru. Hidupnya pun terasa lebih menyenangkan. Tubuhnya semakin sehat dan jarang merepotkan kedua orang tuanya karena sakitnya. Namun, keberuntungannya hanya sampai di usia 13 tahun, karena setelah itu keluarganya tak lagi utuh.Ayahnya lebih dulu tiada, hingga ibunya lah yang harus bekerja keras untuk hidup mereka sebagai buruh pabrik. Dia tidak mampu menamatkan pendidikannya hingga menengah atas dan hanya bisa mengejar kelulusan dengan paket C. Keadaan ibunya semakin tak membaik hingga akhirnya menghela napas terakhirnya, dan meninggalkannya sebatang kara di dunia ini.

Hidupnya terasa makin sunyi dan sepi. Jika teman-teman lainnya memiliki ambisi dalam hidupnya untuk melakukan sesuatu yang ditunjukkan pada dunianya, Mas Be tidak merasakannya. Apa dunianya? Dia sendiri tidak tahu. Sebab kesehariannya hanya berpusat pada; kerja, pulang dan tidur. Saudara kedua orang tuanya tentu saja ada, tapi dia pun tidak terlalu dekat. Kekasih? Ah ... seperti apa rasanya jatuh cinta, dia pun tidak tahu. Hanya bisa menilai secara fisik bahwa gadis itu menarik dan cantik, tapi tidak mampu menggetarkan hatinya.

Mas Be mulai merasa bosan dengan dirinya dan hidupnya yang gini-gini aja. Saat itu dia hanya iseng mendengarkan radio setelah pulang bekerja sembari merebahkan tubuhnya, melepas penat dan lelahnya. Matanya hampir saja terpejam, tetapi urung saat suara penyiar terdengar. Kadang seseorang merasa kesepian itu bukan karena tidak memiliki kekasih, tapi dia tidak tahu apa yang diinginkannya, tidak tahu apa yang ingin dicapainya, karena untuk apa hidupnya penuh ambisi jika dunianya saja hilang.

Dia segera terlonjak dari tidurnya. Duduk tegap dan menatap pada ponselnya yang sedang memutar siaran radio dari aplikasi streaming. Kalimat itu menggugahnya. Untuk pertama kalinya dia merasa seseorang memahaminya, padahal tidak pernah bertemu dan saling kenal. Sejak saat itu, program siaran itu menjadi favoritnya, termasuk sang penyiar. Dia hanya menjadi pengagum rahasia dari jauh. Setiap ada kabar baru di media sosial penyiar itu, jemarinya akan segera menekan gambar hati. Itu saja cukup baginya. Dan sejak saat itu, dia lebih bersemangat menjalani hidupnya, termasuk mencoba memulai sesuatu yang baru dengan belajar membuat masakannya sendiri.

"Mas Be!" tepukan di bahunya menyadarkannya dari lamunan masa lalu. Mas Be menoleh dan menemukan Usmanda yang datang bersama putranya yang berpipi gembul. Tampak lucu dan menggemaskan. Tanpa sopan santun, Usmanda melongok pada ponsel Mas Be yang menampilkan foto Anggita saat sedang siaran. "Ck! Ck! Kata anak muda zaman sekarang, Mas Be ini nggak cuma bulol tapi juga bucat!"

"Hah?!" Mas Be hanya menganga, tak memahami maksud ucapan Usmanda.

"Iya, bulol dan bucat! Duh, Bibul Sayang, yang anteng dulu, ya, Daddy mau syiar ke Om-Om galau." Usmanda menaruh putranya di high chair yang tersedia di dalam kafe tersebut. Setelah nyaman dengan duduknya, Usmanda segera berceloteh. "Apa sih yang bikin Mas Be sebucin itu sama Anggita? Perasaan Anggita tuh galak, cantik juga nggak cantik-cantik amat, udah mau kepala tiga juga, udah tuwir, masih kinyis-kinyis itu anak juragan sayur Si Wulan."

TRIBHUANA TUNGGADEWI (Kemelut Takhta dan Cinta) - COMPLETEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang