RASKA-09

41 34 7
                                    

"Tapi kak.. "

Gadis itu tengah menangis sekarang, melihat itu membuat ani geram dan memukulnya keras. Di sudut kamar Dika menatap gadis yang ia sukai, ia tampak senang melihat Ana menangis walau dia mencintainya. Gadis itu menangis kesakitan saat mendapat pukulan dari Ani, teman dekat Dika.

"Kamu tetep cantik walau nangis na" Dika mendekati Ana yang telah siap di dan dani oleh Ani.

"Akting se perfect mungkin Ka" Ani menepuk pundak Dika, Senyuman lelaki berkaca mata itu terukir di sana.

"Gue keluar dulu! "

Langkah Ani menuju keluar, ia merasa puas sekarang. Senyumnya sangat jelas di sana. Hatinya begitu licik, sangat licik. Dia tak henti henti nya menyakiti saudari kembarnya itu.

Dika menatap gadis di depannya ini. Entah mengapa ia mencintai gadis ini dari dahulu, "Lo tau gue suka sama lo? "

Ana hanya terdiam dan masih menangis, membuat Dika geram dan menangkat kasar wajah Ana dan membuat gadis itu merasa kesakitan sekarang.

"Heh, lo denger gak gue ngomong bangsat?! "

Tampak raut ketakutan dari gadis di depannya ini membuat Dika tertawa pelan, "Bisa bisanya Raska milih cewe bego kayak lo"

Walau Dika juga mencintai gadis ini tapi ia tak mau menunjukkan nya sedetikpun, ia mendekatkan wajahnya membuat gadis itu mendorong Dika kasar.

"Jangan gila kamu"

Dika yang terkena dorongan itu membuatnya emosi setengah mati dan membalas nya dengan dorongan keras dan alhasil tubuh gadis itu terpental ke ranjang, tubuh Dika sengaja ia naikan tepat di tubuh gadis itu. Posisi ini membuat Ana menangis dan berusaha mendorong lelaki ini tetapi jujur saja tenaganya tak terlalu mampu untuk itu. Ia hanya menangis saat ini. Dika membuka kaos polosnya saat ini dan mencium kasar bibir tipis gadis ini.

Namun di luar kamar ini Raga dan Raska sedang mengamati tiap kamar sewaan ini.

"Dika bilang ini kamarnya Ras"

Raga menunjuk kamar bernomor 34 ini, tanpa lama lagi Raska membuka pintu kamar ini dengan tak sabar ingin mengetahui apakah yang Dika katakan benar, saat tepat membukanya Raska melotot jelas saat melihat gadis yang ia cintai tengah berada dengan sahabatnya saat ini. Tepaat saat melihat mereka sedang bercumbu jelas.

Ia melangkah mendekat dan sedikit mendorong tubuh Dika agar menjauh dari tubuh Ana yang sudah ia tindihi. Raska membuka jaketnya dan memakaikan ke tubuh gadis yang sudah memeluknya sekarang. "Ras-kaa.. "

Namun tatapan Raska sangat berbeda sekarang, tak seperti Raska yang biasanya hangat. Dika yang sudah ia dorong itu hanya tersenyum miring.

"Yah kecewa, ceweknya murahan ya?"

Jujur saja busana gadis ini begitu terbuka tadi membuat Raga yang barusan melihatnya saja terpesona sekejap dan segera menggeleng gelengkan agar sadar.

"Bahkan kita bisa nikmatin sama sama ska, jangan bego" ucapan gila dari bibir Dika membuat Raska menatapnya serius, tak ada tatapan tenang darinya hari ini. Ia menggendong gadis yang ia cintai ini. Tampak gadis itu sangat ketakutan sekarang. Ia mengelus punggung gadis ini agar terdiam dari tangisannya. Saat langkahnya ingin keluar dari kamar tersebut langkahnya di tahan oleh Dika.

Lelaki berkaca mata itu tampak meremehkan Raska.

"Dan ketidak sengajaan lo mutusin persahabatan kita gitu aja demi cewek murah semacam ini ras? "

Hal itu membuat Raska angkat bicara, "Lo yang udah mulai dan gak usah lo tanya karena apa. Gue gak pernah putusin persahabatan kita dari dulu tapi tingkah lo yang buat lo ngucap itu sendirian, dan sadar lo salah, cewek yang lo jadiin mainan ini cewek yang gue suka untuk pertama kalinya. Otak lo dimana ka, gue gak nyangka lo bakalan gini."

Dika menonjok wajah Raska membuat wajah lelaki itu menyamping karena efek tonjokan itu. Hidungnya berdarah karena hal ini.

"Lo munafik ras, gue gak suka. Punya apa lo?, bahkan buat nyaingin gue lo gak ada apa apanya anjing"

Ucapan Dika membuat Raska menahan emosi setengah mati, "Jangan lupa lo punya adek gadis Ka, lo gak bisa seenaknya memperlakukan cewek kayak gini"

Raska berlalu pergi sambil menggendong Ana yang sudah gemetar sekarang, Raska merasakan getaran dari tubuh gadis yang ia cintai ini. Ia menangis tanpa suara sekarang.

"Gila lo ka, yang bener aja dia itu cewek yang Raska suka! "

Raga Berceloteh di sana membuat Dika memutar bola matanya malas.

"Dan cewek yang gue suka! "

Raga menepuk pundak Dika pelan, "Dulu persahabatan kita gk gini ka, sikap lo jangan gini. Biar kita bisa tetep nyatu sampe kapanpun, jangan pentingin ego lo sendiri dong"

Namun, Dika menepis tangan Raga kasar dari pundaknya, "Mati aja lo dari pada banyak bacot"

•••

Raska membawa Ana ke rumahnya, ia sampai bingung jika harus langsung membawa gadis ini ke rumah nya sendiri, pasti Noe bukannya merawat Ana tetapi malah menyakitinya kembali.

"Eh siapa ini nak? " Bi Tara terkejut saat melihat gadis yang sudah Raska gendong dan bawa ke kamarnya. Gadis itu sudah di letakkan di ranjang rapi milik Raska.

"Ana bi" bi Tara melototkan matanya, lelaki muda di sampingnya ini sudah banyak bercerita tentang Ana, jadi nama Ana tak lagi asing di telinganya. Gadis ini sudah tertidur dengan mata yang terpejam cantik. Selimut yang sudah mencapai dada itu berhasil membuatnya nyaman.

"Gantiin baju dia ya bi, sama baju mama aja dulu" Raska yang memilih terduduk di dekat gadis itu mengelus pipi milik gadis ini, lipstik gadis ini sudah berantakan karena mungkin telah di cumbu dengan kasar oleh Dika tadi, jaket milik Raska masih setia berada di tubuh gadis ini, memandang wajah cantik gadis ini membuatnya merasa bersalah karena tak berhasil melindunginya.

Bi Tara melangkah keluar dan segera mengambil baju yang berada di kamar milik Tiara, mama dari Raska.

Gadis rambut ini berantakan, pipinya kesat akibat menangis, "Maaf"

"Aku bingung na harus gimana, bahkan dia sahabat aku tapi kamu gadis yang aku sukai juga" Raska mencium punggung tangan milik gadis ini. Tak lama bi Tara datang membawa setelan baju mewah milik TIARA.

Raska melepaskan genggaman tangannya dan melangkah keluar karena bi Tara aku mengganti baju milik Ana. "Buat Ana secantik mungkin bi"

RASKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang